1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aids konferensi

5 Agustus 2008

Informasi, upaya pencegahan dan akses pada perawatan - itulah fokus Konferensi Aids Sedunia yang digelar di Meksiko-City.

https://p.dw.com/p/EqLq
Di banyak negara, Aids masih merupakan stigmaFoto: AP

33 juta orang positif mengidap virus HI dan vaksin untuk mencegah penyebaran HIV belum ditemukan. Paling tidak, cara-cara pengobatan yang ada sudah sedikit berkembang, tapi hanya bagi mereka yang mampu membayarnya. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon menyatakan, sebagian besar negara masih jauh dari target untuk menyediakan perawatan bagi semua pasien Aids sampai tahun 2010.

"Penanganan Virus HI dan Aids membutuhkan pendanaan jangka panjang yang berkesinambungan. Harapan hidup manusia makin lama dan jumlah orang yang membutuhkan perawatan bertambah, jadi anggaran yang dibutuhkan pun lebih besar."

Ban Ki-Moon juga terharu mendengarkan cerita Keren Dunaway-Gonzalez asal Honduras yang berusia 13 tahun. Ia mengidap viurs HI sejak lahir:

"Kami, anak-anak yang mengidap virus HI hadir di sini, umur kami terus bertambah, begitu juga dengan harapan dan cita-cita kami. Saya ingin menjadi penyanyi. Kami ingin menikah dan membentuk keluarga baru. Tapi itu hanya dapat kami capai bila kami mendapat perawatan dan obat-obatan, bila ada sekolah yang menerima kami sebagai siswa sehingga kami dapat hidup tanpa kekerasan, stigma dan diskriminasi."

Di Amerika Latin, kemiskinan dan migrasi para buruh menyebabkan dampak penyebaran HIV makin terasa. Robin Landis dari Program Pangan Dunia membenarkan hal ini:

"Kekurangan gizi menyebabkan penyakit ini merambah lebih cepat. Harga bahan pangan yang tinggi menyebabkan banyak orang menghentikan rawat jalannya, mereka harus memilih, memerangi penyakit infeksinya atau membeli makanan. Ada yang begitu putus asa, sampai-sampai mereka menjual obat mereka untuk membeli bahan pangan bagi keluarganya. Orang yang harus berjuang untuk bertahan hidup lebih rentan terhadap HIV karena mereka siap melakukan apapun, misalnya menjual diri untuk mendapat makan."

Di negara tuan rumah Konfereni Aids Sedunia, pencegahan Aids kerap terbentur masalah. Misalnya, larangan Gereja Katolik untuk membagi-bagikan kondom yang menjadi masalah bagi pemeluk agama Katolik. Di desa-desa penduduk pribumi virus HI menyebar dengan cepat karena penduduk yang buta huruf atau tak menguasai bahasa Spanyol tak mengerti informasi di selebaran mengenai Aids. Masalah lainnya muncul karena banyak laki-laki dewasa mencari kerja di Amerika Serikat, kata Felina Santiago Valdivieso:

"Saat kembali ke desa , mereka membawa penyakit itu dan menularkannya pada istri mereka. Dan karena sudah menikah, para istri tak dapat mendesak pasangannya untuk memakai kondom. Bagi para lelaki yang macho, ini adalah pertanda kecurigaan yang mendalam. Membahas soal seksualitas adalah hal yang tabu dan tradisi melarang mereka untuk mencari informasi di luar."

Motto Konferensi Aids Sedunia di Meksiko-City mengajak semua pihak untuk segera bertindak. Konferensi ini bukan pertemuan para petinggi dan menteri, tapi para pakar dan aktivis Aids dari seluruh dunia. Diharapkan, pertukaran informasi dan hasil riset di antara peserta membantu agar HIV/Aids tidak menjadi musibah kemanusiaan yang terlupakan. (zer)