1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India dan Uni Eropa Saling Pikat

29 September 2008

India berkembang dinamis, baik di bidang politik maupun perekonomian. Dengan pencapaiannya, India menjadi mitra kerja Uni Eropa yang dapat diandalkan. Pertemuan Uni Eropa – India digelar Senin ini di Marseille, Prancis.

https://p.dw.com/p/FR6h
PM India Manmohan Singh di pertemuan Uni Eropa-India di Marseille, Prancis
PM India Manmohan Singh di pertemuan Uni Eropa-India di Marseille, PrancisFoto: AP

Pamor India berada di atas daun dalam kancah politik dunia. Berbagai kekuatan internasional berusaha mendekatinya. Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy bahkan dengan berapi-api mendukung perluasan keanggotaan Dewan Keamanan PBB, dengan India sebagai salah satu negara yang diperhitungkan untuk duduk di dalamnya.

Dengan Amerika Serikat, negara di selatan Asia itu juga telah menyetujui kesepakatan perjanjian nuklir. Dengan itu India berkewajiban memisahkan antara militernya dengan program atom. Sebagai balasan, India mendapatkan pengembangan teknik dan suplai bahan bakar nuklir. Amerika akan memperjuangakan, agar India juga dapat terlibat dalam pengembangan teknik nuklir negara-negara lain. India tidak menandatangani perjanjian non proliferasi atau perjanjian pembatasan kepemilikan senjata nuklir. Namun dengan kerjasama AS – India ini, maka AS tak langsung mengakui India memiliki kekuatan. AS juga mengakhiri boikot terhadap India di sektor nuklir. Sebelumnya lebih dari 30 tahun AS memboikot India, setelah tahun 1974 negara itu melakukan uji coba nuklir. Kerjasama AS- India di sektor nuklir kini merupakan pertanda yang jelas bagi Eropa, demikian diungkapkan oleh Salma Bava dari Universitas Jawahar Lal Nehru, Delhi: „Ini merupakan sinyal bagi politik internasional, bahwa Amerika Serikat, yang dianggap sebagai negara adi daya dalam pandangan politik dunia dan sejak dulu memiliki posisi kuat di panggung internasional, kini membangun hubungan dengan India. Dan juga di Eropa, yang tentunya juga memiliki pengaruh, mereka melihat cahaya baru di India, yang sekian lama tak dipandang sebagai negara yang berkembang perekonomiannya. Kini India dipandang sebagai negara yang setara.“

Sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, India merupakan mitra kerja Uni Eropa yang dapat diandalkan, lebih ketimbang Pakistan dan Afghanistan yang merupakan wilayah krisis.

Namun India tak hanya melirik Eropa. Semenjak mantan Perdana Menteri India Narasimha Rao memperkenalkan kebijakan „Memandang ke Timur“ di tahun 1990-an, negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN dan tak ketinggalan China, bagi India juga menarik. Demikian tambah Salam Bava:„Jika kini kita melihat politik luar negeri India, maka terlihat bahwa India kini berusaha mengubah politik negaranya, supaya dapat lebih banyak dapat menjalin hubungan dengan negara lain. Hal ini amat menguntungkan bagi perekonomian. Namun juga bagi kepentingan politik sendiri sangat penting. Uni Eropa merupakan mitra kerja terbesar bagi India, untuk itu bagi India sangat penting. Tapi semenjak India memformulasikan kebijakan “Look East Policy“, maka ASEAN juga tak dipandang sebelah mata, sebab bukan hanya karena faktor perekonomian memainkan peranan penting, tetapi juga karena ASEAN secara budaya cukup dekat dengan India. Negara-negara Asia ini biar bagaimanapun saling terkait satu sama lain.“

Pemanasan global, krisis keuangan dunia, dan keamanan dunia merupakan tema penting dari agenda pertemuan Uni Eropa dan India di Perancis.(ap)