1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kehadiran Obama Tidak Dukung Sasaran KTT IKlim

26 November 2009

Jawaban Obama atas perubahan iklim tidak lebih dari sekedar basa-basi. Eropa juga tetap meragukan target penurunan emisi yang diumumkan Obama dapat mendukung sasaran KTT Iklim.

https://p.dw.com/p/Kh6V


Penegasan presiden AS Barack Obama, yang akan datang ke KTT Iklim di Kopenhagen menjadi tema komentar dalam tajuk harian internasional.

Harian Inggris The Guardian yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar : Presiden Obama hanya akan hadir sebentar pada pembukaan KTT Iklim di Kopenhagen, di sela-sela kunjungannya ke Oslo untuk menerima hadiah Nobel Perdamaian. Para pejabat pemerintahannya bahkan tidak merencanakan hadir di Kopenhagen. Jadi jangan mengharapkan dapat tercapai sebuah kesepakatan penting. Jika rencana semula tidak diubah, maka orator besar itu akan menyampaikan pidatonya di depan para delegasi pejabat tinggi. Barangkali hal itu bagus untuk neraca karbon dioksida pribadi Obama, karena ia tidak perlu dua kali terbang ke Skandinavia. Namun hal itu juga sangat memikat untuk menarik kesimpulan, bahwa jawaban Obama terhadap perubahan iklim juga ibaratnya hanya hembusan udara panas.

Harian liberal kanan Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan berkomentar : Obama akan datang ke Kopenhagen. Eropa menghargai isyarat niat baik tsb, namun mempertanyakan konsekuensi apa yang dapat ditarik. Menimbang kenyataan, berbeda dengan para kepala negara dan kepala pemerintahan lainnya, Obama tidak berada di ibukota Denmark itu pada tanggal 16 dan 17 Desember ketika perundingan memasuki fase akhir yang menentukan. Presiden AS itu datang hanya pada saat pembukaan KTT Iklim tanggal 9 Desember, ketika perundingan belum dimulai. Ini merupakan tampilan optimal di televisi, tapi nyaris tidak mengandung substansi politik.

Harian Italia lainnya yang berhaluan liberal kiri La Repubblica yang terbit di Roma menulis komentar bernada lebih positif : Obama telah berjanji dan ia akan menepatinya. Ia akan hadir dalam KTT Iklim di Kopenhagen dan memainkan kartunya di meja perundingan. Obama juga akan berangkat ke Eropa dengan membawa usulan konkrit. Dengan begitu, ia menjadi presiden Amerika Serikat yang pertama yang menyebutkan sasaran dengan angka pasti untuk memerangi perubahan iklim. Sementara di Washington sendiri, proses parlementer bagi undang-undang perlindungan iklim, tetap menghadapi hambatan besar di Kongres.

Terakhir harian Perancis Le Figaro yang terbit di Paris berkomentar : Perang melawan perubahan iklim sudah menjadi tema penting dalam diplomasi internasional. Juga walaupun untuk membuat dunia lebih bersih, ongkosnya mahal, tidak ada satupun negara yang mau dituduh bertanggung jawab bagi gagalnya KTT Iklim. Juga AS dan Cina yang tergolong dua negara pencemar terbesar, tidak mau dituding begitu. Barack Obama dan Hu Jintao membangunkan kesan, seolah-olah dunia hendak memaksakan jadwal waktunya kepada mereka. Sebaliknya Eropa menunjukkan diri sebagai teladan, dengan menetapkan sasaran penurunan emisi yang ambisius, dan berharap negara lainnya di dunia juga mengikuti jejaknya.

AS/HP/dpa/afpd