1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi: Berbagai Upaya Dilakukan Padamkan Karhutla

17 September 2019

Presiden Joko Widodo tinjau sejumlah titik kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pemerintah mengklaim telah lakukan berbagai upaya untuk padamkan kebakaran. Lebih dari 200 orang ditetapkan sebagai tersangka.

https://p.dw.com/p/3Phcr
Indonesien |  Präsident Joko Widodo | Waldbrände in Riau
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Selasa (17/09), Presiden Joko Widodo bersama jajaran terkait bertolak ke Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, meninjau sejumlah titik guna pastikan penanganan kebakaran hutan dan lahan berjalan maksimal.

Selain di Merbau, mantan Walikota Solo ini juga akan menilik penanganan karhutla di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.

Jokowi mengatakan segala upaya telah dikerahkan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan, salah satunya di Provinsi Riau. Mulai dari pemadaman darat, water bombing melalui udara, hingga melakukan Teknonogi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Ia pun menegaskan pentingnya menjaga komitmen seluruh pihak untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Pencegahan itu lebih efektif. Pencegahan itu tidak membutuhkan biaya banyak. Lebih efektif. Tapi kalau sudah kejadian seperti yang kita lihat sekarang ini, sudah kerja yang luar biasa (sulitnya)," ujar Jokowi saat meninjau titik karhutla di Desa Merbau.

Indonesien |  Präsident Joko Widodo | Waldbrände in Riau
Jokowi berbincang dengan petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan saat meninjau titik karhutla di Merbau, Provinsi Riau, Selasa (17/09).Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Satgas karhutla sudah bertugas lebih dari sebulan untuk memadamkan titik api di Riau. Menurut Jokowi, laham gambut yang terbakar relatif lebih sulit dipadamkan.

"Apalagi di daerah gambut seperti sekarang ini. Lebih sulit lagi. Kelihatan sudah padam, (tapi) api di bawahnya masih menganga," ujar Jokowi.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi oleh Menkopolhukam Wiranto, Menteri LHK Siti Nurbaya, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Gubernur Riau Syamsuar, dan Kepala BNPB Doni Monardo.

Baca juga: Joko Widodo Malu, "Jerebu" Masuk Lagi ke Negara Tetangga

Tindakan tegas

Presiden juga mengimbau seluruh pihak untuk tidak membakar lahan gambut maupun hutan yang menyebabkan bencana semakin luas. Ia telah menginstruksikan diambilnya tindakan tegas bagi para pelaku pembakar, baik dari kalangan korporasi maupun individu.

"Kalau kita lihat luasannya (lahan) besar sekali. Ini terorganisasi,” tutur Jokowi.

Kepolisian Republik Indonesia sebelumnya telah menetapkan ratusan tersangka terkait kasus kebakaran hutan dan lahan. Hingga hari ini (17/09), sebanyak 228 orang dan 5 korporasi telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Ada peningkatan (di sisi penegakan hukum), Sumsel yang kemarin 18 tersangka, hari ini 27 tersangka, kemarin korporasinya nihil, sekarang ada 1 yang ditetapkan sebagai tersangka. Begitu juga Kalteng, kemarin 45 tersangka, sekarang 65 tersangka ditambah 1 dari korporasi," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dikutip dari Detiknews.

Gangguan Pernapasan

Kondisi saat ini mengingatkan kembali pada peristiwa serupa saat kebakaran hebat di tahun 2015 yang menyebabkan bencana asap terburuk. Tahun ini diprediksi kabut asap akan lebih parah karena faktor musim kemarau yang lebih panjang.

Gangguan kesehatan akibat menghisap kabut asap pun mulai dirasakan warga.

Berdasarkan catatan Posko Satgas Siaga Darurat Karhutla Wilayah Kalimantan Tengah hingga Senin (16/09), sedikitnya 2.637 orang menderita gangguan infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Penderita terbanyak tercatat di Kota Palangkaraya sebanyak 829 jiwa, sedangkan wilayah lain seperti Kotawaringin Timur sebanyak 513 jiwa, Murung Raya sebanyak 394 jiwa, Barito Utara sebanyak 227 jiwa, Kapuas sebanyak 161 jiwa, dan Kotawaringin Barat sebanyak 147 jiwa.  Wilayah lain seperti Barito Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Lamandau, Pulang Pisau, Sukamara, penderita ISPA tercatat kurang dari 100 jiwa.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah terus mengintensifkan pelayanan kesehatan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga kepada petugas pemadam di lapangan yang terpapar asap.

Dinas kesehatan setempat menyediakan ruang oksigen atau rumah singgah, seperti di Kota Palangkaraya, dengan menyiagakan 11 puskesmas, 2 rumah sakit umum daerah dan 1 pelayanan dari Palang Merah Indonesia.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dalam periode Januari – Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare.

Provinsi Riau merupakan wilayah terluas yang mengalami kebakaran hutan yakni mencapai 49.266 hektare disusul Kalimantan Tengah seluas 44.769 hektare.

Baca juga: Greenpeace: Pengawasan dan Penegakan Hukum Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

rap/ae (dari berbagai sumber)