1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keponakan Khamenei Ditangkap Setelah Mengkritik Rezim Iran

28 November 2022

Farideh Moradkhani, yang merupakan keponakan pemimpin tertinggi Iran, menyebut pemerintah sebagai "rezim kejam dan pembunuh anak". Dia juga menyatakan dukungan atas protes anti-pemerintah yang sedang berlangsung.

https://p.dw.com/p/4KAB1
Aksi protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini
Foto: SalamPix/ABACA/picture alliance

Pihak berwenang Iran dilaporkan telah menangkap Farideh Moradkhani, yang merupakan keponakan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Hal itu diutarakan oleh kakak laki-laki dari Farideh, Mahmoud Moradkhani, yang menulis di Twitter bahwa saudara perempuannya telah ditangkap pada Rabu (23/11) ketika dipanggil oleh kantor kejaksaan di Teheran.

Farideh Moradkhani adalah seorang insinyur dan aktivis HAM terkenal. Dia telah menjadi kritikus yang vokal atas tindakan keras pemerintah terhadap protes anti-pemerintah di Iran.

Iran telah mengalami kerusuhan selama berminggu-minggu sejak kematian wanita muda Kurdi Jina Mahsa Amini dalam tahanan polisi.

Menurut LSM Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia, setidaknya 416 orang, termasuk 51 anak-anak, telah tewas dalam tindakan keras Iran selama protes yang dipicu kematian Amini pada bulan September lalu itu.

Yang diketahui terkait penangkapan

Farideh Moradkhani sejatinya telah ditangkap awal tahun ini oleh Kementerian Intelijen Iran, namun kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Kantor berita aktivis HRANA mengatakan Moradkhani sekarang ditahan di penjara keamanan Evin Teheran.

Menurut HRANA, penangkapan Farideh pada Rabu (23/11) lalu itu adalah untuk menjalani hukuman 15 tahun yang sudah ada, meski tuduhan terhadapnya belum jelas.

Mahmoud Moradkhani kemudian mengunggah video di media sosial di mana saudara perempuannya  menyebut kepemimpinan ulama Iran sebagai "rezim pembunuh dan pembunuh anak."

Apa yang dikatakan Farideh dalam video tersebut?

"Wahai orang-orang bebas, bersama kami mari beri tahu pemerintah untuk berhenti mendukung rezim pembunuh dan pembunuh anak ini," kata Farideh dalam video tersebut.

"Rezim ini tidak setia pada prinsip agama mana pun dan mereka tidak mengenal aturan apa pun kecuali kekuatan dan mempertahankan kekuasaan," tambahnya.

Farideh juga menyerukan agar "semua negara bebas dan demokratis untuk memanggil perwakilan mereka dari Iran sebagai isyarat simbolis, dan mengusir perwakilan rezim brutal ini dari negara mereka."

Dia mengatakan sanksi yang dijatuhkan pada Teheran "menggelikan" dan bahwa Iran telah ditinggalkan "sendirian" oleh dunia.

Farideh Moradkhani adalah putri mendiang Ali Moradkhani Arangeh, seorang tokoh oposisi terkemuka dan ulama Syiah yang menikah dengan saudara perempuan Khamenei.

Adik Khamenei, Badri, berselisih dengan keluarganya pada 1980-an dan melarikan diri ke Irak selama perang Iran-Irak.

bh/gtp (AFP, Reuters)