1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Jalur Khusus Pepeda di DKI, Anggota DPRD: Tak Ada Perdanya

Detik News
29 Mei 2021

Sebuah foto yang menunjukkan rombongan pesepeda melaju di jalur kanan viral di media sosial. Apa perlu mengkaji ulang kebijakan?

https://p.dw.com/p/3u9JP
Indonesien Coronavirus autofreier Sonntag in Jakarta
Tren bersepeda di masa pandemiFoto: Detik/A. Pambudhy

Sebuah foto yang menunjukkan rombongan pesepeda yang melaju di jalur kanan viral di media sosial. Foto itu juga menunjukkan pengendara sepeda motor yang mengangkat jari tengahnya ke arah rombongan pesepeda itu.

Mulanya, foto ini diunggah oleh akun @samartemaram di Twitter, Kamis (27/5/2021). Akun tersebut menulis caption bernada satire soal pengendara motor yang berani mengacungkan jari tengah kepada rombongan pesepeda ini. Sedianya pesepeda tidak menggunakan jalur kanan karena tidak dalam kecepatan tinggi atau hendak menyalip.

"Berani beraninya ama pejuang antipolyusi ibukota," tulis @samartemaram Jumat (28/5/2021).

Foto tersebut mendapat beragam tanggapan berbeda dari warganet dan menjadi viral di Twitter.

Komunitas pesepeda tersebut melalui akun Instagram-nya, @goshow.cc, memberikan klarifikasi dalam bahasa Inggris. Mereka mengakui bahwa lokasi foto tersebut berada di kawasan Dukuh Atas.

Mereka mengaku memang ada di jalur kanan, namun ini karena ada bus yang sedang menyeberang di underpass Dukuh Atas.

"Ya, kami berkendara di jalur kanan untuk melewati lalu lintas turun di dukuh atas. Hal ini disebabkan oleh adanya bus yang menyeberang ke underpass dukuh atas..," tulis @goshow.cc, Jumat (28/5).

"Setelah kami pikir semua beres, kami ingin kembali ke kiri, tapi entah dari mana bapak-bapak motor itu muncul..," ungkapnya.

Hormati aturan, gunakan jalur yang disediakan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta para pesepeda tersebut menggunakan jalur sepeda yang telah disediakan.

"Ya tentu kami meminta pada teman-teman ya apa namanya ya, penggemar sepeda road bike kita gunakan ya jalan sesuai dengan peruntukannya. Bukan tidak boleh menggunakan jalan, tapi diatur ya peruntukannya, kapan, daerah mana, jalur mana," ujar Riza kepada wartawan di kantor Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (28/5/2021).

Riza khawatir, bila para pesepeda road bike masuk ke jalur umum, hal itu akan mengakibatkan kecelakaan fatal. "Kalau sepeda masuk di jalur umum seperti itu akan sangat berbahaya. Untuk itu, kami minta ke depan mari kita saling jaga, saling menghormati satu sama lain supaya di Jakarta ini bisa lebih baik, lebih aman, dan semuanya kita tata untuk kepentingan," kata elite Partai Gerindra tersebut.

"Semua kita berikan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya termasuk pengguna sepeda," sambung Riza.

Dia menyebut, dalam periode kepemimpinan Anies Baswedan, baru kali ini pesepeda diberi kenyamanan di jalan raya. Jadi ia memohon kepada para pesepeda menghormati aturan yang ada dengan menggunakan jalur sepeda.

"Namun demikian, penghormatan ini agar digunakan sebaik-baiknya disyukuri dengan cara gunakan jalur yang ada, tidak menggunakan jalur yang bukan jalur sepeda," kata Riza.

Kebijakan perlu dikaji ulang?

Fraksi PDIP DKI Jakarta menilai persoalan tersebut disebabkan oleh kebijakan Gubernur Anies Baswedan yang tidak jelas.

"Kalau kita lihat ini awalnya adalah dari kebijakan Gubernur (Anies Baswedan) tanpa kajian yang jelas," kata anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, saat dihubungi, Jumat (28/5/2021).

Gilbert menjelaskan persoalan para pesepeda menggunakan jalur kanan juga disebabkan oleh pemotor yang masuk di jalur sepeda. Selain itu, banyaknya mobil yang parkir di jalur sepeda juga menurutnya memperparah kondisi tersebut. Sehingga semua pihak adalah korban kebijakan Anies.

"Pesepeda yang berniat kerja sebenarnya juga tidak dilindungi dengan baik dengan bikin jalur, karena jalur yang ada pun dipakai untuk parkir, dilalui sepeda motor (lalu timbul konflik antara pesepeda dengan yang naik motor), digunakan parkir mobil dsb. Artinya semua korban dengan kebijakan ini," ujarnya.

Gilbert pun menyinggung sejauh ini juga tidak ada kejelasan terkait Perda jalur sepeda tersebut. Sehingga menurutnya memang kebijakan Anies Baswedan yang berkaitan dengan sepeda sudah tidak tepat.

"Sanksi buat siapa? Perdanya juga tidak ada, makanya ini kebijakan yang tidak tepat: sepeda masuk MRT, bikin tugu sepeda Rp 800 juta saat ekonomi terpuruk, pesepeda ada yang kecelakaan dan sebagainya," ungkapnya. (yp/ae)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Heboh Peleton Road Bike di Jalur Kanan Diacungi Jari Tengah oleh Pemotor AA

Wagub DKI soal Viral Rombongan Road Bike di Jalur Kanan: Berbahaya!

PDIP DKI Salahkan Kebijakan Anies soal Viral Road Bike di Jalur Kanan