1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tolak Tawaran Obama

22 Maret 2009

Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei menolak tawaran Obama untuk memulai kembali hubungan bilateral. Alasannya, perubahan tidak benar-benar terjadi dalam politik AS.

https://p.dw.com/p/HGxc
Gambar simbol awal baru hubungan Iran-ASFoto: AP / DPA / Montage DW

Pemimpin Iran tidak memberikan reaksi jelas atas pesan yang disampaikan Presiden AS, Barack Obama. Dalam pidato tahunannya di kota Mashhad berkenaan dengan perayaan tahun baru Islam, pemimpin utama Republik Islam, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan inisiatif presiden baru AS itu bermakna ganda.

Apa Yang Sudah Berubah?

Parlamentswahlen im Iran, Oberster Führer Ayatollah Ali Khamenei
Ayatollah Ali KhameneiFoto: AP

Khamenei mengatakan, Obama mengucapkan selamat tahun baru bagi Iran, tetapi pada saat bersamaan Obama menuduh Iran mendukung terorisme dan berusaha memiliki senjata nuklir.

Khamenei menambahkan, "Anda menyerukan Iran untuk berunding dan memulai hubungan bilateral yang baru. Anda berbicara soal perubahan dalam dunia politik. Tetapi di mana sebetulnya perubahan itu? Sebenarnya apa yang sudah berubah?“

Tekanan Tidak Akan Mempengaruhi Iran

Khamenei mendapat kesan, Obama mengulurkan tangan yang terselubung beledu, tetapi di dalamnya mungkin ada kepalan tinju dari besi. Begitu ditekankan Khamenei. Oleh sebab itu, berkaitan dengan kemungkinan adanya perundingan baru, Iran tidak akan menyerah akibat tekanan dari luar. Pertama-tama kata-kata Obama sekarang ini harus diikuti dengan tindakan jelas terlebih dahulu.

Khamenei mengatakan juga, "Jika sikap bermusuhan AS terhadap rakyat Iran sudah berubah, mana buktinya? Apa kalian telah mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran? Apakah kalian telah berhenti menyalahkan dan memfitnah pimpinan politik dan rakyat Iran? Apakah kalian telah menghentikan sepenuhnya dukungan bagi rejim Zionis? Apa yang sudah berubah?“

Harus Dibuktikan Terlebih Dahulu

Irans Aussenminister Manouchehr Mottaki trifft Ali Babacan in Ankara
Menteri Luar Negeri Iran Manusher MottakiFoto: AP

Jumat lalu (20/03) Menteri Luar Negeri Iran, Manusher Mottaki memberikan pernyataan dengan hati-hati. Menurut Mottaki, memang Washington sangat ramah dengan mengambil perayaan tahun baru Persia sebagai kesempatan untuk menyampaikan pesan perdamaian, namun demikian semua aspek dalam pidato Obama harus dibuktikan terlebih dahulu. Demikian dikutip kantor berita IRNA.

Dalam salah satu pidato Barack Obama yang disiarkan radio internasional AS "Voice of America“ dan diperluas lewat internet, presiden AS itu menawarkan Iran untuk melupakan sikap saling bermusuhan.

Obama juga menawarkan untuk mengubah hubungan kedua negara yang rusak selama 30 tahun terakhir, menjadi hubungan kemitraan. Untuk itu Washington mengutamakan kejujuran dan sikap saling menghormati. Dengan demikian presiden baru AS itu menjauhkan diri dari politik AS di bawah George W. Bush.

Tuntutan Jelas

USA Wahlen Demokraten Barack Obama zu seinem Pastor
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Namun demikian Obama juga tidak menunjukkan keraguan, bahwa pemerintahnya juga punya tuntutan jelas atas Iran berkaitan dengan masalah program nuklir Iran dan dukungan bagi aktivitas teror. Obama menyatakan dalam pidatonya, "Anda juga punya pilihan. AS ingin agar Republik Islam Iran mendapat tempat dalam masyarakat internasional sesuai hukum. Anda punya hak ini, tetapi hak ini juga berkaitan dengan tanggung jawab yang nyata."

Menurut Obama, posisi ini tidak dapat diduduki dengan menggunakan teror atau senjata, melainkan melalui perundingan damai, di mana kebesaran rakyat Iran dan peradabannya akan tampak jelas. Kebesaran ini tidak ditentukan melalui penghancuran, melainkan melalui kemampuan menciptakan dan membangun. (ml)