1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Kanselir Jerman Serukan Persatuan Jelang Pergantian Tahun

Louis Oelofse
31 Desember 2022

Kanselir Jerman Olaf Scholz sebut perang Rusia di Ukraina jadi salah satu "ujian berat untuk negara." Dia memuji upaya masyarakat di tengah krisis energi yang tak pernah terjadi, dan pastikan Jerman tak akan diperas.

https://p.dw.com/p/4Lb6G
Foto Olaf Scholz dalam pidato penyampaiannya yang bakal ditayangkan Sabtu (31/12) malam
Kanselir Jerman Olaf Scholz ajak masyarakat untuk terus menghemat energi dan menjaga persatuan dalam pidato menjelang pergantian tahun 2023Foto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Dalam Pidato Tahun Baru itu, Scholz mendesak masyarakat Jerman untuk melanjutkan "kesolidan dan kekuatan...dan kepercayaan diri," yang selama ini ditunjukkan selama tahun 2022 saat memasuki tahun baru nanti.

Pernyataan itu disampaikannya dalam pidato yang dibacakan di televisi untuk disiarkan pada Sabtu (31/12) malam, tetapi dirilis secara tertulis kepada DW lebih awal.

Dia mencatat tahun 2022 adalah "tahun yang sulit," tapi menambahkan bahwa Jerman merupakan salah satu "negara yang kuat".

"Sebuah negara bekerja dengan semangat dan sigap untuk masa depan yang cerah dan aman," kata dia.

Dia meminta penduduk Jerman untuk "terus bersatu di tahun-tahun mendatang."

'Kami Bersimpati dengan Rakyat Ukraina'

Tema utama sepanjang pidatonya itu berisi tentangperang Rusia di Ukraina.

"Banyak yang khawatir soal perang. Kita bersimpati untuk rakyat Ukraina, yang bahkan pada hari ini masih belum berdamai dari gempuran bom dan misil Rusia," ucapnya. 

Namun, dia menambahkan "sejarah tahun 2022 bukan hanya murni soal perang, penderitaan dan kekhawatiran." Warga Ukraina mempertahankan tanah air mereka, "sebagian berkat bantuan kita...dan kita akan terus mendukung Ukraina," kata dia bersumpah.

Scholz menambahkan bahwa Uni Eropa dan NATO lebih bersatu dari sebelumnya.

Jerman menerima lebih dari satu juta pengungsi Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari.

"Menawarkan bantuan dalam keadaan darurat seperti itu menunjukkan siapa kita sebenarnya. Itu membuat negara kita menjadi negara yang lebih manusiawi," ucap Olaf Scholz.

Menlu Jerman: Rusia Gunakan Propaganda Baru

Jerman Menolak 'Diperas oleh Rusia'

Pemimpin Jerman itu menyebut perang adalah sebuah "momen yang menentukan" dan "ujian berat bagi kita dan negara."

"Kita semua merasakan dampak perang dalam kehidupan kita sehari-hari, saat berbelanja di supermarket, di pom bensin, atau membayar tagihan listrik atau gas," sebutnya.

Namun, dia menyebut Jerman menolak "untuk diperas" dan menyebut bertahan "lebih bersatu dari sebelumnya."

Scholz menyebut bahwa pemerintah berupaya dalam menyimpan gas menjelang musim dingin dan mendiversifikasi pasokannya.

Dia menyoroti soal pembangunan terminal gas cair, yang pertama kali dibuka pada awal Desember lalu.

"Dengan upaya tersebut, kami membuat negara dan Eropa menjadi dapat mandiri dari gas Rusia untuk jangka panjang," jelasnya.

Scholz Berterima Kasih kepada Publik atas Upaya Hemat Energi

Kanselir Jerman itu juga berterima kasih kepada masyarakat Jerman karena menghemat energi dan mengajak warga untuk melanjutkan gerakan hemat energi tersebut.

 

Dia menyampaikan beberapa paket yang telah disusuh oleh pemerintah "sehingga semua warga Jerman dapat mengatasi kenaikan harga."

Dia mengatakan solidaritas merupakan aset tersbesar milik Jerman

"Mari tetap pada jalan yang telah kita targetkan tahun lalu. Mari kita ikuti dengan keberanian."

(mh/yp)