1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Islamic State Gempur Balik Kurdi

26 Juni 2015

Milisi Islamic State lancarkan dua serangan tiba-tiba di utara Suriah pada bulan Ramadhan. Ada tudingan teroris ini menggempur kawasan Kurdi dengan melintasi perbatasan dari Turki.

https://p.dw.com/p/1Fnf5
Türkei Grenze Syrien Kobane Soldaten Kämpfe Rauch
Foto: picture-alliance/AA/H. Fidan

Islamic State yang selama beberapa minggu dalam posisi mundur, secara tiba-tiba menggempur dua kawasan Kurdi di utara Suriah, Kobane dan Daraa pada saat bulan suci Ramadhan Kamis (25/6). Kelompok "jihadis" itu dilaporkan berhasil merebut bagian kota Hasakeh di timur laut Suriah, yang sebelumnya terpecah di bawah kekuasaan kaum Kurdi dengan kelompok militan pro-rezim Assad.

Milisi ISIS yang disebut mengenakan samaran seragam tentara pemberontak Suriah dan membawa bendera "Free Syrian Army" secara tiba-tiba menyergap posisi pertahanan unit pelindung rakyat Kurdi-YPG di kota perbatasan Kobane. ISIS mula-mula meledakkan tiga bom mobil, sebelum melancarkan serangan ke kota. Puluhan orang tewas dari kedua belah pihak, demikian halnya dengan warga sipil. Lapor organisasi monitoring hak asasi di Suriah yang bermarkas di Inggris.

Organisasi hak asasi itu juga melaporkan, para "jihadis" ISIS memasuki sebuah desa Kurdi sekitar 20 km di selatan Kobane dan membunuh sedikitnya 23 warga sipil, termasuk anak-anak dan kaum perempuan. Kobane menjadi simbol penting kemenangan kaum Kurdi di Suriah dalam perang melawan IS, setelah berhasil merebut kembali kota di perbatasan Turki-Suriah itu Januari silam dengan bantuan serangan udara AS dan dukungan pasukan Peshmerga.

Tudingan ke arah Turki

Kelompok Kurdi di Kobane langsung menuding pemerintah di Ankara ikut bertanggung jawab untuk serangan Islamic State ke wilayah Kurdi itu. Laporan yang dilansir lewat internet menyebutkan, sejumlah mobil yang ditumpangi milisi ISIS melintasi kawasan perbatasan Mursitpinar dari arah Turki memasuki sasaran di kawasan Kurdi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung membantah tudingan aktivis Kurdi itu dan menyebutnya sebagai propaganda. "Kami bahkan mengutuk serangan organisasi teroris IS yang menarget warga sipil tak berdosa di Kobane", ujar Erdogan dalam sebuah pernyataan resmi. Presiden Turki itu menegaskan, tidak ada yang punya hak mengaitkan Turki dengan organisasi teroris.

Namun partai oposisi Turki yang pro-Kurdi-HDP juga menuding pejabat pemerintah Turki tidak melakukan tindakan serius untuk mencegah keluar masuknya milisi Islamic State lewat perbatasan Turki ke Suriah. "Banyak bukti menunjukkan kebebasan bergerak milisi IS melintasi perbatasan Turki", ujar wakil ketua partai demokratik rakyat Kurdi-HDP, Figan Yuksedag. Senada dengan itu sejumlah negara barat juga mengritik longgarnya pengawasan aparat Turki di perbatasan Turki ke Suriah sepanjang lebih 900 km.

as/ml (dpa,afp,rtr)