1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TravelEropa

Naik Kereta Legendaris Orient Express

4 Oktober 2020

Sambil menunggu pandemi berlalu, tidak ada salahnya membayangkan berkeliling Eropa dengan kereta mewah bergaya klasik a la Orient Express.

https://p.dw.com/p/3jH8f
Euromaxx | Venice Simplon Orient Express
Suasana di dalam kereta Venice Simplon Orient ExpressFoto: DW

Tepat pada 4 Oktober 1883, kereta mewah legendaris Orient Express memulai perjalanan perdananya. Saat itu kereta ini melayani rute dari Paris, Prancis, terus ke arah tenggara, menyusuri bagian tengah benua Eropa, hingga Konstantinopel (kini dikenal dengan nama Istanbul, Turki). 

Awalnya dikenal sebagai kereta mewah untuk mengakomodasi keperluan kaum berpunya, supaya mereka bisa bepergian dengan penuh gaya. Pada masa itu, kereta ini berhenti di kota-kota cantik macam München, Wina, Bukares dan Budapest. 

Pada awal-awal pengoperasiannya, penumpang harus menaiki kapal ferry, menyeberangi Laut Hitam, untuk bisa sampai di Kostantinopel. Namun mulai dari tahun 1889, penumpang bisa menikmati perjalanan dengan kereta tanpa interupsi.

Membeli kemewahan

Orient Express dikembangkan oleh seorang pengusaha asal Belgia yang bernama Georges Nagelmackers. Perusahaan miliknya yang bernama lumayan panjang, yaitu La Compagnie Internationale des Wagons-Lits et des Grands Express Européens, melengkapi kereta itu dengan gerbong untuk tidur, restoran, ruangan untuk merokok dan ruang duduk khusus perempuan. 

Interiornya aduhai. Lantainya berbalut karpet dengan motif oriental, tirai-tirai dari beludru menggantung elegan, kursi-kursinya juga dilapisi kulit yang lembut yang didatangkan dari Spanyol. Makanan? Sudah pasti yang terlezat. 

Staf Orient Express menunggu keberangkatan kereta
Staf Orient Express menunggu kereta berangkat, foto diambil di Stasiun Victoria, London, pada tahun 2007.Foto: picture-alliance/dpa

Kemewahan dan kenyamanan ini menjadi daya tarik Orient Express di mata kaum elit di Eropa, termasuk para bangsawan. Orient Express lantas mencapai puncak kejayaan di tahun 1920 hingga 1930-an.

Kereta ini juga menginspirasi penulis seperti Graham Greene yang menuliskan cerita berjudul Stamboul Train, dan tentunya Agatha Christie dengan novel detektif berjudul Murder on the Orient Express, yang juga ikut melegenda.

Sayangnya, pengoperasian kereta ini sempat terhenti akibat Perang Dunia I dan II. Pada tahun 1947, setelah PD II usai, Orient Express kembali beroperasi namun kembali terhenti pada tahun 1977 akibat terus-menerus berkurangnya jumlah penumpang.

Nostalgia para turis

Namun kenangan akan kereta klasik ini kembali dihidupkan dengan beroperasinya Venice Simplon Orient Express yang melayani rute Venesia hingga London.

Gerbong-gerbongnya, baik eksterior maupun interior, dirancang dengan nuansa romantisme murni untuk membangkitkan kerinduan akan perjalanan pada masa lalu. Hingga kini masih banyak juga peminatnya.

Penumpang kereta Orient Express
Para penumpang berpakaian abad lampau di atas kereta Orient Express di sebuah festival di Budapes, Hongaria, tahun 2010.Foto: Peter Kohalmi/AFP/Getty Images

Berbeda dengan para jetset di masa lampau, penumpang kereta Venica Simplon Orient Express saat ini umumnya para turis yang memang bertujuan ingin ikut merasakan pengalaman naik kereta itu.

“Sebuah perjalanan ke masa lampau, yang di televisi terlihat sangat mewah. Kami merayakan ulang tahun ke-70 suami saya dengan cara ini,” ucap Patricia Jones, seorang turis asal Inggris kepada DW Euromaxx. Beberapa dari mereka juga terinspirasi cerita-cerita masa lalu dari kakek-neneknya pada masa kejayaan kereta ini.

Agak berisik, tapi asyik

Rute kereta Venice Simplon Orient Express mulai dari Venesia di utara Italia, melalui Swiss, lanjut ke Prancis hingga ke London di Inggris.  Di gerbong ini terdapat kabin-kabin seperti pada zaman dahulu, tempat para penumpang dapat dengan rileks merebahkan badan dan membiarkan penat menjauh. Tersedia juga bak cuci supaya penumpang dapat menyegarkan diri. 

Tahun 2018 terdapat tambahan gerbong super mewah yang menyerupai kamar hotel, lengkap dengan tempat tidur, sofa dan bahkan kamar mandi tersendiri. Interiornya masih konsisten menerapkan gaya tahun 1920-an.

Di luar kereta, para penumpang dimanjakan dengan pemandangan spektakuler mulai dari gunung-gunung terjal di selatan Eropa, hingga ke area perkebunan, dan pedesaan. Di dalam kereta, perut mereka dimanjakan dengan hidangan lezat yang dimasak oleh koki terbaik. Tiap menu makanan terdiri dari tiga macam hidangan yang dihidangkan di atas perangkat makan cantik.

Karena kereta ini adalah kereta asli yang direnovasi, suasana di dalam kereta akan terdengar sedikit bising. Alih-alih merasa keberatan, para penumpang justru mengatakan bahwa ini adalah bagian dari pengalaman yang tidak terlupakan.

ae/vlz (Euromaxx, Britannica, bahnreisen.de)