1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekAmerika Serikat

Kapsul NASA yang Sukses Bawa Sampel Asteroid Mendarat di AS

25 September 2023

Kerikil dan serpihan debu dari asteroid Bennu berhasil mendarat di negara bagian Utah, AS. Ilmuwan berharap sampel asteroid terbesar ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Bumi bisa dihuni.

https://p.dw.com/p/4WkyX
Kapsul NASA OSIRIS-REx
OSIRIS-REx berhasil mendarat di permukaan Bennu, empat tahun setelah misi diluncurkanFoto: NASA/ZUMA Wire/ZUMAPRESS.com/picture-alliance

Mengakhiri ekspedisi selama tujuh tahun, kapsul luar angkasa NASA yang membawa sampel pertama dari permukaan asteroid Bennu telah berhasil kembali ke Bumi pada hari Minggu (24/09).

"Kami sudah mendarat!," lapor ruang kendali penerbangan, sesaat setelah kapsul OSIRIS-REx terjun menggunakan parasut ke gurun negara bagian Utah di Amerika Serikat (AS).

"Saya benar-benar menangis," ungkap peneliti utama misi OSIRIS-Rex, Dante Lauretta, dalam sebuah konferensi pers.

Sampel asteroid terbesar

Sampel tersebut merupakan sampel asteroid ketiga dan terbesar yang pernah dibawa ke Bumi. Kapsul OSIRIS-REx diperkirakan membawa setidaknya secangkir puing-puing asteroid yang dikenal sebagai Bennu.

"Membawa pulang sampel ini begitu bersejarah," kata ilmuwan NASA, Amy Simon, kepada kantor berita AFP. "Ini akan menjadi sampel terbesar yang kami bawa pulang sejak batuan bulan Apollo" mendarat ke Bumi.

"Wow!" kata astronaut NASA, Sunita Williams, yang tengah berada di Utah untuk berlatih misi kapsul ruang angkasanya. "Ini sungguh menakjubkan. Ini bisa saja terjadi di film, tapi yang ini adalah kenyataan."

Kapsul NASA OSIRIS-REx
Kapsul ini akan dibawa ke laboratorium NASA di Texas untuk diteliti lebih lanjutFoto: Keegan Barber/AFP

Mengapa misi OSIRIS-REx begitu penting?

Misi ini diluncurkan pada bulan September 2016 oleh NASA dan bekerja sama dengan Universitas Arizona untuk mengumpulkan sampel dari Bennu, asteroid yang kaya akan karbon dan diklasifikasikan sebagai salah satu "objek dekat Bumi."

Kapsul NASA itu mendarat di permukaan Bennu pada tahun 2020 dan mengumpulkan sekitar 250 gram serpihan debu dari permukaan yang berbatu.

Namun NASA percaya, bahkan dengan jumlah yang relatif kecil itu, dapat "membantu kita lebih memahami jenis-jenis asteroid yang dapat mengancam Bumi."

Para ilmuwan juga percaya bahwa dengan meneliti sampel-sampel tersebut, manusia dapat memahami lebih baik bagaimana tata surya terbentuk dan bagaimana Bumi bisa dihuni.

Dengan menghantam permukaan Bumi, "kami yakin asteroid dan komet mengirimkan material organik, kemungkinan air, yang dapat membantu berkembangnya kehidupan di Bumi," kata Simon.

Sampel akan diberikan ke Jepang dan Kanada

Pada hari Senin (25/09), sampel tersebut dibawa menuju ke Pusat Luar Angkasa Johnson di Houston untuk diteliti lebih lanjut. NASA berencana akan mengumumkan hasil penelitian pertamanya pada konferensi pers tanggal 11 Oktober mendatang.

Sekitar seperempat dari sampel akan segera digunakan dalam eksperimen dan sejumlah kecil lainnya akan dikirim ke mitra antariksa AS, Jepang dan Kanada.

Namun, sebagian besar sampel akan disimpan untuk generasi mendatang, sebagai "harta karun bagi analisis ilmiah untuk tahun-tahun yang akan datang, untuk anak-anak dan cucu-cucu kita, dan orang-orang yang bahkan belum dilahirkan," ujar Lori Glaze, Direktur Divisi Ilmu Planet NASA.

Jepang sebelumnya telah memberi NASA beberapa serpihan dari asteroid Ryugu, setelah membawa pulang 20 gram serpihan debu ke Bumi pada tahun 2020 dalam misi Hayabusa-2.

kp/ha (Reuters, AFP)