1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang dan AS Tolak Klaim Cina atas Laut Cina Selatan

14 Juli 2020

Klaim teritorial Cina atas Laut Cina Selatan ditentang keras oleh Jepang dan Amerika Serikat. Tindakan Cina dinilai benar-benar melanggar hukum dan menjadi ancaman jangka panjang.

https://p.dw.com/p/3fH7O
China Raketenwerfer
Foto: imago stock&people

Laporan pertahanan tahunan Jepang menuduh Cina mendorong klaim teritorialnya di tengah pandemi COVID-19 dan mencurigai Cina menyebarkan propaganda dan disinformasi karena memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang memerangi COVID-19.

Kekeliruan informasi seperti itu termasuk klaim bahwa virus corona dibawa ke Cina oleh anggota militer AS, atau bahwa obat herbal Cina dapat mengobati COVID-19, kata seorang pejabat kementerian pertahanan Jepang.

Cina "terus berupaya mengubah status quo di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan", kata Jepang dalam buku putih pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, Selasa (14/07).

Di Laut Cina Selatan, Cina menegaskan klaim teritorialnya dengan mendirikan distrik administratif di sekitar pulau-pulau yang disengketakan.

Jepang melihat Cina sebagai ancaman jangka panjang yang lebih serius dibandingkan Korea Utara dengan senjata nuklirnya. Cina saat ini menghabiskan anggaran empat kali lebih banyak dari Jepang di bidang pertahanan untuk membangun segala fasilitas militer modern yang besar.

Tindakan Cina melanggar hukum

Tidak hanya Jepang, kritik keras juga dilontarkan Amerika Serikat (AS). Ketegangan di wilayah itu meningkat ketika Cina dan AS melakukan latihan militer terpisah di Laut Cina Selatan.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada hari Senin (13/07) menolak klaim Cina dan menyebut tindakan mereka "benar-benar melanggar hukum".

Cina tidak menawarkan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut Cina Selatan dan selama bertahun-tahun telah mengintimidasi negara-negara di sekitar pantai Asia Tenggara lainnya, kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

"Kami memperjelas, klaim Cina atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut Cina Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk menguasainya," katanya.

Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial Cina atas Laut Cina Selatan, dengan mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana. "Dunia tidak akan membiarkan Cina memperlakukan Laut Cina Selatan sebagai kerajaan maritimnya," ujarnya.

Kedutaan Cina di Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tuduhan AS "sepenuhnya tidak dapat dibenarkan."

"Dengan dalih menjaga stabilitas, (AS) melenturkan otot, membangkitkan ketegangan, dan memicu konfrontasi di kawasan itu," katanya.

Analis regional mengatakan akan sangat penting untuk melihat apakah negara-negara lain mengadopsi sikap AS. Jika ada, AS mungkin akan memperkuat posisinya dan mencegah Cina untuk mendukung klaimnya.

Selama enam bulan terakhir, ketegangan antara AS dan Cina semakin meningkat. AS menuduh Cina melakukan respons yang buruk terhadap pandemi COVID-19, melakukan tindakan yang menekan Hong Kong, hingga penumpasan terhadap komunitas Muslim Uighur. ha/pkp (Reuters)