1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKenya

Kenya Pilih Presiden Baru, Dua Kandidat Bersaing Ketat

9 Agustus 2022

Kenya melaksanakan pemilihan presiden, dengan dua kandidat utama yang bersaing ketat. Sementara banyak warga berjuang menghadapi lonjakan harga pangan, negara masih terjerat korupsi yang mengakar.

https://p.dw.com/p/4FIiG
Pemilih menanti di depan tempat pemungutan suara di Nairobi
Pemilih menanti di depan tempat pemungutan suara di NairobiFoto: Monicah Mwangi/REUTERS

Presiden Uhuru Kenyatta telah mencapai akhir dari batas dua masa jabatannya, dan Kenya melaksanakan pemilihan seorang presiden baru, hari Selasa (9/8). Dua kandidat utama bersaing untuk menggantikannya. William Ruto, 55 tahun, telah menjadi wakil Uhuru Kenyatta selama sembilan tahun terakhir, meskipun kedua orang itu berselisih. Raila Odinga, 77 tahun, adalah politisi veteran yang sudah empat kali maju tapi gagal. Namun kali ini dia mendapat dukungan dari Kenyatta.

Menurut daftar pemilih dari komisi pemilihan umum, masih banyak anak muda yang belum terdaftar untuk memilih. Banyak yang mengatakan mereka frustrasi dengan melebarnya ketidaksetaraan dan sistem politik yang selalu didominasi oleh kelompok elit lama.

"Kalau melihat kehidupan saat ini, biaya hidup benar-benar naik, jadi kami skeptis bahwa siapa pun yang terpilih akan membuat perbedaan. Hidup ini sangat keras,” kata Job Simiyu, seorang tukang ojek.

Para pemilih terlihat mulai memberikan suara mereka, tak lama setelah pembukaan tempat pemungutan suara pada pukul 6 pagi waktu setempat. Seluruhnya ada 22,1 juta pemilih terdaftar. Kenya adalah negara dengan perenomian terkuat di Afrika timur.

Wakil Presiden William Rutto
Wakil Presiden William RuttoFoto: Simon Maina/AFP

Masalah sosial, korupsi dan kekerasan etnis

Kenya adalah salah satu negara yang cukup stabil di wilayah yang selalu bergejolak. Di sini banyak perusahaan multinasional membuka kantornya. Pemilu Kenya selalu mendapat sorotan internasional. Tapi di Kenya sendiri, banyak pengamat yang skeptis.

"Tampaknya ada suasana apatis. Jumlah pemilih mungkin tidak setinggi yang seharusnya, karena kekecewaan," kata Macharia Munene, profesor hubungan internasional di United States International University Africa di Nairobi.

Presiden Uhuru Kenyatta memang berhasil membangun infrastruktur – tetapi sebagian besar didanai oleh pinjaman luar negeri yang akan membebani penerusnya. Dia juga kelihatan menyerah terhadap korupsi, dan pernah mengatakan tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengatasinya. Sementara saat ini, kenaikan harga pangan dan harga bahan bakar membebani masyarakat.

Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang ketegangan etnis. Kelompok etnis terbesar, Kikuyu, selama ini mendominasi panggung politik. Tiga dari empat presiden Kenya selama ini bersal dari etnis Kikuyu. Tapi kali ini, tidak ada calon presiden dari etnis Kikuyu, dan kedua kandidat utama mengambil tokoh poloitik etnis Kikuyu sebagai wakilnya.

Raila Oding
Raila Odinga, pernah empat kali maju dan kalah, kali ini akan berhasil?Foto: James Wakibia/Zuma/picture alliance

Persaingan ketat

William Ruto berasal dari komunitas Kalenjin, yang berbasis di Lembah Rift. Sementara Raila Odinga berasal dari etnis Luo yang berpusat di Kenya barat. Selama kampanye, William Ruto telah berusaha memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan kaum miskin Kenya. Dia berjanji meluncurkan bantuan sosial dan program kredit murah bagi usaha kecil. "Ini tentang menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda," katanya pada rapat umum terakhirnya di Nairobi akhir pekan lalu.

Raila Odinga, yang telah gagal dalam empat pemilihan sebelumnya, berjanji untuk mengatasi korupsi dan berdamai dengan lawan politiknya setelah pemilihan. Pemilu 2007 dan 2017 memang dirusak oleh kekerasan setelah perselisihan tentang dugaan kecurangan. "Saya akan menjabat tangan saingan saya, dan membayar harga politik jika saya harus melakukannya," tegas Raila Odinga dalam rapat umum terakhirnya.

Empat jajak pendapat terakhir yang diterbitkan minggu lalu, menempatkan Raila Odinga di posisi terdepan dengan selisih enam hingga delapan poin. Tetapi William Ruto telah menolaknya, dan menuding sebagai survei palsu yang dirancang untuk mempengaruhi pemilih.

Untuk menghindari pemilu putaran kedua, seorang calon presiden membutuhkan perolehan lebih dari 50 persen suara dan setidaknya 25 persen suara yang diberikan di setengah dari 47 kabupaten di Kenya. Hasil sementara akan mulai mengalir pada Selasa malam, tetapi pengumuman resmi akan memakan waktu berhari-hari.

hp/as (rtr, afp, ap)