1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keluarga Terduga Pelaku Peledakan Jalani Tes DNA

21 Juli 2009

Kepolisian Indonesia mengarahkan dugaan pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton kepada dua jenazah yang kini sedang diidentifikasi.

https://p.dw.com/p/Iugp
Polisi lakukan uji DNA dua jenazah sebagai tersangka pelaku bom bunuh diri di JW Marriot dan Ritz Carlton JakartaFoto: AP

Kepolisian Indonesia telah meyelesaikan tes DNA atas sejumlah anggota keluarga,dari dua jenazah yang diduga sebagai pelaku serangan bom bunuh diri di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta. Uji DNA ini diperlukan untuk mencocokkan DNA tersangka pelaku dengan pihak keluarga, karena kondisi jenazah rusak dan sulit dikenali. Juru Bicara Mabes Polri, Nanan Sukarna

"Tes DNA sedang dilakukan, kalau prosedur yang biasa itu bisa berminggu minggu baru ada hasilnya. Tapi tim ini siang malam, setiap hari ada di sana, timnya jugaditambah, agar bisa segera mengungkap DNA nya. DNA nya sama gak sama yang kita curigai, mister X mister Y ini apakah ada kaitan DNA nya, sedang dikerjakan, mudah mudahan 2-3-4 hari sudah bisa, tapi harapannya bisa lebih cepat”

Uji DNA ini dilakukan terhadap M. Nasir dan Tumini, orang tua dari Nur Said yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah, yang oleh banyak media disebut-sebut sebagai salah satu tersangka pelaku. Ia diduga merupakan tamu di kamar No.1808, Hotel JW Marriot, Jakarta, tempat polisi menemukan bom yang belum meledak.

Polisi juga menguji DNA keluarga Ibrahim dari Cirebon, setelah memperoleh laporan bahwa karyawan yang telah bekerja selama 3 tahun di Hotel Ritz Carlton ini hilang sejak terjadinya ledakan Bom pada Jumat (17/07) lalu. Demikian dikatakan Juru Bicara Mabes Polri, Nanan Sukarna.

Dengan ini, polisi nampaknya mengarahkan dugaan pelaku bom bunuh diri kepada kedua nama itu. Tetapi berbeda dengan Ibrahim yang masih misterius, nama Nur Said alias Nuri Hasbi telah ramai disebut media.

Peneliti Senior ICG, Sidney Jones, menyebut teman satu angkatan Asmar Latin Sani di Pesantren Ngruki, yang tewas dalam bom bunuh diri di hotel Marriott tahun 2003 itu, sebagai orang lama dalam jaringan teroris Noordin M. Top. Namun polisi menolak menjawab spekulasi itu. Juru Bicara Mabes Polri Nanan Sukarna juga masih belum memberikan keterangan tentang keterlibatan Jamaah Islamiyah sebagai dalang utama aksi teror itu.

Jemaah Islamiyah (JI) diyakini bertanggung jawab atas serangkaian teror bom di Indonesia dan mulai diburu sejak Bom Bali 1 dan serangan Bom Hotel Marriot tahun 2003. Tetapi Mantan Amir Jemaah Islamiyah, Abu Rusydan, yang pernah dihukum karena menyembunyikan pelaku bom Bali 1, membantah tudingan keterlibatan JI dalam pengeboman kali ini.

Bagaimanapun, catatan menunjukan, ratusan anggota JI telah ditangkap dan divonis bersalah atas sejumlah kasus terorisme, yang didalangi oleh Dr Azhari dan Noordin M. Top.

Sementara ini, perkembangan aktivitas bisnis di Jakarta telah mulai terlihat pasca ledakan bom Jumat (17/07) lalu. Hotel-hotel dan pusat perbelanjaan juga mulai ramai dikunjungi warga. Sejumlah kalangan pengusaha meyakini dampak bom di dua hotel mewah itu tak berpengaruh besar terhadap investasi asing.

Zaki Amrullah

Editor: Dyan Kostermans