1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Jerman Buka Jurusan Studi Master di Bidang "Spionase"

16 Januari 2019

Tapi jangan bayangkan mahasiswanya belajar kebut-kebutan seperti film James Bond. Yang diajarkan di jurusan "Master in Intelligence and Securities Studies (MISS)" misalnya soal Etika dan Hukum Intelijen.

https://p.dw.com/p/3Beo5
Filmstill | Spectre - James Bond 007
Foto: picture alliance / Cover Images

Spion di layar perak yang paling terkenal, 007, hanya mengecap pendidikan dua semester di sekolah elit Eton. Dia mengejar para penjahat dalam 25 film dengan bantuan mobil-mobil mewah dan senjata andalannya Walther PKK. Selain itu tentu saja berbagai alat bantu yang diciptakan "Q".

Tapi kuliah yang ditawarkan di jurusan "Master in Intelligence and Securities Studies (MISS)" di Jerman tidak membahas atau mengajarkan ketrampilan mengemudi atau menggunakan senjata.

"Ini bukan pendidikan untuk menjadi spion, tidak pelajaran kejar-kejaran dengan mobil, juga tidak ada pelatihan untuk meloncat dari atap ke atap", kata Professor Uwe Borghoff kepada DW. Dia adalah guru besar di universitas militer milik angkatan bersenjata Jerman Bundeswehr di München. Dan dia akan memimpin jurusan MISS bersama rekannya Jan-Hendrik Dietrich di Universitas Bundeswehr.

Universität der Bundeswehr in Neubiberg bei München
Ruang kuliah Universitas Bundeswehr dekat kota MünchenFoto: Picture alliance/dpa/Universität der Bundeswehr

Mata kuliah termasuk Cyber Defense

Para mahasiswa akan mengikuti kuliah di pusat pendidikan militer di München, Berlin dan Brühl dengan materi tentang etika, dasar-dasar hukum spionase dan analisa politik. Jurusan kuliah semacam ini sudah ada di beberapa negara, tapi di Jerman dibuka untuk pertama kali.

"Bagi saya, ini jurusan yang sangat menegangkan, karena memang benar-benar baru di Jerman, kata Uwe Borghoff.

Mata kuliah yang ditawarkan misalnya "Penelitian Terorisme", "Komunikasi dan Manajemen Dinas Rahasia" serta "Cyber Defense". Program master berlangsung selama 2 tahun. Di akhir program kuliah, peserta harus menyusun skripsi yang mencakup sekitar 100 halaman.

Tapi tidak orang sembarangan yang bisa belajar di jurusan ini. Kuliah hanya bisa diikuti oleh anggota lembaga intelijen, baik di tingkat federal maupun tingkat negara bagian, termasuk intelijen militer.

Dimulai dengan 35 mahasiswa terpilih

"Memang warga sipil tidak bisa ikut kuliah ini", kata Uwe Borghoff. Karena untuk masuk ke gedung kuliah di Berlin saja, peserta harus punya otorisasi khusus. "Dan untuk modul-modul tertentu, para peserta akan dikonfrontasikan dengan bahan-bahan pelajaran yang bersifat rahasia", lanjutnya.

Selain itu, ada seleksi ketat. Sistem seleksinya tidak berdasarkan pada nilai ijazah atau ranking yang dimiliki calon mahasiswa. Pesertanya akan diseleksi oleh sebuah komisi khusus, yang terdiri dari para pejabat lembaga negara yang terkait kegiatan intelijen.

Untuk angkatan pertama tercatat ada 35 mahasiswa, kata jurubicara Universitas Bundeswehr. Namun dia menolak merinci dari lembaga mana saja para mahasiswa berasal. Lalu bagaimana dengan komposisi lelaki dan perempuan? Ketua jurusan Uwe Borhoff tidak bisa menyebutkan jumlahnya, tapi dia mengatakan, jumlah peserta perempuan memang "masih sedikit".