1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Italia Butuh Resep Manjur Tersendiri

10 November 2011

Pemeriksa keuangan dari komisi UE sejak kemarin periksa, apakah Italia laksanakan janjinya. IMF juga akan kirimkan misi ke Roma. Situasi mirip Yunani. Bedanya, payung penyelamat Euro tidak akan bisa menolong Italia.

https://p.dw.com/p/138FJ
File Photo. Italian Prime Minister Silvio Berlusconi denied reports today that he would resign. Amid the budget crisis, a budget vote is due to take place tomorrow. But according to reports between 20-40 members of Berlusconi's majority may not back the Prime Minister, which could cause the government to fall. Here Italian Prime Minister Silvio Berlusconi is pictured listening as Libyan leader Muammar Gaddafi delivers his speech during a ceremony to mark the Italy-Libya friendship day at the Salvo D'Acquisto Barracks, in Rome, Italy on August 30, 2010. Gaddafi is on an official two-day visit to Italy for talks with Berlusconi. The visit also marks the second anniversary of a friendship treaty between the two countries. Photo by Marco Marianella/Olycom/ABACAUSA.COM
Perdana Menteri Italia Silvio BerlusconiFoto: picture alliance/abaca

Sampai dua pekan lalu, PM Italia Silvio Berlusconi masih menyangkal gentingnya situasi keuangan Italia. Dalam KTT di Brussel mengenai krisis Euro, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berusaha menyadarkan Berlusconi, bahwa pemerintahannya harus berhemat.

Berlusconi kemudian tampil di depan wartawan dan menjelaskan, bahwa situasi keuangan Italia bagus. Tepatnya ia mengatakan, "Data-data fundamental Italia stabil. Jika utang negara dan swasta dijumlah, Italia adalah negara paling stabil di Eropa." Italia hanya berada di bawah Jerman, dan masih lebih baik daripada Swedia, Inggris, Perancis dan lainnya. Begitu kata Berlusconi.

Bundeskanzlerin Angela Merkel (CDU) und Bundesfinanzminister Wolfgang Schaeuble (CDU) sitzen am Freitag (04.11.11) in Cannes in Frankreich waehrend des G 20-Gipfels bei einer Pressekonferenz auf dem Podium. Auf der Tagesordnung am zweiten und letzten Tag des G-20-Gipfels in Cannes stehen unter anderem die Themen Klima und Energie. Ausserdem sollen ein Aktionsplan fuer weltweites Wachstum verabschiedet und Regeln fuer den Finanzsektor beschlossen werden. (zu dapd-Text) Foto: Guido Bergmann/Pool/Bundesregierung/dapd
Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble (kiri) dan Kanselir Jerman Angela MerkelFoto: dapd

Meskipun demikian, beberapa waktu kemudian ia menjanjikan serangkaian langkah penghematan dan reformasi. Ia juga mengundang para pemeriksa dari komisi Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) ke Roma, agar yakin bahwa Italia akan memenuhi janji-janjinya. Jadi situasinya hampir seperti Yunani? Tidak. Belum seburuk itu. "Situasi di Italia tidak sama." Begitu dikatakan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble. Sementara Menteri Keuangan Austria Maria Fekter mengatakan, "Di Italia ada perekonomian besar yang berdiri di belakangnya."

Dampak Jelas Berlusconi

Memang Italia selama 10 tahun jadi teladan. Itu juga pendapat Daniel Groß, kepala institut Pusat untuk Studi Politik Eropa (ZEPS) di Brussel. Dalam masalah investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan inovasi, juga dalam reformasi pasaran tenaga kerja, Italia mendapat nilai bagus. Bahkan kadang lebih baik daripada Jerman. Tetapi 10 tahun masa jabatan Berlusconi ternyata meninggalkan dampak jelas di Italia.

Daniel Groß menjelaskan, "Masalah utama adalah semakin buruknya kualitas aparat negara, yang berjalan perlahan tetapi terus-menerus. Jadi masalah bagaimana negara itu diperintah, undang-undang yang sering dilanggar, dan korupsi. Semua ini meningkat tanpa disadari rakyat maupun negara lain."

Italia Butuh Resep Manjur Lain

APA4601974-2 - 17072011 - WIEN - ÖSTERREICH: ZU APA-TEXT WI - Die österreichische Finanzministerin Maria Fekter am Mittwoch, 13. Juni 2011, anlässlich eines Interviews mit der Austria Presse Agentur (APA) in Wien. APA-FOTO: HERBERT NEUBAUER - 20110713_PD4206
Menteri Keuangan Austria Maria FekterFoto: picture alliance/Herbert Neubauer

Pendapat kepala tangki pemikir tersebut didasari analisa Bank Dunia. Institusi internasional itu mencatat dan membandingkan selama bertahun-tahun, bagaimana situasi korupsi di setiap negara. Juga menilai kualitas kehakiman dan apa yang dihasilkan administrasi negara dan para pegawai negeri. Menurut data Bank Dunia, posisi Italia terus merosot dalam tahun-tahun belakangan ini. Sekarang Italia bahkan berada di bawah Yunani.

Oleh sebab itu para pakar khawatir, resep manjur yang kemungkinan berhasil di Yunani atau Portugal, yaitu penghematan, reformasi dan privatisasi, tidak akan menolong Italia. Menurut Daniel Groß, pertama-tama negara itu harus sadar terlebih dahulu. "Situasi seperti saat ini tidak bisa terus berlangsung. Negara bukan hanya perlu pemerintahan baru, tetapi juga lebih baik. Lebih baik dalam arti bersih. Pemerintah harus mematuhi undang-undang, memberantas korupsi dan sebagainya. Itu tidak dapat diperintahkan dari Brussel. Melainkan harus datang dari negara itu sendiri."

Andreas Reuter / Marjory Linardy

Editor: Renata Permadi