1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Telah Gagal di Irak

17 Desember 2007

Hari Minggu (16/12) militer Inggris menyerahkan tanggung jawab terhadap provinsi Basra di Irak selatan kepada angkatan bersenjata Irak. Berikut komentar Carsten Kühntopp.

https://p.dw.com/p/Ccri
Pasukan Inggris di IrakFoto: picture alliance/dpa

Bagi yang ingin menilai keberhasilan tentara Inggris di Irak selatan, hanya perlu mengetahui satu angka. Yaitu angka 40. Tahun ini 40 perempuan atau bahkan lebih, diperkirakan dibunuh oleh para penganut agama yang fanatik di Basra. Kelompok yang menamakan diri mereka sebagai penegak hukum adat istiadat berpatroli di dalam kota. Jika ada perempuan yang tidak berkerudung atau menggunakan kosmetik di jalanan, maka perempuan tersebut hidupnya berada dalam bahaya. Dulu tidak begitu. Dulu Basra terkenal oleh musik dan tarian. Kota ini juga dianggap sangat toleran dan liberal. Tapi kini, Basra berada di tangan kelompok kriminal dan milisi radikal Islam.

Tentara Inggris membiarkan hal ini terjadi. Mereka tidak pernah menjadi pelindung para warga biasa. Pengamat selalu menuduh tentara Inggris hanya mengurusi masalah keamanan pribadi dan membiarkan warga Basra jatuh ke tangan milisi. Bahkan komisi pertahanan majelis rendah di London sudah lama menganggap, bahwa situasi cukup tenang di Basra, karena milisi telah memegang kendali.

Daftar kesalahan yang dilakukan Inggris di Irak selatan cukup panjang. Kesalahan terberat mungkin adalah, selalu kekuatan pasukan terkini lah yang menentukan sasaran politik dan tidak sebaliknya. Semakin sedikit dukungan dari warga Inggris bagi misi ke Irak, semakin sederhana keterlibatan militer dan sasarannya. Usaha terakhir memecah kekuatan milisi di Basra melalui operasi besar-besaran yang dinamakan operasi Sindbad, dihentikan beberapa bulan yang lalu tanpa keberhasilan nyata. Akhirnya, tentara Inggris hanya sibuk menghindari kekalahan yang lebih besar lagi.

Hampir lima tahun, setelah Inggris mengambil alih kekuasaan di Basra, situasi terkini disana seperti berikut : Kelompok fanatik Islam mengawasi jalanan. Milisi berebut pengaruh pada semua dinas umum dan berusaha mendapatkan keuntungan dari kekayaan minyak provinsi. Pihak kepolisian tidak dianggap disana dan tidak dipercayai. Aliran listrik dan air juga kurang. Penyelundupan minyak terus meningkat dan kota ini semakin tenggelam dalam kubangan korupsi.

Inggris telah gagal di Irak. Keputusan mereka untuk semakin menarik diri dari wilayah selatan negara tersebut sudah merupakan hal yang benar. Memang, warga Basra tidak tahu bagaimana kelanjutannya dan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Namun, mereka hanya ingin melihat para tentara asing tersebut dari belakang saja. Bagaimana pun juga, dalam jajak pendapat yag dilakukan BBC, dua pertiga warga berharap situasi di provinsi ini akan membaik, setelah Inggris mengalihkan tanggung jawab keamanan disana kepada angkatan bersenjata Irak.