1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Keragaman Hayati di Bonn Berakhir

30 Mei 2008

Konferensi Keanekaragaman Hayati yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bonn, Jerman berakhir Jumat kemarin (30/05). Perhatian juga ditujukan kepada perjuangan melawan pembajakan sumber daya hayati.

https://p.dw.com/p/EA3g
Meski Menteri Lingkungan Jerman Sigmar Gabriel mengatakan puas dengan hasil Konferensi Keragaman Hayati PBB di Bonn, banyak pihak yang skeptis dengan hasil pertemuan dua pekan itu.
Meski Menteri Lingkungan Jerman Sigmar Gabriel mengatakan puas dengan hasil Konferensi Keragaman Hayati PBB di Bonn, banyak pihak yang skeptis dengan hasil pertemuan dua pekan itu.Foto: AP

Selama 16 tahun Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Keragaman Hayati terkatung-katung. Sekarang semua pihak didesak untuk mencapai sasaran yang sudah ditargetkan, yaitu untuk memperlambat punahnya sejumlah jenis tumbuhan dan satwa secara drastis hingga tahun 2010. Meski harapan yang sangat besar disandarkan pada konferensi di kota Bonn, semua pihak tidak mengharapkan hasil yang nyata dari konferensi itu.

Namun konferensi keragaman hayati yang Jumat kemarin (30/05) di Bonn selesai digelar mencapai beberapa hal. Misalnya, menentukan kriteria pemilihan wilayah laut yang dilindungi. Salah satu prakarsa yang digagas Jerman mengenai perlindungan hutan yang lebih baik, mendapatkan banyak dukungan. Negara-negara berkembang di masa depan dapat berharap menerima kompensasi finansial dari perusahaan negara barat yang menggunakan sumber daya alam untuk produknya.

Tuan rumah Konferensi Keragaman Hayati, Menteri Lingkungan Jerman Sigmar Gabriel mengatakan, "Ini bukan merupakan akhir. Sebaliknya, kerja kita dimulai hari Senin depan. Tentu saja masih sedikit yang dapat dikerjakan daripada yang harus dilakukan, tergantung dari masalahnya. Tapi jika sebuah kesepakatan dicapai oleh 191 negara, langkah kecil namun penting sangat diperlukan. Hal yang menentukan adalah langkah-langkah itu menuju ke arah yang benar. Untuk itu kami lebih baik melangkah sedikit demi sedikit ke tujuan berikutnya, yaitu tahun 2010. Kami yakin dapat mencapainya. Yang penting adalah, kami berjalan bersama dan menuju ke arah yang sama.“

Dalam dua tahun ini sebelum pertemuan berikutnya di Nagoya, Jepang, sebuah perjanjian dengan ikatan hukum mengenai pembajakan sumber daya hayati akan digarap hingga taraf siap ditandatangani. Jumlah wilayah suaka alam juga akan terus ditingkatkan. Namun masih belum disepakati mengenai kompensasi finansial perusahaan besar kepada negara yang sumber daya hayatinya digunakan perusahaan itu. Para aktivis lingkungan melontarkan kritik terhadap hasil konferensi di Bonn.

Stefan Krug dari Greenpeace adalah salah seorang yang kritis terhadap Konferensi Keragaman Hayati PBB. Dikatakannya, "Saya paham, negara tuan rumah berupaya untuk mencari perhatian. Tapi jika melihat neracanya yang datar, harus dikatakan bahwa konferensi ini tidak mencapai keberhasilan. Tempo yang berjalan di konferensi ini jauh tertinggal dengan kecepatan yang dihasilkan oleh kerusakan yang saat ini terlihat. Dapat dilihat, banyak yang dibicarakan. Tapi ketika membicarakan uang banyak, negara-negara kaya itu menunjukkan sikap yang menyedihkan.”

Satu-satunya hal yang cukup menggembirakan datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel. Sebagai upaya perlindungan hutan yang lebih baik, Jerman menyediakan dana bantuan ratusan juta Euro. Dan negara-negara anggota perhimpunan G8 harus mengikuti jejak Jerman. Dari sisi Jerman sebagai tuan rumah, masyarakat internasional sudah memulai langkah untuk melestarikan keragaman hayati. Namun masih belum dapat diketahui apakah kecepatannya sudah tepat. (ls)