Gereja Jerman Ganti "Lonceng Nazi" dengan Lonceng Baru
30 September 2019Sebuah lonceng gereja di kota kecil Fassbergdi Jerman utara, sejak dua tahun jadi kontroversi, setelah lonceng gereja didapati menampilkan ukiran Swastika, yang merupakan simbol rezim Nazi. Hari Minggu (29/09), gereja itu menerima lonceng yang baru dengan simbol salib.
"Lonceng Nazi" yang tadinya digunakan di gereja Protestan Michaeliskirche di negara bagian Niedersachsen itu berasal dari tahun 1938. Ada dua ukiran swastika di lonceng itu dan lencana elang angkatan udara Jerman pada Perang Dunia II, Luftwaffe.
Lonceng itu memang dipasang oleh rezim Nazi yang dipimpin Adolf Hitler sebelum Perang Dunia II. Media Jerman memberitakan bahwa seluruhnya ada lebih 20 lonceng gereja yang dipasang Nazi di gereja-gereja, yang tersebar dari utara sampai ke selatan Jerman.
Kontroversi dua tahun
Sejak Lonceng Nazi di Fassberg jadi sorotan media dan debat kontroversial, para pejabat gereja dan pejabat lokal di kota itu segera memutuskan untuk memesan lonceng gereja baru. Makan waktu dua tahun, sampai lonceng baru itu selesai.
Pada peresmian hari Minggu, Uskup Dieter Rathing yang membawahi Michaeliskirche memuji "keputusan yang tegas dan berani" oleh dewan gereja untuk menghapus simbol-simbol era Nazi. Lonceng yang baru sekarang menampilkan tanda salib dengan desain sederhana. "Bunyi lonceng ini bisa membuat jemaat berdamai dengan masa lalu yang terbebani," kata Rathing.
Lonceng yang baru dan pemasangannya menelan biaya sekitar 10 ribu euro dan ditanggung sendiri oleh organsasi gereja Protestan di kawasan itu. Lonceng baru itu beratnya 203 kilogram, dibuat oleh perusahaan Rincker dari negara bagian Hessen di selatan Jerman.
Lonceng tua tetap disimpan
Lonceng tua tetap akan disimpan dan dipamerkan di tempat lain, lengkap dengan keterangan asal-usulnya dan sejarah rezim Nazi.
"Dengan cara ini, kita bisa mencegah lokasi lonceng itu dijadikan tempat ziarah bagi kelompok neo-Nazi," kata Pastor Michael Köhler.
Michaeliskirche dibangun tahun 1938 sebagai gereja garnisun untuk Pangkalan Udara Fassberg. Setelah perang, bangunan itu berfungsi sebagai gereja bagi umat Protestan dan Katolik bersama-sama selama hampir 30 tahun, sebelum Gereja Protestan Jerman membelinya pada tahun 1966. Sedangkan komunitas Katolik di kota itu membangun gereja yang baru setahun kemudian.
hp/ml dpa, epd, kna)