1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Lanjutkan Riset Tenaga Nuklir

11 Januari 2006

Iran memulai kembali program penilitian atomnya. Di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), segel di berbagai instalasi riset di Iran dibuka.

https://p.dw.com/p/CJf4
Simbol: Iran dan Atom
Simbol: Iran dan AtomFoto: AP Graphics/DW

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membenarkan, segel penutup instalasi pengayaan uranium di Iran telah dibuka kembali. Demikian keterangan seorang juru bicara IAEA di Wina Selasa (10/01) kemarin.

Segel tersebut dipasang sekitar dua tahun yang lalu, menyusul pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh IAEA. Target penyegelan adalah pusat penelitian nuklir di Natan yang bermasalah. Tepatnya masalah instalasi sentrifugal. Proses pengayaan uranium tidak hanya menghasilkan listrik saja, tetapi juga dapat dipakai untuk membuat senjata nuklir. Sementara Iran menyatakan instalasi di Natan hanya digunakan untuk penelitian.

Dengan dibukanya segel di instalasi pengayaan uranium di Natan, Iran telah melanggar kesepakatannya dengan Uni Eropa. Demikian seorang juru bicara Uni Eropa. Padahal, telah diputuskan, jika Iran secara sukarela menghentikan program nuklirnya, maka Eropa akan memberikan bantuan teknik, serta keringanan dalam perdagangan. Dan dalam pertemuan terakhir, Desember lalu, bersama tiga anggota negara Uni Eropa yaitu Jerman, Prancis dan Inggris, Iran dibujuk untuk mengubah haluan politiknya. Selain itu juga ditawarkan usulan kompromi Moskow, agar Iran melakukan pengayaan uranium di Rusia. Namun, usulan ini ditolak dengan alasan, Iran tidak mau tergantung pada negara lain.

Setelah berunding selama dua tahun dengan Iran, kini Eropa kehilangan kesabarannya. Masalah dibukanya segel di instalasi pengayaan uranium di Natan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dapat membawa masalah itu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga Iran akan dijatuhi sanksi. Namun, tidaklah jelas, apakah dua pemilik hak veto, yakni Rusia dan Cina, menyetujui hukuman tersebut. Presiden baru Uni Eropa, Wolfgang Schüssel, mengetengahkan masalah ini Senin (09/01) lalu di Wina:

„Kemungkinan memberikan sanksi memang dapat saja terjadi. Tetapi, sampai sekarang keduapuluh lima negara anggota Uni Eropa selalu sepakat untuk menggunakan sanksi sebagai alternatif yang terakhir.“

Sementara itu, secara teknik IAEA siap mengawasi, bila terjadi pengayaan uranium di pusat penelitan atom di Natan. Demikian dikatakan Massimo Aparo, seorang insinyur IAEA. Ia menjelaskan:

"Bila Iran mulai dengan pengayaan uraniumnya, maka kami akan segera menginstal kamera-kamera. Disamping itu, kami juga akan memasang peralatan lainnya. Supaya kami dapat mengontrol, agar jumlah pengayaan uranium tidak melewati batas yang sudah dideklarasikan.“

Untuk membuat bom atom dibutuhkan jumlah uranium yang sangat besar. Ini pasti akan dapat dideteksi, bila Iran membuat senjata atom. Demikian menurut seorang pakar di Wina. Meskipun demikian, sikap provokatif Iran, dengan membuka segel di instalasi riset Natan, dapat menyulut reaksi keras dunia internasional.