1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indo - Sari Pers Serangan teror di Irak ; Pemilihan presiden di AS

12 Februari 2004
https://p.dw.com/p/CPSs
Kamis pagi kembali terajdi serangan teror terhadap pasukan AS di Baghdad. Dua tentara AS tewas, sementara pemancar TV Al Jasira melaporkan tentang serangan lain di dekat kota Ramadi , yang menewaskan dua petugas polisi Irak. Dalam Sari Pers DW akan dikomentari tentang serangan teror di Irak, selain itu mengenai pemilihan pendahuluan di AS.

Serangan teror terbaru di Irak oleh harian Jerman General- Anzeiger dikomentari sbb:
Bagi pihak-pihak yang bersembunyi di balik serangan itu, aksi teror punya makna ganda. Di satu pihak aksi tsb secara militer mudah dilaksanakan, dan mengenai bagian paling peka dari pasukan. Namun bahayanya, para pelakunya dapat dimusuhi oleh masyarakatnya sendiri, dan dengan demikian dijauhi oleh basis pengikutnya. Sebab ratusan korban tewas di kalangan warganya sendiri bukanlah tindakan untuk membina kepercayaan di rakyatnya sendiri.

Sementara bagi harian Frankenpost yang terbit di kota Hof, sudah jelas siapa pelakunya:
Kabut yang meliputi para dalangnya semakin terungkap. Semakin jelas, jariangan teror Al Qaida bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan di Irak yang tidak mau menerima berakhirnya era Saddam Hussein. Tujuannya juga jelas, yakni memicu perang saudara.

Sementara harian Westfälische Nachrichten dalam komentarnya menyarankan ...

... agar AS kini harus mendukung pihak-pihak yang berkepala dingin, dan secepat mungkin menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Irak sendiri. Hanya dengan cara itu para pelaku teror akan kehilangan para pendukungnya. Sebab upaya Washington untuk mengirim pasukan Nato ke Irak, menempatkan pasukan Nato di negara yang terancam perang saudara , sebagai penyangga antara dua front, merupakan risiko yang tidak dapat dikalkulasikan. Keadaan pasca perang di Irak tidak dapat diatasi dengan tindakan militer.

Sementara harian Spanyol El Mundo menulis:
Serangan teror terbaru di Irak membongkar kedok propaganda. Selama ini kita dibohongi, bahwa dengan penangkapan mantan diktator Saddam Hussein perlawanan di Irak dengan sendirinya akan berkurang. Itu tidak benar. Sebaliknya Presiden Bush rupanya tidak mampu menarik konsekuensi dari perang Irak. Presiden AS membawa Irak ke dalam kemelut. Satu-satunya jalan keluar, membangun Republik Islam di bawah pimpinan kaum Shiah. Tetapi itu justru kebalikan dari apa yang ingin dicapai oleh AS dan para sekutunya.

Tema berikut: Pemilihan pendahuluan di AS. Kandidat pemilihan presiden dari Partai Demokrat John Kerry menang besar ,dan memperkuat posisinya sebagai penantang terkuat Presiden George Bush.

Harian Jerman Süddeutsche Zeitung memperingatkan: Kubu kiri hendaknya jangan melupakan, juga seorang John Kerry bukanlah nabi yang dapat memberikan kepada AS semacam demokrasi sosialis. Bahkan bagi penilaian Eropa, Kerry lebih merupakan seorang tokoh kanan. Dan itulah alasan sebenarnya, mengapa mayoritas rakyat AS dapat memilihnya. Namun seperti dalam duel antara George Bush senior dan Bill Clinton tahun 1992, seorang penjabat presiden hanya dapat dikalahkan , bila ia sendiri membahayakan posisinya.

Dan akhirnya komentar harian Jerman Badische Neueste Nachrichten: Meskipun belum ada keputusan definitif mengenai nominasi John Kerry, sekarang pun sudah ada berita baik bagi kaum Demokrat. Lapisan bawah punya motivasi tinggi dan bertekad untuk tidak lagi memilih Bush untuk masa jabatan kedua. Rupanya Partai Demokrat dengan John Kerry menemukan kandidat yang cocok untuk situasi AS pasca serangan 11 September.