1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kemenangan Obama

5 November 2008

Kemenangan itu umumnya dinilai akan membawa perubahan, terutama memulihkan citra AS.

https://p.dw.com/p/Fo98
Reaksi di Cina atas kemenangan ObamaFoto: AP

Menanggapi kemenangan Barack Obama dalam pemilu di AS, harian Italia CORRIERE DELLA SERA yang terbit di Milano memberikan tanggapan sbb:

"Barack Obama, yang pada awal kampanyenya, dipuji sebagai 'Kennedy baru', dan melampaui garis 'finish' ibaratnya dengan mengenakan kaos bertuliskan 'Roosevelt hitam', merupakan orang yang dapat menyelamatkan Amerika dari keambrukan. Dia bahkan dapat menarik dunia keuangan ke pihaknya. Mungkin ini mengherankan karena dia justru hendak memberikan lebih banyak kekuasaan kepada serikat kerja dan mengendalikan lalulintas perdagangan bebas. Tetapi pada dasarnya politik Roosevelt di tahun 30-an menggunakan banyak waktu untuk menciptakan lapangan kerja dan itu sekaligus memulihkan bursa. Kebingungan akibat krisis, Amerika sekarang ini haus akan perasaan aman. Amerika ingin melihat ada jalan keluar. Itu sudah ditawarkan dengan tepat waktu oleh Obama, sementara John McCain harus mengubah strategi kampanyenya dalam pemilu."

Harian liberal kiri Spanyol EL PAIS yang terbit di Madrid, menilai kemenangan Obama merupakan peristiwa revolusioner:

"Makna dari fakta bahwa AS untuk pertama kali dalam sejarahnya memilih seorang presiden berkulit hitam, harus dipuji. Kemenangan Obama tidak terduga dan revolusioner. Penilaian itu tidak berlebihan, mengingat, bahwa setengah abad yang lalu di beberapa negara bagian AS, warga kulit hitam masih harus bangun dan mempersilahkan warga kulit putih duduk, bila menumpang bus. Kemenangan besar Obama atas John McCain dan banyaknya jumlah pemilih, menunjukkan juga keberhasilannya menarik kelompok independen, konservatif dan kulit putih. Masa kepresidenan George W Bush yang buruk, menunjukkan bahwa AS membutuhkan pembaruan."

Sedangkan harian konservatif Inggris, THE DAILY TELEGRAPH menulis, 'Obama dapat memperbaiki citra AS'. Selanjutnya dapat dibaca:

"Obama dielukan sebagai presiden pertama berkulit hitam. Darah campurannya itulah kunci dari kepribadiannya. Dia tidak mengidentifikasi diri lewat ras kebangsaan yang pasti menemui jalan buntu, melainkan menekankan nilai-nilai yang mempersatukan semua warga Amerika tanpa memandang asal-usulnya. Sebagai presiden AS ke-44, Obama dapat memperbaiki citra Amerika di dalam negeri dan juga di dunia. Itu merupakan perubahan terpenting yang dapat dilakukannya."

Demikian pula harian KURIER yang terbit di Wina, Austria, dalam terbitan Rabu (05/11) kemarin menulis bahwa AS kini memerlukan kebijakan baru.

"Presiden AS berikutnya akan harus membiarkan Irak ditangani oleh kelompok-kelompok etnis yang saling bersaing memperebutkan minyak, uang dan kekuasaan. Terlepas dari berbagai slogan 'kita akan menangkap bin Laden', presiden baru AS harus menyadari, bahwa tidak ada kekuatan manapun di dunia yang dapat memaksakan kekangan demokrasi parlementer pada berbagai suku bangsa di pegunungan Afghanistan yang suka berperang. Presiden baru itu juga harus menerima, bahwa baik krisis keuangan maupun pemanasan global tidak dapat ditangani hanya menurut aturan main yang diinginkan AS." (dgl)