1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kecelakaan Pesawat Mandala Airlines di Medan

5 September 2005

Pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI 091 jatuh sesaat setelah lepas landas Senin (5/9) pukul 9.40 WIB, dari bandara Polonia Medan.

https://p.dw.com/p/CJgq
Foto: ap

Pesawat tujuan Jakarta tersebut jatuh persis di tengah jalan Jamin Ginting, kawasan pemukiman Padang Bulan. Sementara ini, jumlah korban belum dapat dipastikan, termasuk penduduk yang terkena imbas di lokasi kecelakaan. Sejumlah sumber menyebut pesawat naas itu mengangkut 112 penumpang dan lima awak. Dilaporkan 16 orang selamat.

Kecelakaan pesawat Mandala Airlines jenis Boeing 737-200 itu menyebabkan banyak kerugian, termasuk bagi pemerintah daerah Sumatera Utara. Gubernur Tengku Rizal Nurdin dipastikan termasuk dalam daftar penumpang yang tewas. Almarhum dapat diidentifikasi dari gigi dan bekas operasi. Kepastian mengenai identitas jenazahnya baru diterima pihak keluarga sekitar pukul 21.00 WIB. Rizal Nurdin rencananya akan mengikuti pertemuan rutin para gubernur dengan Presiden Bambang Yudhoyono, hari Senin (5/9).

Tengku Burhanuddin, kakak kandung Gubernur Sumatera Utara Rizal Nurdin mengaku tak memiliki firasat apapun. Almarhum sempat menghubunginya ketika ia berada di San Fransisco untuk mengabarkan meninggalnya seorang kerabat mereka. Rencananya, Almarhum Rizal Nurdin akan dimakamkan di kompleks pemakaman Mesjid Raya Medan.

Selain Gubernur Sumater Utara Tengku Rizal Nurdin, dua anggota Dewan Perwakilan Daerah DPD, Sumatera Utara, mantan Gubernur Raja Inal Siregar, dan Abdul Halim Harahap termasuk dalam daftar penumpang yang tewas.

Proses evakuasi segera dilakukan, melibatkan unsur militer, polisi dan pemerintah daerah. Namun evakuasi berjalan lambat, karena terhambat warga kota yang berduyun-duyun mendatangi lokasi untuk menyaksikan sendiri kecelakaan tersebut.

Menurut Novita Sianipar, reporter Radio Prapanca FM Medan, aparat keamanan sudah memasang garis pembatas, police line, untuk mencegah warga mendekati lokasi kecelakaan. Namun jumlah aparat keamanan, tidak sebanding dengan warga yang terus mengalir berdatangan.

Evakuasi juga sempat terhalang hujan deras. Namun, hujan ikut memadamkan api dan membersihkan bekas-bekas darah korban di badan jalan. Sebagian besar korban tewas dibawa ke RS Adam Malik yang letaknya paling dekat dengan lokasi kecelakaan. Namun, kondisi jenazah yang rata-rata hangus terpanggang, menyulitkan proses identifikasi. Karenanya pengelolan RS Adam Malik membuka posko bagi keluarga korban untuk ikut membantu proses identifikasi. Antara lain dengan mengenali perhiasan atau sisa-sisa pakaian korban.

Penyebab kecelakaan diharapkan dapat segera diketahui, terutama setelah ditemukannya black box atau kotak hitam yang antara lain berisi rekaman percakapan antara pilot dengan petugas bandara. Selain itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengirim tim investigasi berjumlah tujuh orang untuk menyelidiki penyebab kegagalan take off pesawat Boeing 737-200. Menurut catatan Mandala Airlines, pesawat buatan tahun 1981 masih laik terbang sampai jangka waktu delapan tahun ke depan.