1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kasus penembakan kendaraan sandera Italia Sgrena

7 Maret 2005

Kasus penembakan konvoi kendaraan sandera Italia Giuliana Sgrena disoroti media massa Eropa .

https://p.dw.com/p/CPP3
Sgrena setibanya di Italia
Sgrena setibanya di ItaliaFoto: AP

Meski Menlu Italia Gianfranco Fini menekankan, hubungan Italia-AS tidak terganggu oleh insiden itu, PM Silvio Berlusconi meminta AS menjelaskan kasus penembakan tsb.

Harian Stuttgarter Zeitung menggambarkan situasi pembebasan sandera Italia Giuliana Sgrena....

Penggambaran tentang terjadinya tragedi itu sangat berbeda satu sama yang lain. Namun jelas, kerjasama antar pasukan sekutu di Irak amat buruk. Kalau tidak, para petugas di pos pemeriksaan AS akan mengetahui , siapa yang duduk dalam mobil yang menuju ke pos pemeriksaan tsb. Tampaknya juga jelas, bahwa para tentara muda AS di Irak diberi tanggung jawab yang terlalu berat. Mereka selalu menembak dulu, baru kemudian memeriksa keadaan. Mereka bertindak dalam ketakutan dan kepanikan. Bagaimana pun sudah lebih dari 1500 tentara AS tewas. Kepanikan mereka telah menewaskan banyak warga Irak yang tak bersalah. Kini yang menjadi korban adalah seorang agen intelijen sekutu. George W Bush telah meminta maaf. Namun citra AS kembali sangat memburuk.

Harian Italia Corrierre della Sera menanggapi tuduhan berat sandera Italia Giuliana Sgrena terhadap AS .....

Dalam keadaan shock , wajar kalau rakyat Italia mengeluarkan emosinya , dan mengatakan banyak hal yang setelah beberapa hari dianggap berlebih-lebihan, bahkan memalukan. Misalnya ketakutan Giuliana Sgrena yang justru diculik oleh mereka , yang dianggap harus dibelanya. Yang sebulan lamanya dalam ketakutan menjadi tahanan orang-orang yang tak dikenal . Dan yang akhirnya menghadapi maut di depan mata, dan berhasil selamat, karena salah satu orang yang membebaskannya melindunginya dengan tubuhnya. Meski tuduhan keras dan polemik dilontarkan karena emosi, banyak pertanyaan belum terjawab. Namun hendaknya diingat, janganlah bertindak karena emosi.

Harian Perancis Libération berkomentar yang pertama-tama bertanggungjawab adalah para peculiknya...

Yang bertanggung jawab bagi penculikan wartawati Italia Giuliana Sgrena terutama adalah para penculiknya. Meski bermotif politik, tentu juga ada motif ekonomi dibaliknya.Karena mungkin telah dibayar uang tebusan untuk pembebasannya. Namun para tentara AS menembak tanpa alasan dan tanpa peringatan. Itu kesalahan yang tidak dapat dimaafkan. Namun hingga kini , tidak ada bukti bagi tuduhan wartawati dan suratkabarnya Il Manifesto, bahwa tembakan itu merupakan serangan secara sengaja terhadap konvoi kendaraannya. Namun pasukan AS duduk di bangku terdakwa. AS di masa lampau sering berdusta, sehingga perlu diadakannya penyelidikan internasional terhadap kasus tsb.

Akhirnya komentar harian Denmark Afterposten yang setelah terjadinya tragedi di Irak itu menuntut reformasi segera...

Tragedi di dalam tragedi di hari-hari belakangan kembali membuktikan, betapa tegangnya situasi di Irak, meski Pemilu dikatakan sukses. Dan betapa rapuhnya dukungan barat bagi AS. Setelah sebulan disandera wartawati Italia Sgrena akhir pekan lalu dibebaskan dan sedang dalam perjalanan ke bandar udara di Bagdad, ketika pasukan AS menembaki kendaraannya,melukai sandera yang telah dibebaskan dan menewaskan agen intelijen. Peristiwa tragis itu menggaris bawahi sangat perlunya kemajuan dalam reformasi politik. Lebih dari sebulan setelah Pemilu , baik Dewan Nasional maupun pemerintahan baru Irak belum terbentuk. Kiranya waktunya sudah mendesak .