1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India dan Pakistan Tegang

9 Januari 2013

India memanggil utusan Pakistan di New Delhi pada Rabu (9/1) sebagai protes atas pembunuhan atas dua prajurit dalam bentrok di perbatasan kedua negara. Konflik dua negara tetangga itu dikhawatirkan meluas.

https://p.dw.com/p/17GWm
Foto: dapd

Dua tentara India tewas setelah baku tembak meletus di wilayah sengketa Kashmir pada hari Selasa (8/1) saat patroli dan menemukan tentara Pakistan yang bersembunyi sekitar 500 meter di dalam teritori India, demikian keterangan versi militer India.

Bersamaan dengan seruan India bagi dilakukannya sebuah penyelidikan dari Pakistan, seorang pejabat militer di Islamabad membantah pasukannya terlibat dalam serangan apapun. Sebaliknya menuduh India sedang menjalankan propaganda untuk mengalihkan perhatian dari serangan maut pada hari Minggu sebelumnya.

Dubes Pakistan Dipanggil

Menteri Luar Negeri India Salman Khurshid mengatakan bahwa mereka telah “bicara dengan istilah yang sangat keras“ dengan Duta Besar Pakistan di New Delhi Salman Bashir, dan menyampaikan peringatan bahwa jika bertindak lebih jauh maka itu akan mengobarkan ketegangan.

“Apapun yang telah terjadi, jangan sampai meluas. Kami tidak bisa dan harus tidak membiarkan meluasnya peristiwa yang sangat tidak sehat yang telah terjadi,” kata Khurshid kepada wartawan dalam konferensi pers.

Pemerintah India mengatakan bahwa tubuh salah satu prajurit “dimutilasi dengan parah”, sementara koran dan sebuah sumber militer mengindikasikan bahwa korban tewas itu dipenggal.

Dipenggal

Tubuh kedua tentara itu telah dibawa ke sebuah rumah sakit di utara India di mana pemeriksaan akhir akan memastikan penyebab kematian, demikian Juru Bicara Militer Rajesh Kalia.

“Tindakan militer Pakistan sangat provokatif. Cara mereka memperlakukan mayat tentara, prajurit India itu, tidak manusiawi,“ kata Menteri Pertahanan A.K. Antony.

Sebelumnya, militer Pakistan menuduh tentara India menyerang sebuah pos perbatasan pada hari Minggu, membunuh seorang prajurit Pakistan dan melukai beberapa orang lainnya.

Sumber militer India meyakini bahwa serangan terakhir Pakistan itu adalah aksi balas dendam, namun seorang pejabat militer Pakistan menolak tuduhan bahwa tentaranya menyeberangi perbatasan dan menembaki serta membunuh prajurit India.

Dia menambahkan: ”Pemerintah India telah diberi informasi bahwa Pakistan telah melakukan verifikasi lapangan, memeriksa dan tidak menemukan bukti terjadinya apa yang dituduhkan itu.”

Khurshid meyakini bahwa serangan itu didesain untuk “menggagalkan” proses perdamaian yang sudah rapuh antara dua negara tetangga yang memiliki nuklir itu dan telah berperang sejak kemerdekaan tahun 1947.

Pasang Surut Diplomatik

Hubungan antara para pemimpin politik kedua negara pelan-pelan membaik pasca serangan teroris tahun 2008 di Mumbai, di mana India menyalahkan kelompok militan yang berbasis di Pakistan sebagai otak serangan.

Sejumlah langkah seperti pembukaan perdagangan dan kemudahan visa menjadi isi pembicaraan tingkat tinggi dari baru-baru ini.

Para pengamat mengatakan bahwa pembekuan dialog tingkat tinggi akan menjadi salah satu opsi yang akan diambil pemerintah India.

”Tindakan minimum yang bisa dilakukan India adalah dengan memanggil Duta Besar Pakistan,“ kata bekas Menteri Luar Negeri India Lalit Mansingh.

“Dialog yang bersifat fungsional seperti negosiasi perdagangan dan hal-hal lain harus berlanjut, karena itu adalah bagian dari kepentingan India, namun kami harus menangguhkan dialog tingkat tinggi… sampai kami mendapatkan respon yang memuaskan dari Pakistan.

Media Kobarkan Perang

Berita-berita utama surat kabar memicu ketegangan. Mail Today mengecam “Tentara Pembantai Pak” sementara Hindustan Times melaporkan leher tentara kedua tergorok.

Bentrokan itu terjadi di sektor Mendhar, 173 kilometer dari kota Jammu.

Sumber militer mengatakan bahwa terjadi saling tembak lanjutan di sepanjang perbatasan pada Selasa malam, namun tidak menimbulkan kerusakan dan wilayah itu dilaporkan kembali tenang pada hari Rabu.

“Garis perbatasan dalam keadaan stabil,“ kata Brigadir Janderal S. Sangha, salah satu pejabat militer paling senior di Kashmir.

Sebuah gencatan senjata diberlakukan sejak 2003 di sepanjang garis kontrol di Kashmir yang memisahkan kedua negara, namun secara berkala kedua belah pihak melakukan pelanggaran.

Kashmir yang berpenduduk mayoritas muslim terletak di wilayah Himalaya yang diklaim sebagai bagian dari teritori baik oleh India maupun Pakistan. Sengketa itu telah menjadi penyebab dua dari tiga perang, diantara kedua negara sejak merdeka dari Inggris tahun 1947.

ab/ek (AFP/ AP/DPA)