1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusuhan Inggris Ledakan Kesenjangan Sosial

10 Agustus 2011

Kerusuhan di Inggris meluas dengan cepat. Polisi dan kalangan politik sempat terkejut dengan rangkaian aksi kekerasan dan terlambat bereaksi.

https://p.dw.com/p/12E7n
Foto: dapd

Harian Perancis Le Figaro menulis:

Kerusuhan di kawasan miskin di sebagian kota London bisa terjadi di setiap kota besar lain di Eropa. Ini adalah semacam jawaban terhadap aksi kerusuhan yang pernah merebak di kawasan kumuh Perancis enam tahun lalu. Ketika itu, model integrasi di Perancis dikritik berbagai pihak. Pemicu kerusuhan dalam kedua peristiwa itu sama. Kesalahan polisi membuat sekelompok masyarakat merasa diperlakukan secara tidak adil. Sebelumnya memang sudah menumpuk rasa kecewa dan marah, yang muncul pada kelompok yang merasa tersisihkan. Situasi seperti ini ada di Inggris dan di tempat lain. Kawasan miskin di sekitar kota-kota besar adalah lahan subur bagi ledakan sosial, terutama di masa krisis dengan tingkat pengangguran tinggi dan langkah penghematan ketat. Ini bukan kejutan. Apa yang terjadi di Tottenham, dan cepatnya penyebaran aksi kekerasan menunjukkan, bagaimana sebuah insiden kecil bisa meluas dan mengancam kehidupan masyarakat modern.

Harian Perancis lainnya, Ouest France berkomentar:

Peristiwa kekerasan selama beberapa malam terakhir terjadi bersamaan dengan langkah penghematan yang spektakuler. Langkah ini diputuskan pemerintahan Cameron pada awal tahun dan membebani pelayanan publik, terutama sektor tunjangan sosial. Inilah kelompok masyarakat yang mengalami pengangguran, kemiskinan dan marginalisasi sosial. Kelompok inilah yang dulu terlibat rangkaian aksi perlawanan selama pemerintahan Thatcher. Bedanya, dulu masih ada gerakan politik yang mendukung aksinya. Sekarang, yang terjadi adalah teriakan penuh kemarahan. Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Perancis tahun 2005.

Harian Spanyol El Mundo menilai, pemerintah Inggris harus mengubah politiknya. Harian ini menulis:

Kerusuhan di Inggris dimulai dari kawasan-kawasan kumuh. Ini artinya, di kawasan semacam itu memang terpendam konflik sosial. Pengangguran, tidak adanya perspektif bagi masa depan dan kesenjangan sosial membentuk bom waktu, yang sekarang meledak. Latar belakang ini bisa menjelaskan mengapa kerusuhan itu terjadi, namun sama sekali tidak bisa membenarkan tindakan seperti itu. Gambar-gambar penuh kekerasan dan aksi penjarahan tidak mengingatkan pada aksi protes dengan tuntutan sosial, melainkan pada tindakan kriminal. Pemerintah Inggris harus mengubah politiknya dan lebih memperhatikan situasi kelompok masyarakat yang tersisihkan. Namun Inggris tidak boleh tunduk pada tindakan perusakan. Perdana Menteri David Cameron tidak bertanggung jawab untuk situasi ini, sebab ia baru saja memerintah selama 15 bulan.

Harian Austria die Presse menulis:

Yang bergerak di jalan-jalan di London bukan generasi warga yang marah, melainkan sekelompok konsumen anarkis. Mereka mencari petualangan dalam perang kecil dengan polisi yang kewalahan. Orang-orang ini tidak berpikir tentang politik dan masa depan. Karena itu, terlalu mudah untuk menjadikan pengangguran sebagai alasan kerusuhan. Pengangguran bukan alasan untuk membakar rumah tetangga. Jika warga Spanyol dan Portugal bereaksi seperti itu ketika mengalami pengangguran, seluruh kawasannya sudah terbakar.

Hendra Pasuhuk/dpa/afp
Editor: Vidi Legowo-Zipperer