1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lagi! Jerman Debatkan Perlunya Pengetatan Kontrol Perbatasan

31 Juli 2024

Setelah Kejuaraan Piala Eropa, politisi konservatif di Jerman menyerukan kontrol yang lebih ketat dan terus-menerus di perbatasan. Tapi apakah Jerman punya cukup personel?

https://p.dw.com/p/4ix8C
Polisi mengontrol perbatasan Jerman-Belgia selama Piala Eropa 2024
Selama Kejuaraan Sepak Bola Piala Eropa pada bulan Juni, perbatasan luar Jerman dikontrol dengan lebih ketatFoto: Christoph Hardt/Panama Pictures/IMAGO

Perdebatan mengenai pengamanan perbatasan luar Jerman seolah tidak ada habisnya. Selama Kejuaraan Sepak Bola Piala Eropa 2024, perbatasan ke Polandia, Republik Ceko, Austria, Swiss, dan Prancis diamankan secara terpisah.

Sejumlah menteri dalam negeri yang bertanggung jawab di beberapa negara bagian kini menyerukan agar kontrol selektif ini diperluas di seluruh perbatasan Jerman. Alasan utamanya adalah untuk mengurangi migrasi tidak teratur ke Jerman.

Menurut Perjanjian Schengen, identitas setiap orang tidak perlu diperiksa di perbatasan antarnegara anggota. Namun, peristiwa besar atau situasi berbahaya tertentu dapat dianggap sebagai pengecualian. Negara bagian juga diizinkan memantau perbatasan negara secara lebih intensif.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Argumen yang mendukung hal ini beragam. Menteri Dalam Negeri negara bagian Nordrhein-Westfalen yang berpenduduk padat, Herbert Reul (CDU), menjelaskan: "Kami tahu siapa yang masuk ke negara ini dan kami menghilangkan penyelundup dari peredaran. Saya setuju bahwa kami perlu terus melakukan kontrol. Secara selektif dan sewajarnya."

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Baden-Württemberg, Thomas Strobl (CDU) dan Menteri Dalam Negeri dari Brandenburg, Michael Stübgen (juga CDU).

Kontrol perbatasan selama Piala Eropa dan Olimpiade

Alasan peningkatan kontrol ini adalah karena dua acara olahraga besar musim panas di Eropa tengah. Pertama, Kejuaraan Sepak Bola Piala Eropa di Jerman dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli. Kedua, Olimpiade di Paris yang berakhir pada 11 Agustus.

Dalam dua kesempatan ini, pemerintah federal Jerman meningkatkan kontrol di perbatasan dengan Polandia, Republik Ceko, Austria, Swiss, dan Prancis.

Kontrol di Republik Ceko, Polandia, dan Swiss akan diperpanjang hingga pertengahan Desember, dan di perbatasan dengan Austria hingga pertengahan November. 

Pemeriksaan kendaraan pribadi di perbatasan Jerman-Polandia, Juni 2024
Pemeriksaan kendaraan pribadi di perbatasan dengan Polandia di Frankfurt an der Oder pada bulan Juni 2024Foto: M. Kowol/DW

Pengamanan perbatasan sehubungan dengan Olimpiade di Paris dan tempat lain di Prancis berlaku hingga 30 September. Ini juga mencakup pengamanan untuk Paralimpiade.

Tanpa memberikan data spesifik, Kanselir Olaf Scholz (SPD) mengumumkan dalam sebuah wawancara dengan Saarbrücker Zeitung Jumat (26/07), tepat sebelum liburan musim panasnya, bahwa ia ingin terus mengontrol ketat perbatasan.

Kerahkan lebih banyak petugas

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser dari Partai Sosial Demokrat mengerahkan sekitar 22.000 petugas polisi federal setiap hari selama Kejuaraan Sepak Bola Piala Eropa, baik untuk mengamankan lokasi pertandingan maupun di perbatasan.

Di Jerman, negara bagian biasanya bertanggung jawab mengadakan personil polisi. Namun selain itu, ada juga polisi federal yang menjadi tanggung jawab pemerintah federal.

Setelah Kejuaraan Eropa berakhir, Faeser mengumumkan bahwa sekitar 600 surat perintah penangkapan telah dikeluarkan dan sekitar 150 pedagang manusia telah ditangkap sebagai hasil dari kontrol yang lebih ketat. Ada juga 3.200 kasus orang-orang ditolak masuk ke Jerman.

Jerman kekurangan personel polisi

Sekitar 54.000 petugas polisi federal di Jerman bertanggung jawab atas kontrol perbatasan. Hampir setengah dari mereka melakukan kerja ekstra selama Kejuaraan Eropa.

Juru bicara serikat polisi (GdP), Andreas Roßkopf, mengatakan kepada surat kabar harian Rheinische Post bahwa pengendalian jangka panjang dan terus-menerus hampir tidak mungkin dilakukan. "Ada kekurangan personel dan peralatan untuk melakukannya.”

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pengetatan kontrol perbatasan telah diterapkan di perbatasan Jerman dengan Swiss, Austria, Polandia, dan Republik Ceko sejak krisis pengungsi tahun 2015. 

Rosskopf juga menekankan bahwa para pencari suaka, misalnya, tidak bisa dikembalikan begitu saja di perbatasan. Hal ini karena otoritas imigrasi yang bertanggung jawab untuk memproses mereka.

Kontrol perbatasan dianggap penting dan efektif

Pakar urusan dalam negeri dari Partai Hijau, Marcel Emmerich, tidak terlalu memikirkan argumen ini. Partainya merupakan salah satu dari tiga partai yang menjalankan pemerintahan federal saat ini.

Dia mengatakan kepada DW bahwa tingginya jumlah penolakan selama EM memiliki alasan sederhana. "Setelah orang-orang berada di sana (Jerman), mereka dapat mengajukan permohonan suaka, dan itulah yang mereka coba lakukan. Bahkan jika mereka ditolak, mereka akan kembali lagi keesokan harinya."

Lebih dari 3.000 penolakan visa selama Piala Eropa tidak selalu karena alasan latar belakang kriminal.

Perdana Menteri Schleswig-Holstein Daniel Günther (CDU) juga memperhatikan kekurangan personel di kepolisian federal. "Saya menganggap pengawasan perbatasan di perbatasan dalam negeri Eropa merupakan cara yang penting dan efektif, terutama ketika terdapat tingginya kasus masuk secara ilegal," ujarnya kepara pers.

"Namun polisi federal tentu saja tidak dapat menjamin intensitas pengawasan seperti yang terjadi selama Kejuaraan Sepak Bola Eropa dalam jangka panjang."

(ae/hp)

Jens Thurau
Jens Thurau Jens Thurau adalah koresponden politik senior yang meliput kebijakan lingkungan dan iklim Jerman.