1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kejar Waktu Perbaikan Infrastruktur Labuan Bajo Untuk G20

Prihardani Ganda Tuah Purba
20 Januari 2020

Presiden Jokowi sebut Labuan Bajo tengah disiapkan untuk sejumlah agenda internasional. Meski dinilai positif sebagai ajang promosi pariwisata, pemerintah perlu melakukan percepatan perbaikan infrastruktur dan amenitas.

https://p.dw.com/p/3WTLs
Indonesien Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo
Foto: Imago Images/Westend61

Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar pada pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, Presiden menekankan beberapa aspek yang menurutnya perlu mendapat pembenahan dalam rangka pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium. Pembenahan itu ia targetkan dapat selesai pada akhir 2020 sehingga promosi besar-besaran oleh Kementerian Pariwisata dapat dimulai pada 2021.

“Ini sebuah pekerjaan besar yang harus kita selesaikan akhir tahun ini, yaitu memperbaiki produk yang ada di sini. Infrastruktur, landscape, sampah, air baku yang juga kurang, semuanya ini kita siapkan dan kita harapkan akhir tahun ini selesai,” kata Jokowi dalam keterangan pers usai rapat di Hotel Plataran Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (20/01).

Menurut Jokowi, pengembangan Labuan Bajo juga dilakukan dalam rangka menyiapkannya untuk sejumlah agenda internasional. Pada tahun 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN sekaligus Ketua G20.

“Tetapi yang paling penting juga bahwa kita ingin mempersiapkan Labuan Bajo ini untuk KTT G20 di 2023 dan ASEAN Summit di 2023. Sehingga dalam rangka persiapan ke sana pun ini mulai direncanakan, disiapkan mulai dari sekarang,” imbuhnya.

Libatkan masyarakat lokal

Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom INDEF menilai langkah ini sebagai hal yang positif. Labuan Bajo menurutnya memiliki potensi keindahan alam yang tidak hanya dapat dijadikan spot pariwisata, tapi juga dapat dijadikan venue untuk penyelenggaran sebuah acara.

“Jadi bisa mempromosikan lebih daerah Indonesia bagian timur itu poin plusnya,” ujar Bhima kepada DW Indonesia, Senin (20/01).

Meski begitu, ia juga melihat perlunya ada percepatan perbaikan infrastruktur di Labuan Bajo dalam rangka menyiapkan Labuan Bajo sebagai tuan rumah perhelatan Internasional seperti KTT G20.

“Dimulai dari kapasitas bandara, berarti kan harus banyak penerbangan-penerbangan internasional, sekarang masih sedikit, terus juga landasan pacu-nya itu masih kecil jadi kalau menerima tamu G20 harusnya bisa lebih diupgrade bandaranya,” ujarnya.

Bhima mengakui perhelatan semacam ini akan mendatangkan keuntungan dari sisi ekonomi meskipun sifatnya temporer. Pemerintah pun ia nilai perlu lebih banyak melibatkan masyarakat lokal dalam penyelenggaraan acara.

“Saran saya jangan sampai menutup akses masyarakat secara berlebihan, karena itu ada aktivitas ekonomi. Turis-turis yang normal atau wisatawan yang regular, biasanya terganggu kalau ada event internasional. Yang kedua kalau menurut saya juga harus banyak melibatkan masyarakat lokal jadi jangan cuma pinjam tempatnya tapi EO nya dari Jakarta,” jelas Bhima.

Baca juga: Indonesia Bidik Wisatawan Asal Eropa, Pengamat: Berpotensi Tambah Devisa

Kejar waktu perbaikan infrastruktur

Dalam kesempatan terpisah, Pegiat Pariwisata Taufan Rahmadi juga menyampaikan hal senada. Pemerintah ia nilai harus “mengejar waktu” untuk menyelesaikan seluruh persiapan infrastruktur dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan acara internasional sekelas  KTT G20.

Persiapan yang menurutnya perlu secepatnya dikerjakan adalah akses penerbangan dan sejumlah amenitas lainnya, seperti hotel-hotel berbintang dan convention hall berstandar internasional yang ia sebut masih terbatas jumlahnya.

“Belajar dari pertemuan puncak World Bank tahun 2018, itu kan suskes karena diselenggarakan di Bali. Acara sukses karena Bali sudah siap infrastrukturnya. Challenge-nya disini adalah Labuan Bajo baru pertama kali mendapatkan kesempatan ditunjuk menjadi tuan rumah di sebuah event internasional seperti ini, jadi jangan sampai nanti ketika mereka datang tidak sesuai dengan yang selama ini mereka dapatkan di negara negara lain gitu ya jangan sampai malu-maluin,” ujar Taufan, Senin (20/10).

“Ini juga bicara tentang VIP handling-nya, VIP handling-nya dengan G20 itu kepala-kepala negara kan akan datang mereka pasti memiliki protokoler yang luar biasa keamanannya ini tidak bisa dikesampingkan juga, pesawat-pesawat yang akan landing disana, terus bagaimana pengaturan penginapan beserta rombongannya ini perlu dipikirkan masak-masak,” tambahnya.

Meski demikian, Taufan mengatakan bahwa keputusan menyiapkan Labuan Bajo sebagai lokasi penyelenggaran acara internasional sekelas KTT G20 sebagai langkah yang bagus. Karena ini dapat menjadi ajang promosi pariwisata di Labuan Bajo. Perhelatan internasional semacam ini ia sebut menguntungkan karena dapat digunakan sebagai strategi mendapatkan devisa.

“Salah satu revenue pariwisata itu adalah dari adanya MICE (Meetings Incentives Conferences and Exhibitions) ini adalah bagian dari strategi mendapatkan devisa negara dari MICE, event G20 inilah MICE,” ujar Taufan.

Lebih jauh, Taufan mengatakan bahwa dari sisi agenda pariwisata, tahun 2020 menjadi tahun persiapan sejumlah perhelatan internasional. Selain KTT G20 di tahun 2023, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di tahun 2021 dan Perhelatan MotoGP tahun 2021.

Baca juga:Hasilkan Jutaan Ton Sampah, Indonesia Targetkan Kurangi 70% Limbah Plastik Laut 

Persoalan sampah dan air baku turut dibahas

Dalam rapat koordinasi yang digelar Presiden Joko Widodo  di Labuan Bajo, NTT pada Senin (20/01), sejumlah hal teknis yang berkaitan dengan beberapa isu di Labuan bajo turut dibahas, salah satunya terkait penanganan sampah.

"Dua, jadi sampah yang ada di laut dan sampah yang ada di darat. Yang ada di laut tadi sudah diputuskan kita akan kirim di sini kapal untuk membersihkan dan mulai Februari nanti kita juga akan bergerak ke bawah laut untuk mengambil sampah. Meskipun belum banyak, tapi harus dimulai. Jangan sampai ada sampah di Labuan Bajo," tegas Presiden.

"Yang di darat nanti Kementerian PU akan mempersiapkan incinerator dan juga tempat pembuangan sampah akhir. Dan juga yang paling penting pendidikan masyarakat mengenai budaya sampah," tambahnya.

Sementara itu untuk keluhan soal ketersediaan air baku, Presiden menyebut sudah ditambah 100 mililiter/detik. Kementerian PU juga disebutnya tengah mempersiapkan tambahan yang lebih besar lagi.

Adapun soal kelestarian lingkungan di kawasan Labuan Bajo, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar untuk membuat nursery yang bisa memproduksi 5-7 juta pohon setiap tahunnya.

"Nanti setiap tahun menanam segitu terus, rutin. Sudah detail sekali tadi, saya kira pembicaraan kita sudah teknis dan sangat detail sehingga semuanya yang kira-kira kita ragu semuanya sudah kita tutup," pungkas Jokowi.

gtp/as (dari berbagai sumber)