1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Keanggotaan Ukraina dan Georgia Tema Kritis NATO

2 Desember 2008

Seberapa cepat Ukraina dan Georgia akan menjadi anggota NATO? Akankah mereka memasuki Pakta Pertahanan Atlantik Utara? Tema ini yang dibahas NATO, kedua calon anggota dan Rusia dalam pertemuan menlu NATO di Brussel.

https://p.dw.com/p/G7Yg
Sekjen NATO de Hoop Scheffer (kiri) dan Presiden Rusia, MedvedjevFoto: AP / PD / DW

Dalam pertemuan puncak NATO April lalu di Bukarest, Presiden Amerika Serikat George W. Bush menyampaikan pidato final yang penuh semangat, untuk mendukung masuknya Ukraina dan Georgia ke dalam NATO. Sebelum itu kedua negara akan diterima dalam Membership Action Plan atau MAP, yang merupakan tahap sebelum keanggotaan kedua negara ke dalam NATO.

Bagi sejumlah anggota NATO misalnya Jerman dan Perancis, hal itu dianggap terlalu cepat. Dalam pernyataan penutup Kanselir Jerman Angela Merkel pada dasarnya mendukung sasaran tersebut, namun menolak penerimaan Ukraina dan Georgia dalam MAP

„Di sini yang tidak diperdebatkan adalah kedua negara memiliki perspektif untuk NATO. Yang juga benar-benar jelas adalah bahwa negara-negara anggota NATO-lah yang memutuskan siapa yang akan menjadi anggota untuk waktu mendatang. Artinya bukan pihak lain, misalnya Rusia. Kami tiba pada suatu keyakinan, bahwa hal itu masih terlalu dini."

Ketika bulan Agustus lalu Georgia dan Rusia dilanda perang untuk waktu singkat, terjadi perbedaan pendapat di dalam NATO, apakah tindakan yang diambil di Bukarest benar atau salah. Satu pihak mengatakan, seandainya Georgia bulan Agustus lalu menjadi anggota NATO maka seluruh anggota pakta pertahanan Atlantik Utara itu akan terlibat konflik dengan Rusia, dengan dampak yang sulit dibayangkan. Pihak lainnya, seperti Amerika Serikat berpendapat, justru dengan menjadi anggota, perang dapat dihindari. Bulan Oktober lalu, Amerika Serikat masih mendesak penerimaan Georgia.

Namun suara dari Washington tiba-tiba berubah. Menteri luar negeri Condoleezza Rice beberapa hari lalu mengatakan

„Georgia dan Ukraina belum matang untuk keanggotaan. Hal itu sangat jelas.“

Itu kedengarannya mirip seperti yang dikatakan Kanselir Merkel di Bukarest. Tapi dari keterangan Rice tampaknya Amerika sama sekali tidak berubah sasaran untuk penerimaan keanggotaan secepatnya, melainkan hanya mengubah taktik.

„Sikap Amerika Serikat sudah kami jabarkan di Bukarest, dimana kami percaya bahwa MAP adalah jalan untuk menyiapkan negara-negara terhadap keanggotaan. Tapi ada jalan lain ke arah itu. Polandia dan Ceko misalnya, tidak pernah menempuh proses MAP.“

Membership Action Plan, MAP ada sejak tahun 1999. Tahun dimana Polandia, Ceko dan Hungaria memasuki NATO. Dengan tahap keanggotaan ini, negara-negara calon anggota harus membuktikan bahwa mereka menjaga hak asasi manusia dan pihak militer menjadi pengawas demokrasi. Alternatif untuk MAP, yang sekarang disebutkan Rice adalah Komisi NATO untuk Ukraina maupun untuk Georgia, yang sudah terbentuk. Di Berlin dan di berbagai ibukota negara NATO lainnya muncul dugaan, bahwa Amerika Serikat ingin mempercepat proses keanggotaan Ukraina dan Georgia, bahkan tanpa MAP.

Dalam hal ini di Brussel, Rice akan menghadapi penolakan keras dari sejumlah pemerintah anggota NATO. (dk)