1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasEl Savador

Kekerasan Geng Meningkat, El Savador Umumkan Status Darurat

28 Maret 2022

Lebih dari 60 kasus pembunuhan terjadi dalam dua hari di El Savador. Negara Amerika Tengah itu pun memberlakukan kebijakan ketat untuk menindak geng jalanan yang brutal.

https://p.dw.com/p/4973o
Keadaan darurat akan berlangsung selama 30 hari tetapi dapat diperpanjang
Keadaan darurat akan berlangsung selama 30 hari tetapi dapat diperpanjangFoto: Salvador Melendez/AP/dpa/picture alliance

Anggota parlemen kongres El Salvador pada hari Minggu (27/03) menyetujui permintaan darurat Presiden Nayib Bukele untuk mengatasi lonjakan kejahatan kekerasan geng.

Presiden Bukele mengumumkan keadaan darurat pada hari Sabtu (26/03), hari yang sama di mana sebanyak 62 orang tewas. Sementara pada hari sebelumnya, sebanyak 14 orang juga telah dinyatakan tewas. Pada bulan Februari, total orang yang tewas karena kekerasan geng mencapai 79 orang.

Keadaan darurat menangguhkan kebebasan berkumpul seperti yang diatur dalam konstitusi dan melonggarkan aturan tentang penangkapan selama setidaknya 30 hari.

Polisi berjanji 'perang melawan geng'

Polisi mengatakan mereka telah menangkap lima pemimpin geng jalanan terkenal Mara Salvatrucha, atau MS-13, yang mereka klaim berada di balik serentetan pembunuhan selama akhir pekan kemarin.

Sebagian besar ibu kota San Salvador dianggap berada di bawah kendali berbagai geng.

Bukele mengatakan pada hari Sabtu (26/03) bahwa dia juga memerintahkan penguncian penuh narapidana penjara yang tergabung dalam geng.

"Mereka tidak boleh keluar bahkan ke teras penjara," terang Bukele. "Karena tindakan Anda, sekarang anggota Anda tidak akan melihat satu pun sinar matahari."

Sebuah cuitan dari kepolisian sipil nasional negara itu mengatakan bahwa mereka memfokuskan upaya mereka pada "perang melawan geng yang dilakukan di tingkat nasional."

"Kami akan menangkap para penjahat yang menyebabkan penderitaan bagi rakyat Salvador," cuit kepolisian. "Kami tidak akan membiarkan kejahatan mereka dibiarkan begitu saja."

'Biarkan agen melakukan tugasnya'

Lebih lanjut Presiden Bukele mengatakan negara "harus membiarkan agen dan tentara melakukan pekerjaan mereka dan harus membela mereka dari tuduhan dari mereka yang melindungi anggota geng."

Dia juga meminta kantor kejaksaan "untuk menjadi efektif dengan semua" kasus anggota geng yang diproses, dan menegaskan bahwa dia akan mengawasi "hakim yang mendukung penjahat."

Pengacara hak asasi manusia pemerintah Ricardo Martinez meminta warga untuk "tetap tenang" dan berkontribusi pada promosi "budaya damai" di negara itu.

Sebelumnya, pada bulan November tahun lalu, El Salvador mengalami lonjakan pembunuhan yang merenggut nyawa sekitar 45 orang dalam tiga hari.

Geng Mara Salvatrucha dan Barrio-18, antara lain, memiliki sekitar 70.000 anggota di El Salvador, menurut pihak berwenang, dan operasi mereka melibatkan pembunuhan, pemerasan, dan perdagangan narkoba.

Negara ini mencatat 1.140 pembunuhan pada tahun 2021 - rata-rata 18 kematian per 100.000 penduduk - lebih sedikit dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebanyak 1.341 pembunuhan. Tahun 2021 merupakan angka terendah sejak akhir perang saudara pada tahun 1992, menurut data resmi.

Terpilih pada tahun 2019, Bukele mendapat dukungan luas di El Salvador atas janjinya untuk memerangi kejahatan terorganisir dan meningkatkan keamanan di negara yang dilanda kekerasan itu.

Sekutunya juga memegang mayoritas besar di Kongres negara itu - situasi yang tidak terlihat sejak kesepakatan damai pada tahun 1992 mengakhiri 12 tahun perang saudara berdarah. Namun, Bukele telah lama dituduh memiliki kecenderungan otoriter.

rap/hp (AP, AFP, EFE)