1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kenaikan harga minyak; Uang Kuliah di Jerman

4 Agustus 2004

Kenaikan harga minyak mentah semakin menjadi-jadi . Presiden OPEC, Purnomo Yusgiantoro mengakui, harga minyak sudah mencapai harga yang sangat tinggi saat ini. Komentar dan tanggapan atas kenaikan harga minyak merupakan tema sorotan dalam Sari Pers Deutsche Welle selain itu kami ketengahkan komentar dan reaksi atas munculnya sinyalemen bahwa perguruan tinggi dan universitas di Jerman akan memungut uang kuliah dari para mahasiswa.

https://p.dw.com/p/CPRN
Harga minyak mentah naik - harga bensin naik
Harga minyak mentah naik - harga bensin naikFoto: dpa

Diperkirakan harga minyak mentah dengan mudah dapat mencapai harga sekitar 45 sampai 50 dollar per barrel.

Kami kutip komentar surat kabar Jerman Frankfurter Rundschau:

Harga minyak mentah bisa naik lagi. Namun itu bukanlah alasan untuk menjadi panik. Harga minyak saat ini masih jauh di bawah tingkat rekor pada akhir tahun 70-an. Situasi ketika itu, paling tidak , juga membawa dampak positif. Sebab memaksa para konsumen maupun industri untuk menghemat pemakaian minyak. Mungkin saja perkembangan terbaru ini memberi dorongan baru untuk proses penghematan itu. Tidak masuk akal, bila para pengendara kendaraan bermotor dan para manajer industri tidak punya resep yang ampuh untuk menghadapi kenaikan harga minyak.

Harian Italia La Repubblica menanggapi kenaikan harga minyak sebagai krisis mental di pasaran minyak.

Dari logika penawaran dan permintaan kenaikan harga minyak mentah sebesar 40 persen dalam waktu satu tahun, tidak dapat dipahami sepenuhnya. Memang pasaran minyak bertendensi spekulatif, resah karena kekhawatiran keamanan dan ancaman serangan teroris, dan senantiasa berada di tepi jurang krisis mental. Dari terorisme sampai kampanye pemilihan presiden di AS, dari Irak sampai ke pertumbuhan ekonomi di Cina, situasi itu membuat orang mengkhawatirkan terjadinya musibah. Guncangan baru di pasaran minyak dunia bukanlah hal yang mustahil.

Surat kabar Perancis La Tribune bahkan menganggap mungkin harga minyak mencapai 50 dollar per barrel. Kami kutip komentarnya:

Sejak beberapa bulan ramalan kenaikan harga minyak mentah sampai 50 dollar per barrel , tidak lagi dianggap absurd. Dewasa ini kemungkinannya semakin besar. Juga kenaikan harga minyak sekitar 35 persen sejak awal tahun ini, tidak dapat diramalkan oleh siapa pun. Dan tindakan bersama negara-negara OPEC serta negara industri terkemuka G-8, ternyata terlalu lemah untuk meredam kecenderungan yang sangat mengkhawatirkan itu. Harga 50 dollar per barrel pasti akan datang. Itu hanya soal waktu.

Perguruan tinggi dan universitas di Jerman hendak memungut uang kuliah dari para mahasiswa. Berbeda dengan di banyak negara Eropa lainnya, selama ini di Jerman dilarang pemungutan uang kuliah. Namun kini, beberapa pemerintahan negara bagian , terutama negara bagian yang dipimpin partai-partai konservatif, hendak memberlakukan pemungutan uang kuliah , dan mengajukan gugatan kepada mahkamah konstitusi dengan tuntutan agar soal pendidikan tetap merupakan wewenang pemerintah negara bagian, dan larangan pemungutan uang kuliah dicabut.

Harian Stuttgarter Nachrichten kritis menanggapi sengketa mengenai uang kuliah:

Bukankah studi PISA- Programme for International Student Assessment - studi mengenai prestasi belajar – menunjukkan, bahwa di sekolah perbedaan sosial lebih dikukuhkan ketimbang dinetralisir. Karenanya , akan berakibat sangat buruk, apabila perkembangan itu dilanjutkan di universitas. Juga dalam hal studi hendaknya ada keadilan. Memang benar, uang kuliah dapat menjadi pendorong semangat belajar. Namun hendaknya, janganlah anak-anak yang berbakat tidak mendapat kesempatan belajar. Selama ini baik pihak yang pro mau pun yang kontra uang kuliah, juga tidak punya resep yang ampuh.

Harian Kölner Stadt-Anzeiger mengenai perdebatan tentang uang kuliah mencatat:

Negara hendaknya dapat menjamin bahwa uang kuliah digunakan sesuai tujuannya, jadi seluruhnya disalurkan ke universitas-universitas. Itu adil. Sebab, banyak yang mengkhawatirkan, uang kuliah dipakai untuk menutupi defisit negara. Kalau uang kuliah dipakai untuk memperbaiki kondisi dan fasilitas belajar , maka akan memicu persaingan yang sehat antar perguruan tinggi, yang menguntungkan kedua pihak, baik bagi mahasiswa maupun bagi universitasnya.

Komentar Lübecker Nachrichten tentang uang kuliah:

Bagi Partai Sosial Demokrat SPD , studi gratis merupakan salah satu sukses dalam perjuangannya untuk keadilan sosial. Sementara partai-partai konservatif dan Partai Liberal FDP hendak mengucilkan anak-anak dari kalangan bawah dari universitas. Pendidikan hendak dijadikan masalah uang, demikian kritik kaum sosial demokrat. Namun itu tidak benar. Kalau untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu selama ini disediakan Bafög, yaitu sejenis beasiswa , hendaknya juga dimungkinkan pemberian kredit untuk studi, yang dapat dibayar kembali kelak. Itu kiranya lebih bermanfaat untuk membawa angin baru ke dunia perguruan tinggi dan universitas. Sebab kalau dipungut bayaran, orang juga mengharapkan imbalannya. Kalau mahasiswa dijadikan konsumen , ia juga akan menuntut pelayanan yang menjadi haknya.

Meski pun untuk menghadapi persaingan internasional , diperlukan investasi di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, surat kabar Sächsische Zeitung berpandangan berbeda. Harian ini berkomentar:

Memasuki dunia kerja dengan beban utang, bukanlah daya tarik untuk meningkatkan kuota mahasiswa. Keinginan dan gairah belajar itulah yang penting, mengingat Jerman harus mengimpor para pakar komputer dari luar negeri.