Iran Hukum Anggota Bahai Penjara 20 Tahun
19 Agustus 2010Iman Naghashian merasa terpukul. Akuntan itu duduk di kantornya di kawasan perbankan di kota Frankfurt dan tidak dapat percaya, bahwa tujuh pimpinan Bahai di Iran dijatuhi hukuman penjara 20 tahun. "Coba bayangkan, tahanan tinggal dalam satu sel bersama beberapa orang lainnya selama bertahun-tahun. Mereka tidak mendapat apapun untuk tidur. Selimut saja tidak. Sekali dalam sepekan mereka boleh keluar ke udara terbuka, untuk satu atau dua jam.“
Pamannya, Saeid Rezaie, termasuk di antara tujuh orang itu. Mei 2008 lalu aparat keamanan menyerbu rumahnya dan membawanya bersama empat pria lainnya dan dua perempuan ke penjara Evin di Teheran. Awal tahun ini, ibu Iman Naghashian pergi ke Iran untuk mengunjungi saudaranya di penjara, walaupun keamanannya terancam. Ia bercerita, saudaranya tidak dalam keadaan baik, karena kondisi penjara di Iran tidak seperti di Eropa. Jadi kesehatannya mengkhawatirkan.
Mengurus Kepentingan Bahai
Tujuh orang yang dijatuhi hukuman penjara, mengurus kepentingan sosial dan religius lebih dari 300.000 anggota kelompok Bahai di Iran. Dalam proses pengadilan mereka didakwa melakukan "spionase untuk warga asing", juga dituduh bekerjasama dengan Israel.
Pemenang hadiah Nobel perdamaian asal Iran Shirin Ebadi menampik tuduhan tersebut, dalam wawancara dengan program radio Inggris BBC yang berbahasa Farsi. "Apakah hakim yang obyektif akan mengambil daftar tuntutan dan bertanya, mana bukti bagi tuduhan spionase bagi AS, spionase untuk Israel, dan apa yang anda lakukan yang membahayakan keamanan nasional? Ia tidak akan menemukan bukti apapun untuk itu."
Diskriminasi Kaum Bahai
Proses itu dimulai 12 Januari 2010 lalu, setelah tujuh pimpinan Bahai sudah dipenjara selama 20 bulan tanpa tuntutan apapun, dan tanpa dapat berkonsultasi dengan penasehat hukum lebih lama dari satu jam. PBB terus menuntut agar pengamat yang otonom diijinkan hadir dalam proses. Tetapi ijin tidak diberikan. Pemerintah Iran tidak memberikan jawaban. Demikian dikatakan Profesor Heiner Bielefeldt, yang baru saja diangkat sebagai petugas khusus PBB bagi kebebasan beragama.
Ia mengenal baik situasi kaum Bahai di Iran, "Itu diskriminasi, yang berkaitan dengan berbagai aspek hidup dan ibaratnya mencekik kaum Bahai. Mereka dipersulit untuk mendapat pekerjaan. Posisi tertentu di badan negara tidak boleh mereka miliki. Universitas-universitas juga diperintahkan untuk menyisihkan mahasiswa yang ketahuan anggota kelompok Bahai. Kuburan-kuburan Bahai juga sering dirusak. Kadang mereka ditangkap, bahkan hukuman mati juga dijatuhkan terhadap mereka.“
Di Iran, antara 1979 dan 1998 saja, lebih dari 200 pemeluk ajaran Bahai dibunuh karena kepercayaan mereka, ratusan lainnya ditangkap secara tidak sah.
Frank Aheimer / Marjory Linardy
Editor: Asril Ridwan