1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Jokowi: Cangkul Masih Impor? Kebangetan Banget!

6 November 2019

Presiden Joko Widodo mengaku jengkel lantaran ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor. Menurutnya, Indonesia sudah tidak bisa lagi impor barang karena membengkaknya defisit neraca perdagangan.

https://p.dw.com/p/3SX7a
Indonesien Präsident Joko Widodo Our Ocean Conference in Bali
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan pengadaan barang cangkul yang masih impor, mengingat saat ini Indonesia masih terjadi defisit transaksi berjalan. "Ini puluhan ribu, ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor. Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya yang sudah berkembang benar pacul cangkul harus impor?" ujar Jokowi di Rakornas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Berdasarkan data Bank Indonesia, current account deficit (CAD) per kuartal II 2019 mencapai US$8,4 miliar atau 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). CAD itu membengkak 21 persen dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar US$6,97 miliar.

"Kalau yang impor langsung stabilo merah saja nggak usah. Lah gimana kita masih senang impor padahal kita defisit neraca perdagangan. Cadangan kita masih defisit. Kok kita masih hobi impor? Ya kebangetan banget. Uangnya pemerintah lagi. Kebangetan banget," ujar Jokowi dengan nada tinggi.

Impor memang lebih mudah lantaran harga produknya jauh lebih murah ketimbang buatan lokal. Meski demikian, banyaknya impor justru akan membengkakkan defisit neraca perdagangan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan pada September 2019 defisit sebesar US$ 160 juta, memburuk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 85 juta. Defisit tersebut terutama disebabkan kinerja ekspor yang turun, sementara impor meningkat.

Kepala negara mendorong produk lokal masuk e-catalog LKPP dan mengusulkan pengki buatan lokal masuk e-catalog LKPP. Selain itu Jokowi meminta pengadaan barang impor langsung dicoret. Sebab, negara masih defisit dan pemerintah yang menanggung utang.

"Enak banget itu negara yang di mana barang itu kita impor. Kita ini masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, masih impor. Impor itu enak karena harganya lebih murah. Tadi saya bisa kok yang enggak standar masuk e-catalog, kayak cikrak. Bagus. Jangan hanya cikrak. Barang lain yang dibutuhkan masukan," ujarnya.

"Saya minta Kepala LKPP memprioritaskan produk dengan komponen lokal yang sangat tinggi, agar didahulukan. Persulit barang impar impor itu. Impar impor senangnya kita. Setoplah," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, LKPP dapat mempermudah persyaratan bagi produk UKM dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk mempermudah masuknya produk UKM. LKPP juga dapat menurunkan standar kualitas bagi produk dalam negeri dalam proses pengadaan barang dan jasa. Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta adanya insentif khusus bagi produk-produk UKM yang masuk dalam proses pengadaan barang dan jasa, serta memberikan jasa pendampingan dan konsultasi bagi UKM ketika ingin mengikuti proses tersebut. Meski demikian, Jokowi minta agar LKPP tetap berhati-hati terhadap produk-produk yang seolah buatan dalam negeri, padahal berasal dari impor.

ha/na  (berbagai sumber)