1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kemenangan Hillary Clinton di New Hampshire

10 Januari 2008

Kemenangan mengejutkan Hillary Clinton atas pesaingnya Barack Obama dalam pemilihan awal di Amerika Serikat jadi soritan utama media internasional.

https://p.dw.com/p/Cnvt
Foto: AP

Harian Swiss Neue Züricher Zeitung yang terbit di Jenewa berkomentar:

“Setelah kekalahan Hillary Clinton di Iowa, banyak kalangan tidak hanya menyebutnya sebagai Underdog, tetapi ia dinilai sudah kehilangan peluang menjadi presiden. Saingannya Barack Obama malah sudah dinobatkan sebagai pemenang yang sudah tidak bisa melakukan kesalahan lagi. Tetapi hasil jajak pendapat dan semangat untuk “pendatang baru” tersebut ternyata menyesatkan. Sedangkan ramalan tentang kemenangan John McCain di New Hamshire menjadi kkenyataan. Ia memang sudah pernah menang di sini delapan tahun lalu. Putaran pemilihan awal AS memang menyimpan kejutan untuk siapa pun yang terlalu percaya dengan jajak pendapat dan tren.”

Harian Swiss Tages-Anzeiger menulis:

“Pa apemilih di New Hampshire memberi kedua calon, Clinton dan Mac Cain, comeback gemilang. Pemilihan presiden di antara para pesaing masih terbuka. Di partai republik ada tiga sampai empat kanidat yang masih bersaing. Di partai demokrat, duel antara Hillary Clinton dan Barack Obama masih terus berkembang. Partai demokrat boleh bangga dengan ini. Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, presiden yang akan terpilih adalah seorang wanita, atau seorang Afro-Amerika.”

Harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina menilai, Hillary Clinton masih akan dikejar pesaingnya Barack Obama. Harian ini menulis:

“Situasi Obama sangat menguntungkan, Clinton tetap menjadi yang diburu. Clinton masih belum menemukan resep untuk menghadapi sainganya yang penuh kharisma. Air mata saja tidak akan cukup. Tetapi atraktivitas pendatang baru Barack Obama masih bisa hilang, kalau warga AS lebih memperhatikan ucapannya. Obama bisa berpidato dengan baik, tetapi tanpa isi. Kurangnya substansi pidato Obama, adalah peluang utama bagi pesaingnya.”

Harian Luxemburger Wort yang terbit di Luxemburg berkomentar:

“Setelah para pembuat jajak pendapat tidak percaya lagi dengan kemenangan Hillary Clinton, ia berhasil merayakan Comeback yang luar biasa. Ada dua hipotesa yang bisa menjadi penjelasan. Kemungkinan pertama: para pembuat polling memang keliru tentang Hillary Clinton. Kemungkinan kedua: ramalan-ramalan itu justru mempengaruhi hasil pemilihan. Karena Hillary Clinton tertinggal jauh oleh saingannya Barack Obama, dan kelihatannya ia tidak punya harapan lagi, ini justru memancing simpati dan memkasa Hillary muncul lebih manusiawi. Dengan penampilan manusiawi itu, dia akhirnya mendapat suara dari banyak pemilih.”

Sedangkan harian Jerman Berliner Zeitung menulis:

“Banyak hal dalam pemilu AS adalah pertunjukan semata. Dan uang mempunyai peranan yang sangat penting. Tetapi setidaknya sistem AS, mungkin sering menjadi tertawaan di Eropa ini, setiap empat tahun menggerakkan proses demokrasi dari bawah yang hanya bisa diimpikan oleh Eropa. Untuk banyak pihak sistem ini merupakan mimpi buruk: dimana bukan fungsionaris partai yang menentukan siapa pada akhirnya memerintah, melainkan warga biasa. Bahwa pilihan para warga tidak selalu bisa diduga, hal itu kelihatan dalam pemilihan di New Hampshire.”