1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Junta Militer Myanmar Akui Tangkap 2000 Demonstran

5 Oktober 2007

Hingga Kamis (04/10) untuk pertama kalinya stasiun televisi pemerintah Myanmar melaporkan dilakukannya aksi penangkapan demonstran oleh pihak junta militer. Lebih dari 2000 demonstran ditangkap. Warga Yangon melaporkan gelombang penangkapan terus berlangsung

https://p.dw.com/p/CIpt

Walaupun secara perlahan suasana di Yangun mereda Kamis kemarin, pemerintah junta militer terus melakukan penangkapan orang-orang yang melakukan aksi turun ke jalan memperjuangkan demokrasi. Duta besar Inggris di Myanmar, Mark Canning menyatakan bahwa sejumlah biksu menghilang dan diduga mereka menjadi korban penculikan.

„Bukti-bukti menunjukkan bahwa ratusan orang ditahan di sekitar Yangun dan lebih luas lagi. Keberadaan para biksu itu masih menjadi misteri. Kami melihat beberapa bukti terdapat tempat penahanan para biksu di wilayah Yangun.“

Sementara itu setelah pertemuannya dengan utusan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa Ibrahim Gambari, kepada stasiun televisi pemerintah pemimpin junta militer Than Shwe menyatakan bersedia untuk bertemu dengan pemimpin oposisi yang ditahan rumah Aung San Suu Kyi. Sebagai imbalannya, Suu Kyi harus meninggalkan sikap konfrontratifnya dan harus mendukung penerapan sanksi internasional. Dalam televisi pemerintah, Than Shwe mengatakan pada Gambari bahwa Suu Kyi yang telah menjalani 12 tahun tahanan rumah selalu bersikap konfrontatif dan destruktif.

Utusan khusus PBB Gambari dikirim ke Myanmar untuk membujuk pemimpin junta militer supaya mengakhiri kekerasan terhadap para demonstran dan untuk berbicara dengan Aung San Suu Kyi. Tapi rupanya Than Shwe tidak mengindahkan seruan PBB melalui Gambari.

Warga di wilayah Kamayut di pusat kota Yangon melaporkan bahwa Rabu malam setempat serdadu pemerintah menangkapi orang-orang yang melindungi wihara Aung Nyay Tharzi, yang berusaha menghalangi serdadu pemerintah menyerbu wihara itu dan memberikan tempat persembunyian bagi para biksu yang melarikan diri.

Mengecam aksi penangkapan yang dilakukan pemerintah Myanmar, duta besar Amerika Serikat di negara itu Shari Villarosa menekankan, bahwa para demonstran tidak menginginkan kekerasan

„Apa yang mereka perbuat? Mereka tidak ingin kekerasan, mereka ingin perdamaian dan perubahan. Kita sedang melihat suatu pemerintah militer yang bersedia membunuh warganya sendiri dan melakukan teror terhadap warganya, menakuti warga, menangkap anggota keluarga warga atau mengancam akan melakukan penangkapan anggota keluarga di tengah malam.“

Sementara aksi kekerasan militer di Myanmar mengundang protes dari seluruh dunia. Kamis kemarin ratusan biksu Budha berjubah kuning berunjuk rasa di India dengan membawa poster „hentikan pembunuhan“ dan „jangan ada kekerasan melawan demokrasi“. Organisasi biksu Budha di India juga meminta intervensi pemerintah India untuk membantu menghentikan kekerasan di Myanmar.