1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jelang KTT G-20: Modal IMF Akan Ditambah

16 Maret 2009

Pertemuan Puncak Kelompok G-20 di London baru akan berlangsung dua pekan lagi. Namun para tokoh dari negara-negara industri maju dan berkembang itu sudah sibuk luar biasa dengan berbagai acara pra KTT.

https://p.dw.com/p/HDdI
Para menteri keuangan negara anggota G-20 dalam pertemuan persiapan KTT G-20Foto: AP

Mereka berharap, berbagai keputusan dan langkah bersama yang sangat penting untuk menanggulangi krisis keuangan global, bisa disepakati lebih awal. Sehingga KTT G-20 nanti tidak mesti membahas segalanya mulai dari nol.

Salah satu kesepakatan penting yang dicapai para Menteri Keuangan G-20 dalam pertemuan persiapan pra KTT, adalah meningkatkan modal Dana Moneter Internasional, IMF. Seperti yang dikemukakan Menteri Keuangan Inggris, Alistair Darling: "Kami sepakat mengenai adanya kebutuhan sangat mendesak untuk meningkatkan sumberdaya modal Dana Monter Internasional IMF secara besar-besaran."

Belum diumumkan berapa persisnya penambahan modal IMF yang disebutkan besar-besaran itu. Namun sebelumnya, Amerika Serikat menyatakan, kemampuan IMF dalam menyalurkan pinjaman harus ditingkatkan hingga tiga kali lipat, menjadi sekitar 750 milyar Dollar. Sementara negara-negara Eropa menginginkan peningkatan itu dua kali lipat saja, menjadi sekitar 500 milyar Dollar.

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyatakan kelegaannya mengenai kesepakatan dasar ini. "Kita juga harus berbuat lebih jauh lagi dalam menggalakan permintaan pasar global. Krisis yang sedang terjadi ini telah secara besar-besaran memangkas aliran modal ke negara-negara berkembang dan negara yang pasarnya sedang bangkit. Termasuk juga negara-negara Uni Eropa dan sekitarnya. Penting sekali bagi kita untuk menunjukkan bahwa sistem keuangan internasional memiliki sumber daya untuk memecahkan dan menangani persoalan ini. Oleh sebab itu, kita mendukung penambahan modal bagi Dana Moneter Internasional".

Para Menteri keuangan juga sepakat untuk menetapkan aturan pasar keuangan yang lebih ketat. Namun mengenai langkah stimulus ekonomi, para anggota G-20 masih belum mendapatkan titik temu. Khususnya antara Eropa dan Amerika. Amerika menyerukan paket-paket kebijakan rangsangan ekonomi baru. Sementara Jerman dan Prancis menentangnya. Kedua negara lebih cenderung mengambil langkah pengetatan aturan keuangan.

Betapapun, Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling yakin, segala hal berlangsung mulus menjelang KTT G20. Menteri Keuangan Amerika Serikat Timothy Geithner menambahkan, para negara anggota G20 justru sedang berada dalam semacam persatuan paling kuat dalam sejarah. Karena krisis keuangan mengancam semua negara.

"Risiko yang diakibatkan krisisi ekonomi ini tidak mengenal batas negara. Karenanya kita mesti menetapkan perhitungan ke depan secara jauh lebih kuat, dan menciptakan aturan main sebersih mungkin, yang bisa diberlakukan secara kukuh oleh berbagai sistem keuangan internasional. Ini akan membutuhkan suatu perubahan menyeluruh baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional." Timothy Geithner lebih lanjut.

Disebutkan Timothy Geithner, negara-negara G-20 menyepakati suatu konsensus luas mengenai perlunya mengambil langkah agresif untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi dunia. G20, yang melibatkan juga Kanada, India, Rusia dan Korea Selatan, menegaskan tekad untuk terus menjalankan perdagangan terbuka, memerangi segala bentuk proteksionisme, dan membantu negara-negara berkembang. (gg)