1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kawin Paksa itu Terancam Bubar

2 Februari 2012

Laporan NATO mengungkapkan, Pakistan selama ini diam-diam bekerjasama dengan Taliban. Laporan ini makin melukai hubungan AS dan Pakistan.

https://p.dw.com/p/13vLf
Taliban dipakai Pakistan membangun pengaruh di Afghanistan?Foto: picture-alliance/dpa

Apakah Pakistan sekutu barat? Bagi Amerika khususnya, sejak era tahun 80'an, mereka adalah partner, hingga dipukul mundurnya pasukan merah Uni Soviet dari Afghanistan. Amerika lantas kehilangan kepentingan di sana.

Setelah serangan 11 September, Islamabad kembali menjadi penting bagi Paman Sam. Pakistan kali ini dipakai sebagai jalur pasokan dalam perang melawan Taliban dan Al Qaida. Pakistan setuju bekerjasama, tapi dengan setengah hati, kata pakar Asia Selatan Conrad Schetter. Islamabad tetap menjalin hubungan baik dengan Taliban, sebagai alat kepentingan ekonomi mereka di negara tetangga "Kepentingan lain bagi Pakistan, di atas itu semua adalah apa yang disebut sebagai strategi mendalam di Afghanistan. Islamabad berkepentingan mendukung pemerintahan di Afghanistan yang sesuai dengan kepentingan Pakistan.”

Pakistan tak punya kepentingan untuk memerangi Taliban yang merupakan sekutu. Taliban justru dimanfaatkan Islamabad untuk memperkuat pengaruh di Afghanistan dalam konflik melawan India. Tiga perang telah dilalui oleh India dan Pakistan, dua negara yang memiliki nuklir, yang selama puluhan tahun bersengketa soal wilayah perbatasan. Kedua negara, berusaha membangun pengaruh politik yang kuat atas Kabul.

Strategi Islamabad sekarang adalah menjalin kerjasama erat dengan kekuatan Islamis, kata pakar terorisme Pakistan, Rahimullah Yusufzai "Saya pikir, perbedaan pandangan antara Pakistan dengan Amerika dan negara-negara barat lainnya adalah dalam soal kebijakan atas Taliban. Pakistan ingin mencari solusi politik dan ingin bernegosiasi dengan Taliban. Dan Pakistan juga ingin memainkan peran penting dalam negosiasi itu. Sementara saya pikir Amerika masih ingin mengalahkan Taliban.”

Pertanyaannya: apakah Amerika bisa menekan Pakistan untuk mengubah cara pandang mereka? Para pakar ragu, pemerintah Islamabad bisa mengubah haluan politik 180 derajat. Pemerintahan sipil Pakistan kini berhadapan dengan Militer dan Dinas Intelijen Pakistan ISI yang sangat kuat dan berpengaruh.

Dalam menghadapi itu, Islamabad memainkan permainan ganda berbahaya. Di satu sisi membangun sekutu dengan para Islamis, dan di sisi lain berharap pada dukungan Amerika. Sebuah permainan yang menurut para ahli, tak akan lagi bisa ditolerir oleh Washington. Henning Riecke, seorang pakar politik luar negeri Amerika asal Jerman "Amerika kini sedang mencoba untuk lebih menekan Pakistan, dan pada saat bersamaan Washington tahu: kalau tekanan itu terlalu besar maka pemerintahan di Islamabad akan kehilangan pijakan dan itu akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar, karena akan mengundang kekuatan Islamis. Dan bukan itu yang diinginkan Amerika.“

Washington dan Islamabad dengan kepentingan yang berbeda, selama bertahun-tahun terpaksa bekerjasama memerangi Taliban dan Al Qaida. Perkawinan paksa itu, kini menghadapi guncangan karena laporan baru NATO.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk