1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi Tunjuk Ma'ruf Amin Jadi Cawapres di Pilpres 2019

9 Agustus 2018

Presiden Joko Widodo akhirnya menunjuk ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin untuk menjadi wakil presiden dalam pilpres 2019.

https://p.dw.com/p/32tGj
Ma'ruf Amin
Foto: public domain

Presiden Joko Widodo akhirnya menunjuk ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin untuk menjadi wakil presiden dalam pilpres 2019.

Dalam pengumuman di Jakarta, Kamis (9/8) Jokowi mengatakan: "Dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka saya putuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari parpol Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai cawapres 2019-2024 Profesor Ma'ruf Amin."

Sinyal Ma'ruf menjadi cawapres sebelumnya ditunjukkan dengan kehadiran dirinya ke Istana, kemarin (8/8). Jokowi dan Ma'ruf juga beberapa kali terlihat bersama dalam acara keagamaan. 

Mengejutkan

Batalnya Mahfud MD jadi cawapres pendamping Jokowi ini terbilang dramatis. Mengingat awalnya cawapres Jokowi menguat kepada Mahfud. Namun Mahfud tiba-tiba menghilang dari pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai koalisi.

Hanya beberapa saat sebelumnya, Mahfud mengaku telah diminta secara resmi jadi cawapres Jokowi. Ia juga menyatakan alasan kesediaannya dalam mendampingi Jokowi. 

"Pertama tentu panggilan sejarah ya, saya kan aktivis juga, pengin juga ada di medan perjuangan. Kedua tentu kepercayaan Pak Jokowi kepada saya, kalau memilih saya tentu kan percaya kepada saya. Ketiga elektabilitas Pak Jokowi untuk menang itu sangat bisa," kata Mahfud.

Bukan hanya kali ini nama Mahfud menguat sebagai cawapres Jokowi. Pada Pilpres 2014, nama Mahfud juga disebut akan dipilih Jokowi kala itu. Namanya sempat diusung PKB, tapi dukungan itu kemudian kandas.

PKB tak jadi memberikan tiket kepada Mahfud di Pilpres 2014. PKB mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla, padahal saat itu PKB mengajukan nama Mahfud.

Saat itu Mahfud mengatakan kalau dirinya benar-benar berharap akan ditunjuk untuk mewakili Jokowi.

Namun kejadian ini terjadi lagi pada pencalonan kali ini.

Mahfud bahkan sudah berada tak jauh dari lokasi Jokowi mengumumkan cawapresnya. Namun tak lama, Mahfud tiba-tiba pergi.

Dikabarkan, ada penolakan dari sejumlah parpol pendukung Jokowi kepada Mahfud. Jokowi lalu mengumumkan memilih Ketum MUI KH Ma'ruf Amin.

Pilihan konservatif?

Pemilihan Ma'ruf ini menuai reaksi keras dari netizen mengingat keterkaitan Ma'ruf dengan gerakan demonstrasi kaum konservatis, atau yang lebih dikenal dengan demonstrasi 212, terkait Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.  

Pada tahun 2016 MUI di bawah pimpinannya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau Basuki telah menistakan Al Quran dan ulama.

Namun ada pula yang menganggap koalisi ini ideal dan berharap bisa merangkul semua golongan. 

Lahir di Tangerang 11 Maret 1943, Ma'ruf Amin adalah ulama yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan juga Rais 'Aam PBNU.

Ma'ruf pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 2007 dan dilantik kembali untuk periode kedua pada 2010.

Mengenai kedekatannya dengan Jokowi, Ma'ruf pernah hadir dalam pernikahan putri Jokowi dan menjadi pendamping saksi.

ae (detik)