1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAmerika Serikat

Inflasi AS Tembus Level Tertinggi dalam Empat Dekade

13 Januari 2022

Angka inflasi AS tembus kisaran 7 persen pada tahun 2021. Konsumen AS mengalami kenaikan harga tertinggi sejak empat dekade. Pemerintah mulai cabut stimulus ekonomi terkait pandemi.

https://p.dw.com/p/45Sdc
Inflasi di AS tembus level 7%, konsumen harus merogoh kocek lebih dalam
Inflasi di AS tembus level 7%, konsumen harus merogoh kocek lebih dalam, karena harga melonjak ke tingkat tertinggi sejak empat dekade.Foto: Ralph Goldmann/picture alliance

Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu, (12/01) melaporkankan, tingkat Inflasi di Amerika Serikat tembus level 7 persen pada Desember 2021. Ini angka inflasi tertinggi sejak 4 dekade terakhir.

Hanya harga energi dan harga BBM yang turun pada bulan November 2021, tapi tingkat inflasi di AS pada bulan itu berada di kisaran 5,5 persen, yang juga level kenaikan tertinggi sejak 1990.

Tekanan datang dari partai Republik, yang menuding Presiden AS, Joe Biden bertanggung jawab untuk kenaikan inflasi tertinggi ini. Padahal semua juga mengetahui, masalahnya tidak sederhana. Pandemi corona terbukti telah memengaruhi kinerja ekonomi secara global.

Pada Rabu, (12/01) Biden mengatakan, pemerintahannya memiliki "lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan kenaikan harga yang masih terlalu tinggi.”

Federal Reserve khawatir 

Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS menyatakan khawatir dengan tingkat inflasi yang tinggi, karena warga di Amerika Serikat setiap hari harus menghadapi kenaikan harga, mulai dari pembelian kebutuhan pokok hingga hal-hal lainnya.

Biaya sewa mobil, energi dan perumahan meningkat karena inflasi. Jajak pendapat terbaru menunjukan, kekhawatiran akan inflasi menggantikan kekhawatiran terkait pandemi.

Menurut statistik Departemen Tenaga Kerja, harga sewa rumah naik 4,1 persen pada 2021 dan harga bahan makanan melonjak 6,3 persen, sementara harga mobil bekas naik 37,3 persen.

Federal Reserve juga mulai mencabut stmimulus yang diberikan untuk mendukung ekonomi selama pandemi. Angka inflasi global melesat naik pada tahun lalu, terutama akibat naiknya harga energi dan terputusnya rantai pasokan sebagai dampak pandemi Covid.

Turunkan inflasi jadi prioritas

"Tingkat inflasi di AS terlalu tinggi, sehinggan Federal Reserve memprioritaskan penuruannya", ujar Lael Brainard salah satu anggota dewan gubernur Bank Sentral AS. Selain mulai memangkas stimulus ekenomi, bank sentral juga merencanakan menaikkan suku bunga.

"Politik moneter kami berfokus pada mengembalikan tingkat inflasi di kisaran 2 persen, sambil tetap mempertahankan laju pemulihan ekonomi buat semua warga", tegas Brainard. Ekonomi telah menunjukan perbaikan siginifikan, namun pandemi tetap menjadi tantangan. 

Walaupun pasaran kerja di AS menunjukan pemulihan kuat, upah dan gaji juga naik sekitar 4,2 persen, namun akibat inflasi tinggi, tabungan warga terkuras akibat naiknya harga kebutuhan pokok, BBM dan sewa rumah.  

rw/as (AFP, AP)