1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabinet Obama Bertumpu Pada Politisi Era Clinton

as26 November 2008

Obama menyiapkan masa jabatannya dengan langkah yang bersemangat. Perubahan dilakukan dengan menarik pelajaran dari kesalahan masalalu.

https://p.dw.com/p/G2aV
Duet Barack Obama dan Hillary Clinton merupakan inti kabinet mendatang, yang didukung banyak tokoh politik dari era Bill Clinton.Foto: AP


Susunan personalia kabinet mendatang dari presiden AS terpilih Barack Obama menjadi tema komentar sejumlah harian internasional.

Harian Inggris The Independent yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar :

Obama mula-mula mengungkapkan kenyataan yang dihadapi Amerika Serikat. Yakni krisis ekonomi paling berat selama sejarah negara itu. Juga tidak dapat dihindari jatuhnya banyak korban akibat krisis. Di lain pihak, tim inti bidang ekonomi Obama, yakni Timothy Geithner yang direktur bank sentral New York, serta Lawrence Summers yang mantan menteri keuangan, sebagian ikut bertanggung jawab atas kegagalan regulasi selama beberapa dekade belakangan ini, yang memicu krisis berat tsb. Akan tetapi semua berharap, tokoh-tokoh sekaliber mereka dapat menarik pelajaran dari kegagalan di masa lalu.

Sementara itu harian konservatif Spanyol ABC yang terbit di Madrid mengomentari dengan kritis tim inti pemerintahan Obama :

Gagasan utama Obama selama kampanye adalah perubahan. Tapi kelihatannya presiden terpilih itu kini berpaling dari situ. Tim intinya, nyaris seluruhnya adalah tokoh politik yang memegang jabatan penting di era presiden Bill Clinton. Sejauh ini, Obama hanya memasang tokoh-tokoh mapan dari masalalu. Memang eksperimen politik pada situasi seperti saat ini tidak bermanfaat. Akan tetapi hal itu jangan dijadikan pembenaran untuk melakukan hal sebaliknya, dari apa yang dijanjikan Obama dalam masa kampanye. Sebab krisis keuangan saat ini, sebagain juga merupakan dampak dari kebijakan di era Clinton.

Harian Swiss Tages Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar :

Obama menunjukan pragmatisme dalam penyusunan kabinetnya. Dengan begitu ia memenuhi harapan para pendukungnya. Sekaligus menepis ketakutan para lawan politiknya bahwa Obama akan menjalankan politik ekonomi berhaluan kiri. Berbeda dengan pendahulunya, Obama tidak takut dikelilingi para pemikir tangguh. Yakni para pembuat kebijakan, yang ikut berpikir dan ikut berdiskusi, bukannya hanya pembuat keputusan politik yang terdiri dari kalangan terbatas saja. Zamannya ideologi sebagai panglima sudah lewat. Inilah perubahan yang kita percaya akan datang. Tapi jangan dilupakan, krisis yang terjadi saat ini amat besar.

Terakhir harian Belgia De Morgen yang terbit di Brussel berkomentar :

Kelompok progresif di partai Demokrat mengharapkan perubahan radikal menyangkut masalalu. Bukan hanya sekedar dari delapan tahun masa pemerintahan George W.Bush, melainkan juga hingga ke era pemerintahan Bill Clinton. Sebaliknya, Obama kini memilih tokoh-tokoh lama dari era Clinton, termasuk Hillary Clinton. Juga tokoh partai Republik, Robert Gates dipertahankan sebagai menteri pertahanan dan James Jones dijadikan penasehat keamanan nasional. Padahal perubahan penting menyangkut politik perang di masa sebelumnya, dapat dilakukan dengan tepat pada saat ini.