1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Menjamin Keamanan Dana Warganya

6 Oktober 2008

Minggu malam kemarin (05/10), sejumlah bank Jerman akan melipatgandakan jumlah kredit darurat untuk HRE yang direncanakan sebelumnya menjadi 30 miliar Euro.

https://p.dw.com/p/FUVI
Menyangkut krisis Hypo Real Estate di Jerman, Kanselir Angela Merkel dan Menteri Keuangan Peter Steinbrück.
Menyangkut krisis Hypo Real Estate di Jerman, Kanselir Angela Merkel dan Menteri Keuangan Peter Steinbrück.Foto: picture-alliance /dpa

Jerman tengah kebakaran jenggot. Pasalnya, bank perkreditan properti kedua terbesar di Jerman, Hypo Real Estate nyaris bangkrut. Hari Minggu kemarin (05/10), Kanselir Jerman Angela Merkel mengadakan pertemuan darurat dengan Menteri Keuangan Peter Steinbrück dan dihadiri para petinggi lembaga keuangan terbesar di negara itu. Gubernur Bank Sentral Jerman Axel Weber, Direktur Utama Deutsche Bank Josef Ackermann, dan Ketua Perhimpunan Perbankan Jerman Klaus-Peter Müller juga hadir dalam pertemuan darurat tersebut.

Menyinggung keadaan Hypo Real Estate, Kanselir Merkel mengatakan bahwa keruntuhan suatu institut keuangan di suatu negara jangan sampai mengakibatkan runtuhnya seluruh sistem keuangan di negara itu.

Lebih lanjut Kanselir Angela Merkel mengatakan, "Kami menegaskan, orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu akan diminta pertanggungjawabannya. Untuk itu, kami pemerintah akan menindak mereka. Kami harus melakukannya demi para pembayar pajak. Kami menyerukan kepada para nasabah, tabungan Anda aman. Pemerintah menjaminnya.“

Kementerian Keuangan Jerman menyatakan bahwa negara menjamin penuh 568 miliar Euro dana warganya yang tersimpan di tabungan biasa, deposito berjangka dan rekening koran bank Jerman.

Sebelumnya, Hypo Real Estate mengumumkan bahwa mereka memerlukan dana sebesar 35 miliar Euro untuk dana pengembalian kredit. Pemerintah Jerman pekan lalu mengumumkan rencananya untuk menyediakan paket penyelamatan untuk Hypo Real Estate senilai 26,6 miliar Euro. Selain itu, bank-bank swasta nasional Jerman diwajibkan untuk turut andil dalam paket penyelamatan tersebut dengan dana 8,5 miliar Euro.

Harian Jerman Welt am Sonntag memberitakan bahwa Deutsche Bank sebagai anggota tim penyelidik Hypo Real Estate menemukan bahwa kerugian Hypo mencapai lebih dari 50 miliar Euro hingga akhir tahun ini. Selanjutnya, Hypo memerlukan dana hingga 100 miliar Euro hingga akhir tahun 2009. Sabtu lalu (04/10), Konsorsium bank swasta nasional Jerman yang tadinya sepakat untuk memberikan paket penyelamatan membatalkan keputusannya.

Menteri Keuangan Peter Steinbrück pada awalnya kecewa dengan keputusan tersebut. Dikatakannya, "Pemerintah menyatakan menolak dilibatkan ikut bertanggung jawab akibat ulah institusi bank ini atau melemparkan akibatnya kepada para pembayar pajak. Kami sadar akan kewajiban negara secara keseluruhan bahwa institut ini harus distabilkan dulu. Jika tidak, kerugian itu tidak hanya diderita Jerman, namun juga semua jaringan lembaga keuangan di Eropa.“

Minggu malam waktu Berlin (05/10), pemerintah Jerman berhasil merampungkan paket baru penyelamatan untuk Hypo Real Estate dan berusaha meredam kepanikan nasabah Jerman. Dalam waktu yang bersamaan, Menteri Keuangan Peter Steinbrück dalam pertemuan darurat di departemennya tengah membuka jalan bagi paket penyelamatan baru untuk Hypo Real Estate.

Menteri Keuangan Jerman Peter Steinbrück menjamin bahwa bank swasta nasional Jerman kini menyatakan setuju untuk andil dalam paket penyelamatan Hypo Real Estate dan keputusan itu akan dituangkan secara tertulis dengan bank yang terancam bangkrut tersebut. Minggu malam kemarin (05/10), sejumlah bank Jerman akan melipatgandakan jumlah kredit darurat untuk HRE yang direncanakan sebelumnya menjadi 30 miliar Euro. Pekan depan saja, Hypo Real Estate harus sudah mendapatkan dana sekitar 20 miliar Euro.

Hypo Real Estate merupakan bank perkreditan properti terbesar kedua di Jerman setelah anak perusahaan Commerzbank AG, Eurohypo. Selama ini Hypo Real Estate menggantungkan pembiayaan usahanya dengan meminjam dana dari bank lain. Bank dengan volume pemberian kredit senilai 124 miliar Euro itu kemudian mengalami kesulitan karena bank-bank lain meningkatkan kewaspadaannya dalam kebiasaan meminjam dana satu sama lain.


Pertemuan Paris Berakhir

Di Paris, pemimpin empat negara besar di Eropa menuntut perubahan prosedur penyeimbangan keuangan internasional. Hari Sabtu lalu (04/10), Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menjelaskan bahwa dalam penyeimbangan dana aktiva harus dipertimbangkan juga jangka waktu kepemilikan surat-surat berharga. Usai pertemuan darurat di Paris tersebut, Prancis, Inggris, Jerman dan Italia hari Minggu kemarin (05/10) menyatakan bahwa perbankan Eropa tidak dibiarkan dirugikan oleh pesaing internasionalnya.

Pertemuan empat negara besar Eropa di ibukota Prancis itu memutuskan bahwa Uni Eropa tidak akan mengeluarkan paket penyelamatan bersama, namun tetap membantu jika bank yang nyaris bangkrut mengancam dana tabungan para nasabah, perusahaan lokal dan masyarakat. Jerman menyatakan tidak akan mengeluarkan blanko cek untuk bank yang tidak bertanggung jawab yang dapat berakibat buruk bagi para pembayar pajak. Namun Merkel menjelaskan bahwa Jerman siap melakukan kerja sama.

"Kami sepakat bahwa Uni Eropa harus bertindak sejalan. Setiap negara anggota memiliki tanggung jawab nasionalnya, namun harus diperhatikan agar negara-negara Uni Eropa tidak merugikan satu sama lain karena melakukan kewajiban nasionalnya,“ ujar Kanselir Merkel.

Merkel menyinggung keputusan Irlandia untuk menjamin penuh perbankan nasionalnya. Baru saja keputusan itu diumumkan, sejumlah bank Inggris melarikan dananya ke Irlandia.

Kejadian semacam itu tidak akan terulang kembali, demikian dikatakan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Sarkozy menyatakan bahwa pakta stabilitas Uni Eropa akan diterapkan secara luwes.

"Pakta stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Eropa harus mempertimbangkan segala situasinya, seperti saat ini, dan pakta itu juga melihat kemungkinan seperti itu,“ tegas Sarkozy.

Pekan depan pemimpin negara-negara G-7 akan bertemu di Washington untuk membicarakan krisis pasar keuangan dan dalam 14 hari Uni Eropa juga akan melakukan pertemuan darurat menyangkut krisis moneter internasional. (ls)