Kekerasan di Afghanistan. Apa yang dilakukan Bundeswehr?
3 September 2008Pekan lalu, seorang tentara Jerman tewas dalam sebuah serangan. Kemudian , seorang perempuan Afghanistan dan dua anak-anak tewas tewas dalam sebuah insiden di sebuah pos pemeriksaan di wilayah Kundus. Kejaksaan Jerman kini melakukan pemeriksaan mengenai apakah tentara Jerman saat itu melakukan pelanggaran tugas. Kejadian ini memicu perdebatan mengenai keterlibatan Jerman di Afghanistan. Bulan Oktober mendatang, parlemen Jerman akan memutuskan perpanjangan mandat Bundeswehr di Afghanistan.
Hans-Christian Ströbele, wakil ketua fraksi Partai Hijau di parlemen Jerman "Bundestag" berbicara tentang "sebuah perang sejati". Paul Schäfer, juru bicara untuk kebijakan pertahanan dari fraksi Kiri menuduh pemerintah Jerman "semakin terlibat dalam perang yang melanggar hukum internasional". Sedangkan Christian Schmidt dari Partai Kristen Sosial dan deputi menteri di Departemen Pertahanan menilai keadaan di Afghanistan "bukan perang melainkan pertempuran kecil".
Menteri Pertahanan Jerman, Franz Josef Jung yang hari Rabu (3/9) berada di Afghanistan, mengatakan seusai pertemuannya dengan Presiden Hamid Karsai di Kabul bahwa tuntutan penarikan pasukan dari Afghanistan dapat membahayakan Bundeswehr. Meski bahaya di Afghanistan semakin meningkat, Jung menuntut agar menghentikan perdebatan mengenai penarikan pasukan Jerman: "Saya ingin mengatakan dengan tegas, pertanyaan mengenai perpanjangan mandat merupakan soal yang di sini terutama diperhatikan kubu teroris dan sebab itu membahayakan Bundeswehr yang dapat dijadikan target serangan. Karena itu saya hanya dapat mengatakan bahwa pihak yang memperdebatkannya di Jerman, menurut saya, punya andil dalam kemungkinan meningkatnya bahaya serangan terhadap tentara kita."
Pada kenyataannya, situasi keamanan bagi tentara Jerman dan petugas pembangunan kembali di Afghanistan juga semakin rawan. Ini dibenarkan seorang juru bicara Departemen Pertahanan dalam jumpa pers berkalanya hari Jumat (29/08): "Sejak awal tahun di lokasi penempatan Bundeswehr, kami telah mengalami serangan 25 kali. Kebanyakan terjadi di wilayah Kundus. kami harus mengamati situasi selanjutnya. Tapi, di wilayah lain juga terjadi insiden buruk. Juga di sana keadaan tidak menjadi lebih baik."
Beberapa hari yang lalu, pada sebuah pos pemeriksaan pasukan ISAF dan Afghanistan, tiga warga sipil Afghanistan tewas. Diduga bahwa tentara Jerman terlibat dalam kejadian naas itu. Menteri Pertahanan Jerman yang kemarin berada di Kabul meminta maaf kepada Presiden Karsai atas kejadian tersebut. Departemen Pertahanan di Berlin menyatakan telah memberikan ganti rugi kepada keluarga korban untuk menghindari pembalasan dendam.
Rainer Arnold, pakar kebijakan pertahanan Partai Sosial Demokrat melihat adanya peningkatan ketegangan di jajaran Bundeswehr dan peningkatan risiko melakukan sebuah kesalahan. Namun menurutnya, itu bukan merupakan alasan untuk penarikan Bundeswehr dari Afghanistan: "Kita tetap terlibat di Afghanistan untuk menolong warganya, menegakkan stabilitas dan ikut membangun negerinya. Bundeswehr akan tetap berada di Afghanistan sampai mereka mampu menjamin keamanannya sendiri dengan kekuatan polisi dan militernya."
Pemerintah koalisi besar terdiri dari Partai Sosial Demokrat dan Kristen Konservatif ingin tetap terlibat di Afghanistan dan memperpanjang mandat Bundeswehr bulan Oktober nanti. Dukungan dari oposisi kubu liberal tampaknya juga dapat diperhitungkan. Pakar Aghanistan dari Partai Liberal Hellmut Königshaus menuntut agar bantuan sipil dalam pembangunan kembali lebih diutamakan. Namun dia menambahkan bahwa peningkatan bantuan pembangunan sipil tidak boleh merugikan kepentingan keamanan Bundeswehr di Afghanistan. (cs)