1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Joe Biden Mengundang Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih

2 Mei 2022

Presiden AS Joe Biden berencana meningkatkan hubungan diplomatik dengan negara-negara Indo-Pasifik dan mengundang para pemimpinnya ke Gedung Putih pada akhir tahun 2022.

https://p.dw.com/p/4AhHW
Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden berniat untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin negara Indo-Pasifik pada akhir tahun 2022Foto: Andrew Harnik/AP/picture alliance

Kurt Campbell, Koordinator Indo-Pasifik Amerika Serikat dalam pertemuan puncak bisnis AS dan Selandia Baru mengatakan Presiden Joe Biden berencana mengundang para pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih pada akhir tahun 2022.

Rencana ini dibuat di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang implikasi keamanan yang meningkat dari kehadiran Cina di kawasan tersebut. Campbell berbicara melalui telepon dari Washington DC dan mengatakan kepada para peserta KTT di Auckland, bahwa Amerika Serikat tidak hanya menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Indo-Pasifik, tetapi juga ingin memperkuat hubungan diplomatik dan keterlibatan dengan negara-negara Pasifik yang tidak menerima duta besar selama beberapa dekade.

Campbell menyebut, "agar Amerika Serikat berhasil di Pasifik."

Dia mengatakan pemerintahan Biden juga akan bekerja dengan AS AID dan Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS yang baru untuk mendanai proyek-proyek di wilayah tersebut, serta memulihkan tugas dan fungsi Korps Perdamaian.

Campbell mengklaim bahwa Amerika Serikat akan meningkatkan dukungannya dalam bentuk kerja sama multilateral melalui Forum Kepulauan Pasifik. Amerika Serikat lebih optimis dan positif tentang forum tersebut dan berencana menempatkan stafnya.

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk lebih banyak bekerja sama dengan negara-negara Pasifik dan akan melanjutkan keterlibatannya dengan mereka. "Saya percaya ada penerimaan bahwa tantangan yang dihadapi panggung dunia saat ini tidak begitu jauh, mereka lebih dekat dan memiliki implikasi langsung."

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara sebelumnya di konferensi dan mengatakan bahwa kawasan Indo-Pasifik mengalami lebih banyak agresi dan permusuhan, tetapi tidak menyebutkan akar masalahnya.

Ardern mengatakan bahwa dia tidak percaya ada "opsi terbuka" ketika menyangkut pengaturan keamanan Selandia Baru. "Kami adalah mitra yang kuat dan memiliki hubungan yang baik. Kami juga melihat minat yang meningkat di wilayah ini.

bh/ha (Reuters)