1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BudayaUkraina

Kancah Musik Ukraina: Terus Berkiprah di Tengah Perang

12 Mei 2023

Meski ada tembakan roket dan pemadaman listrik, kancah musik di Kyiv tetap hidup dan aktif. Band-band Ukraina juga tetap berkonser di Eropa, sambil mengumpulkan dana bagi Ukraina.

https://p.dw.com/p/4RFVY
Konser bank Ukraina Ragapop di Belgia
Konser bank Ukraina Ragapop di BelgiaFoto: ALINA HARMASH/Ragapop

Ganna Nikitina mengenakan setelan favoritnya, body-suit merah yang melekat di tubuhnya dikombinasikan dengan jaket pendek warna hitam. Dia juga menutupi wajahnya dengan masker yang khas. Ini adalah penampilan pertama Ganna di Belgia bersama band elektro punk Ukraina, Ragapop.

Ini memang masa-masa tidak biasa bagi band-band asal Ukraina. Mereka naik panggung di Brussel, ketikaperang sedang berkecamuk di negaranya. Mereka sedang menggalang solidaritas Eropa untuk Ukraina.

Ini hasil kerja keras promotor musik Ukraina Vlad Yaremchuk, yang menjalin kontak dengan klub musik di Belgia dan turut mengatur konser itu. Sebelum perang, dia sudah menyelenggarakan festival musik terbesar di Ukraina. Sekarang dia menyelenggarakan konser di luar negeri. Hasil konser disumbangkan untuk prakarsa "Music Saves Ukraine" (Musik Selamatkan Ukraina).

"Konser band-band Ukraina di gedung konser Ancienne Belgique di Brussel tidak akan pernah terwujud tanpa kerja keras Vlad Yaremchuk", kata direktur pelaksana Tom Bonte. "Di Belgia, bagaimana kita bisa tahu apa yang sedang terjadi di kancah musik Kyiv?"

Penonton muda di kluib musik Kyiv
Penonton muda di kluib musik KyivFoto: Oli Zitch

Dari pegiat sektor musik menjadi relawan

Kegiatan musik di luar negeri maupun di Ukraina, kata promotor musik Vlad Yaremchuk, telah membantu orang-orang beradaptasi dengan realitas baru di tengah perang. "Mengelola krisis kemanusiaan tidak jauh berbeda dengan mengurus festival,” katanya.

Para pegiat di sektor musik sekarang bekerja menjadi relawan penggalangan dana di setiap konser. "Di Kyiv, sesekali lampu di ruang konser padam karena serangan bom Rusia yang merusak infrastruktur penting — tetapi para relawan tahu bagaimana membantu diri mereka sendiri", kata Vlad Yaremchuk menambahkan. "Kalau listrik mati, hanya perlu dua menit untuk menyalakan genset, dan konser pun berlanjut." Kalau ada sirene peringatan serangan udara, orang-orang bergegas ke tempat perlindungan serangan udara, untuk kemudian kembali ke lantai dansa.

"Pada awal perang, kiprah musik masih tetap berjalan", kenang gitaris Ragapop Anton Ocheretyanyy. Bahkan lebih dari setahun setelah invasi Rusia dan pelariannya ke luar negeri, dia tidak kekurangan inspirasi artistik. "Tetapi kita juga tahu, beberapa teman berada dalam situasi yang jauh lebih buruk saat ini, tapi tetap eksis," kata Anton Ocheretyanyy, yang masih sering kembali ke Ukraina untuk tampil.

Promotor musik Ukraina, Vlad Yaremchuk
Promotor musik Ukraina, Vlad YaremchukFoto: Vlad Yaremchuk

Mengangkat bahasa dan budaya sendiri

Sebelum perang di Ukraina, Ragapop sudah memasukkan elemen-elemen tradisional Ukraina dalam musiknya. Hal serupa sekarang dilakukan band-band Ukraina. "Ukraina telah berhenti menulis musik dalam bahasa Rusia, yang merupakan hal umum sebelum perang," kata Vlad Yaremchuk.

"Kami berhenti berkolaborasi dengan Rusia dan mulai melihat lebih jauh ke dalam diri kami sendiri," kata penyanyi Ragapop Ruslana Khazipova. Budaya dan bahasa Ukraina sekarang merambah ke kancah musik populer. "Musik kami memiliki sesuatu yang istimewa, yang tidak hanya akan menyentuh orang Ukraina, tetapi juga dunia."

Ruslana Khazipova kembali ke Ukraina bersama rekan vokalis bandnya, Ganna Nikitina untuk melakukan konser selama beberapa minggu. Di seluruh Ukraina, orang-orang telah menjauh dari cara berpikir dan gaya hidup Rusia, dan ini mengganggu rezim di Moskow. "Tapi kami berhak atas kehidupan yang baik. Dan kami ingin menunjukkannya dengan musik kami," kata Ruslana.

(hp/as)