1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi bencana PBB / TNI di Aceh / Airbus A380

19 Januari 2005

Konferensi bencana PBB di Kobe, permainan TNI di Aceh dan peresmian Airbus A380 menjadi tema sorotan harian-harian di Eropa.

https://p.dw.com/p/CPPX
Masjid kosong di Aceh
Masjid kosong di AcehFoto: AP

Dampak dari tsunami dan bagaimana caranya untuk melindungi manusia terhadap bencana alam, itulah tema yang dibahas dalam konferensi PBB di Kobe, Jepang.

Harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung berkomentar dalam KTT PBB itu dengan mudah akan tercapai kesepakatan.....

KTT PBB tentang perlindungan terhadap bencana harus sukses. Sebab gempa laut dahsyat di Asia Selatan secara drastis menunjukkan betapa buruk dan tidak memadainya tindakan perlindungan. Dunia masih tercekam karena peristiwa yang mengerikan itu. Karena itu di Kobe, Jepang , para delegasi dari lebih 150 negara hendaknya dengan mudah dapat menyepakati tindakan dan langkah yang efektif. Siapa yang mau dituduh bertengkar tentang kompetensi dan keuangan , padahal telah jatuih lebih 160 ribu korban jiwa , dan terjadi kehancuran senilai milyaran dollar. Dilihat dari segi itu, pemilihan waktu untuk KTT PBB di Kobe sangat tepat.

Tema berikut: Ulasan harian Kölner Stadtanzeiger tentang permainan mencurigakan TNI di Aceh...

PBB melarang personelnya menggunakan jalan dari Medan ke Lhokseumawe di Aceh utara dengan alasan, di selatan kota itu di lahan Exxon yang setiap tahunnya menghasilkan 1,2 milyar dollar AS dengan produksi gas buminya , terjadi tembak menembak antara TNI dan GAM. Namun sebaliknya GAM menyatakan, mereka senang dengan keberadaan orang asing yang membantu. GAM sebenarnya tidak punya alasan untuk menyerang para relawan asing , meski TNI mengatakan sebaliknya. Kini batas waktu 26 Maret 2005 bagi penarikan semua pasukan asing hanya dijadikan sebagai ancang-ancang bagi TNI. Upaya mengusir secepat mungkin orang asing yang tidak disukai dari Aceh juga punya aspek ekonomi. TNI di Aceh tidak hanya terlibat dalam perdagangan dengan kayu hasil penebangan ilegal . TNI juga memiliki perkebunan ganja di pegunungan Aceh.

Peresmian pesawat super jumbojet Airbus A 380.

Di waktu belakangan pesawat-pesawat perusahaan milik konsorsium negara-negara Eropa, yakni Perancis, Jerman, Inggris, dan Spanyol, semakin mendominasi pesawat-pesawat komersial yang banyak digunakan perusahaan penerbangan dunia. Hari Selasa (18/1) di Toulouse , Perancis, Airbus A 380 sebagai karya terbaru kerjasama Eropa, diresmikan dalam sebuah upacara gemerlap dihadiri oleh pimpinan keempat negara produsen , yakni kanselir Jerman Gerhard Schröder, Presiden Perancis Jacques Chirac, PM Inggris Tony Blair dan PM Spanyol José Luis Zapatero.

Harian Spanyol El Periodico tentang peresmian pesawat baru Airbus A380 menulis...

Konsorsium Airbus Eropa berhasil menandingi saingannya pesawat berbadan lebar Boeing keluaran Amerika Serikat. Pembangunan Airbus A380 yang baru membuktikan bahwa target kerjasama Eropa tidak hanya terbatas pada peluncuran mata uang tunggal bersama Euro. Di bidang teknologi juga telah dicoba kemungkinan kerjasama pada tingkat paling tinggi. Airbus A380 merupakan hasilnya yang pertama. Yang akan disusul dengan yang lainnya. Hendaknya trend ini dipertahankan dan dilanjutkan.

Namun harian Jerman Leipziger Volkszeitung skeptis menanggapi proyek bersama Eropa Airbus A380. Kami kutip komentarnya...

Gigantisme atau genialitas – apa sebenarnya yang hendak dipresentasikan oleh perusahaan pesawat Eropa Airbus di Toulouse kepada masyarakat dunia? Airbus memang menginspirasikan impian banyak orang sejak zamannya Leonardo da Vinci, Otto Lilienthal dan Wright bersaudara, yakni keinginan untuk bisa terbang, yang namun tidak jarang ternyata menjadi mimpi buruk. Kalkulasinya mudah saja. Airbus harus menjual 250 pesawat supaya proyek A380 itu dapat menghasilkan keuntungan. Sementara ini baru ada pemesanan untuk 149 pesawat. Terlepas dari keuntungan prestise proyek bersama Eropa itu harus mencatat keuntungan ekonomi. Untuk itu dibutuhkan 101 pemesanan lagi.