1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanada Setujui Pengembalian Pipa Nord Stream 1 ke Jerman

11 Juli 2022

Kanada akan mengembalikan turbin pipa Nord Stream 1 Rusia yang telah diperbaiki ke Jerman, sebuah langkah untuk mempertahankan pasokan gas Jerman. Namun, Ukraina menentang keputusan itu dan menyebut merusak sanksi Rusia.

https://p.dw.com/p/4Dw4w
Pipa Nord Stream 1
Kanada akan mengembalikan turbin pipa gas Nord Stream yang vital ke JermanFoto: Frank Bründel/rtn/picture alliance

Kanada mengumumkan akan mengembalikan turbin yang diperbaiki dari pipa Nord Stream 1 ke Jerman, yang merupakan sumber utama pasokan gas dari Rusia ke Jerman.

Pipa Nord Stream 1 menjalani proses pemeliharaan dari 11 hingga 21 Juli 2022. Namun, komitmen negara-negara Sekutu seperti Kanada untuk memberikan sanksi pada Rusia menyandera langkah perbaikan tersebut, termasuk kemungkinan untuk mempertimbangkan penutupan yang lebih lama.

Perbaikan turbin itu dilakukan di tengah sanksi Kanada terhadap Rusia yang diperluas "untuk transportasi darat, pipa, pembuatan logam dan transportasi, komputer, peralatan elektronik dan listrik, serta mesin." Ukraina telah mendesak Kanada untuk tidak mengembalikan bagian dari turbin yang diperbaiki, dengan mengatakan langkah itu akan melemahkan sanksi terhadap Rusia.

Proyek Nord Stream 1
Rusia mengatakan telah mengurangi aliran gas melalui Nord Stream karena tidak adanya turbin yang diperbaikiFoto: Stefan Sauer/dpa/picture alliance

Saat ini bagian-bagian dari pipa itu sedang diperbaiki di Kanada yang dikirim dari raksasa industri Jerman, Siemens. Perusahaan milik Rusia, Gazprom, menyebut tidak adanya peralatan pada bulan lalu merupakan alasan mereka memangkas kapasitas di sepanjang pipa Nord Stream 1 ke Eropa menjadi 40%.

Namun, pada Sabtu (09/07) Menteri Sumber Daya Alam Kanada Jonathan Wilkinson menyebut perbaikan pipa ini sebagai langkah untuk "mendukung kemampuan Eropa mengakses energi yang andal dan terjangkau karena mereka terus beralih dari minyak dan gas Rusia."

Kanselir Jerman Olaf Scholz merasa lega bahwa Kanada membuka jalan pengiriman turbin Siemens untuk pipa gas Nord Stream 1. "Kami menyambut baik keputusan teman dan sekutu Kanada kami," ungkap Scholz.

Ukraina tuding 'membungkuk pada pemerasan Rusia'

Ukraina telah mendesak Kanada untuk tidak mengembalikan turbin yang diperbaiki. Alexandra Chyczij, Presiden Nasional Kongres Kanada Ukraina mengatakan akan "menetapkan preseden berbahaya yang akan mengarah pada melemahnya rezim sanksi yang dikenakan pada Rusia."

Sergiy Makogon, CEO sistem transmisi gas Ukraina OGTSU, menekankan turbin harus dikembalikan ke Ukraina daripada Jerman.

Ukraina berpendapat bahwa Jerman dapat mengandalkan pipa Ukraina untuk mengangkut gas dalam jumlah yang cukup.

Makogan menggambarkan dalam sebuah postingan Facebook bahwa situasi suplai energi ke Berlin sebagai "pemerasan Kremlin." Parlemen Rusia mengatakan kembalinya turbin akan mengarah pada peningkatan pasokan gas ke Eropa.

Siemens telah mengusulkan pengiriman turbin kembali ke Jerman terlebih dahulu, bukan ke Rusia, sebagai solusi untuk dilema hukum Kanada. Berlin kemudian akan mengirimkannya ke Gazprom yang dikendalikan Moskow, berdasarkan laporan Reuters yang mengutip sumber pemerintah.

Invasi Rusia ke Ukraina telah membuat proyek pipa Nord Stream 2 dihentikan, padahal proyek itu telah selesai, segera setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Namun, pipa proyek Nord Stream 1 yang diresmikan pada tahun 2011, tetap beroperasi sejauh ini dengan pengiriman gas alam yang belum terpengaruh oleh sanksi Eropa.

Isu mengenai keamanan energi dan pasokan listrik menjadi kekhawatiran publik di Jerman jelang musim dingin. Hal ini tidak lepas dari kemungkinan Rusia mempertahankan pasokan gasnya untuk Jerman dikurangi.

Peter Adrian, Presiden Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK), memperingatkan bahwa krisis dapat berdampak tidak hanya pada warga yang membutuhkan pemanas rumah, tetapi juga pada perusahaan dan ekonomi Jerman pada umumnya.

Adrian mengatakan kepada kantor berita dpa bahwa ini dapat memicu resesi serius, memprediksi penurunan output ekonomi hingga 10%. "Waktu terus berjalan dan sebagai bisnis, kita harus memikirkan skenario terburuk," paparnya. Ia juga memperingatkan "bencana" jika Rusia gagal menghidupkan kembali pasokan gas setelah berakhirnya pemeliharaan pipa pada 21 Juli.

Pemerintah Jerman bekerja keras untuk membangun terminal terapung alternatif untuk menerima gas alam cair. Namun, rencana seperti itu tidak mungkin terwujud pada musim dingin 2022.

rs/ha (AFP, dpa, Reuters)