1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaIndonesia

Emas Epik di Ujung SEA Games

Hardimen Koto
Hardimen Koto
16 Mei 2023

Beraksi enam kali dalam interval 17 hari, tak terkalahkan, memborong 21 gol, Indonesia merebut emas cabang olahraga sepak bola SEA Games ke-32 setelah menanti 32 tahun.

https://p.dw.com/p/4RSX6
Muhammad Ramadhan Sananta dan Ananda Raehan Alief (ki-ka) merayakan kemenangan usai pertandingan
Muhammad Ramadhan Sananta dan Ananda Raehan Alief (ki-ka) merayakan kemenangan usai pertandinganFoto: Chalinee Thirasupa/REUTERS

Laga Indonesia vs Thailand Selasa (16/05) malam di Olympic Stadium, Phnom Penh, seperti memainkan final yang gila. Seru, tegang, mengacak perasaan.

Duel dua tim hebat di area Asia Tenggara itu berlangsung maraton, 120 menit plus hampir dengan 15 menit additional time.

Tak cuma itu: tujuh gol lahir dengan semua punya cerita masing-masing. Cukup? Belum.

Ada lagi drama kartu merah: satu untuk Indonesia, tiga untuk Thailand. Total ada tujuh. Kok? Iya, tiga kartu merah lain diedarkan wasit Qasim Matar Ali Al-Hatmi (Oman): satu untuk ofisial Indonesia dan dua untuk ofisial Thailand.

Itu nukilan betapa panasnya duel final Indonesia vs Thailand di pentas SEA Games ke-32 dengan 36 cabang yang diikuti hampir 6500 atlet dari 11 negara itu.

Dan Indonesia mendapatkan emas sepak bola itu dengan epik, menjadi medali buah bibir saat kontingen Merah Putih juga sukses melewati target Presiden Joko Widodo, lebih dari 70 emas.

Kisah epik medali emas di penghujung SEA Games

Cerita Selasa malam di Olympic Stadium itu, sekali lagi, memang epik. Indonesia masuk lapangan dengan percaya diri tinggi, belum terkalahkan: menyikat Filipina, Myanmar, Timor Leste dan Kamboja. Di semifinal, juara bertahan Vietnam juga diredam, 3-2 meski harus kehilangan bek sayap klub Tokyo Verdy, Pratama Arhan.

Dua gol hebat datang dari Ramadhan Sananta, anak ajaib dari Lingga, Kepulauan Riau yang baru saja bawa PSM Makassar juara Liga 1.

Laga sengit antara Indonesia vs Thailand, Irfan Jauhari (kiri) berebut bola dengan Apisit Saenseekhammuan
Laga sengit antara Indonesia vs Thailand, Irfan Jauhari (kiri) berebut bola dengan Apisit SaenseekhammuanFoto: Chalinee Thirasupa/REUTERS

Gol pertama Sananta menit 21 lewat sundulan hebatnya, datang dari umpan Alfeandra Dewangga yang dahsyat via long throw-in.

Gol kedua juga hebat, menit 45+5 lewat umpan satu sentuhan Rizky Ridho dan Sananta dengan cerdas menyontek bola.

Drama kartu merah Indonesia vs Thailand

Thailand menyamakan via Anan Yodsangwal (65') dan Yotsakorn Burapha (90+8'), gol yang melahirkan kerusuhan di technical-area Indonesia dan menyebabkan Komang Teguh dan kiper Thailand, Soponwit Rakyart, dikartu merah. Plus tiga kartu merah lain untuk ofisial.

Para pemain Timnas Indonesia merayakan kemenangannya di atas podium setelah mendapatkan medali emas pada cabang olahraga sepak bola SEA Games ke-32
Para pemain Timnas Indonesia merayakan kemenangannya di atas podium setelah mendapatkan medali emas pada cabang olahraga sepak bola SEA Games ke-32Foto: Chalinee Thirasupa/REUTERS

Skor 2-2 berlanjut ke extra time: 10 pemain vs 10 pemain. Irfan, menit 91 bikin gol via chop cerdasnya.

Menit ke-101, bek Thailand Jonathan Khemdee menyusul dikartu merah karena pelanggaran terhadap Ilham Rio Fahmi.

Thailand makin tak berdaya, kehilangan Teerasak, menjadikan mereka hanya dengan delapan pemain dan Indonesia menambah gol melalui Fajar Fathur Rahman (107'), dan Beckham Putra (120') untuk memastikan emas.

Itulah emas epik, emas di ujung SEA Games Kamboja, emas Erick Thohir sejak memimpin PSSI tiga bulan lalu.

Hardimen Koto: pengamat, analis dan komentator sepak bola

*tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis.

Hardimen Koto
Hardimen Koto Jurnalis dengan passion hebat untuk dunia olahraga.