1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jajak Pendapat: Dunia Mempercayai Obama

1 Juli 2009

Presiden AS Barack Obama merupakan pemimpin dunia yang secara global paling menggugah rasa percaya. Demikian hasil sebuah jajak pendapat yang diterbitkan organisasi World Public Opinion di Washington hari Senin (29/06).

https://p.dw.com/p/IeZ7
Barack ObamaFoto: AP

Bagi organisasi World Public Opinion jawaban dari 19. 224 responden yang tersebar di 20 negara merupakan indikator diplomasi publik dan hubungan antar bangsa. Analisa dari jajak pendapat yang diselenggarakan organisasi itu menunjukkan, sekitar 61% populasi dunia cukup atau sangat percaya kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Di peringkat kedua dari bawah, Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin secara global meraih 34% kepercayaan publik. Sementara, hanya 28% persen populasi dunia memiliki rasa percaya kepada Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang berada di peringkat terbawah.

Menurut pemimpin riset di organisasi World Public Opinion, Stephen Weber, Presiden Ahmadinejad tidak begitu populer di Indonesia. "Rating yang didapat bisa disebut sedikit positif, tapi sebenarnya sebagian besar responden Indonesia bisa memberikan rating terhadapnya."

Sementara untuk Presiden Obama, 54% responden Indonesia menyatakan percaya, sedangkan 31% tidak. Bagi Amerika Serikat ini kenaikan yang sangat besar, mengingat kepercayaan pada mantan Presiden Bush di Indonesia tahun 2008 lalu sangat rendah.

Selain ketiga pemimpin tadi, pertanyaan yang mengevaluasi kepemimpinan delapan pemuka internasional itu, menyorot juga Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon dalam posisi kedua teratas dengan dukungan sampai 40% publik, disusul Kanselir Jerman Angela Merkel, di posisi hampir sama dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown. Kemudian Presiden Perancis Nikolas Sarkozy dengan dukungan yang tampak meningkat dari 30% di tahun sebelumnya menjadi 34% pada tahun 2009, diikuti dengan Presiden Cina, Hu Jin Tao, yang mendapatkan respons campuran, baik positif maupun negatif.

Stephen Weber yang juga menyusun laporan jajak pendapat itu mengatakan: “Presiden Obama berhasil meraih nilai paling tinggi, dan juga banyak alasan lain untuk keberhasilannya menimbulkan rasa percaya secara global.”

Weber memberikan dua contoh mengenai bagaimana pandangan terhadap suatu negara bisa berubah. Dalam dekade terakhir misalnya, Amerika Serikat dinilai mengalami kemunduran, sedangkan Cina terlihat mengalami kemajuan. Menurut Weber, rasa hormat dan kepercayaan terhadap suatu negara berkurang apabila negara itu dianggap mengancam secara militer. Dibandingkan politik luar negeri Amerika Serikat sebelumnya yang menunjukan sikap agresif, Presiden Obama tampil sebagai sosok yang enggan menggunakan kekerasan.

Sehubungan dengan Cina, menurut Weber, sebagian besar penduduk dunia tidak menganggap Presiden Hu Jin Tao sebagai lambang ancaman militer. Yang sangat menarik darinya, citra Presiden Hu Jin Tao justru cukup baik di negara-negara tetangga Asia. Weber menegaskan, Cina merupakan contoh bagaimana sebuah negara secara efektif menggunakan apa yang disebut soft power atau kekuasaan lembut, yakni pengaruh ekonomi, budaya dan diplomatis. Namun menurut Weber ada perbedaan pola yang menarik antara hasil jajak pendapat di negara Timur dan Barat, di mana pengalaman sejarah merupakan salah satu faktor yang menentukan.

“Di Asia, para pemimpin Barat mendapatkan nilai yang cukup baik. Rating untuk Presiden Hu Jin Tao juga sangat tinggi. Tapi kalau melihat, Eropa tidak memberikan nilai tinggi, juga Amerika Serikat. Kami duga, ini terkait pada nilai-nilai seperti HAM, selain pengalaman sejarah seperti perang dingin,“ papar Weber.

Karenanya menurut Weber, tidak aneh juga bila di kawasan Timur Tengah dan di Rusia, pemimpin-pemimpin Barat tidak mendapatkan respon yang positif.

Edith Koesoemawiria

Editor: Dyan Kostermans