1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PerdaganganIndia

India - blok EFTA Sepakati Perjanjian Dagang $100 miliar

11 Maret 2024

Setelah negosiasi 15 tahun, India dan blok EFTA sepakati perjanjian dagang senilai $100 miliar. EFTA terdiri dari Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

https://p.dw.com/p/4dNNr
PM Narendra Modi pada pembukaan pameran tekstil terbesar sedunia, Bharat Tex 2024
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan perjanjian tersebut "melambangkan komitmen bersama kita terhadap perdagangan yang terbuka, adil dan setara."Foto: ANI Photo/Hindustan Times/Sipa USA/picture alliance

India dan empat negara anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) pada hari Minggu (10/03) menandatangani pakta ekonomi senilai lebih dari $100 miliar (kurang lebih setara Rp1,5 kuadriliun).

EFTA terdiri dari Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein, dan tidak ada satu pun yang tergabung dalam Uni Eropa.

Sebelum bisa berlaku efektif, perjanjian tersebut harus diratifikasi oleh kelima negara. Swiss berencana melakukannya pada 2025.

"Perjanjian penting antara India dan EFTA dirancang untuk memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, seperti rantai pasokan yang lebih terintegrasi dan lebih tangguh, peluang baru bagi dunia usaha dan individu di kedua belah pihak yang mengarah pada peningkatan arus perdagangan dan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi," menurut perwakilan EFTA.

Apa yang disepakati oleh India-EFTA?

Berdasarkan kesepakatan tersebut, India akan menghapus sebagian besar tarif impor produk industri dari negara-negara EFTA dengan imbalan investasi sebesar $100 miliar selama 15 tahun, kata Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal.

Perjanjian tersebut ditandatangani setelah 21 putaran negosiasi selama 15 tahun.

Perjanjian tersebut mencakup perdagangan barang dan jasa, promosi dan kerja sama investasi, kekayaan intelektual, pengadaan pemerintah, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, serta penyelesaian perselisihan bisnis. Perjanjian ini juga akan memberikan peluang bagi eksportir India untuk mengakses pasar Eropa dan global, kata Goyal dalam sebuah pernyataan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Perjanjian tersebut ditandatangani di New Delhi oleh Goyal, Menteri Luar Negeri Swiss Guy Parmelin, Menteri Luar Negeri Islandia Bjarni Benediktsson, Menteri Luar Negeri Liechtenstein Dominique Hasler, dan Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia Jan Christian Vestre.

Parmelin, berbicara atas nama negara-negara anggota EFTA, mengatakan bahwa "Negara-negara EFTA memperoleh akses pasar terhadap pasar dengan pertumbuhan besar. Perusahaan-perusahaan kami berusaha mendiversifikasi rantai pasokan mereka sekaligus menjadikannya lebih tangguh. India, sebagai imbalannya, akan menarik lebih banyak investasi asing dari negara-negara EFTA, yang pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan lapangan kerja yang baik."

"Ini adalah perjanjian perdagangan modern, adil, dan saling menguntungkan bagi kelima negara," kata Goyal.

Pemerintah Swiss mengatakan bahwa New Delhi akan mencabut atau menghapus sebagian bea masuk atas 95,3% impor produk industri dari Swiss. Penghapusan ini dijadwalkan segera dilakukan atau seiring berjalannya waktu.

Sementara dalam pernyataan terpisah, Oslo mengatakan pihaknya telah mencapai pajak impor hampir nol untuk sebagian besar barang dari Norwegia. 

"Perusahaan-perusahaan Norwegia yang mengekspor ke India saat ini membayar pajak impor yang tinggi hingga 40% untuk barang-barang tertentu," kata Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia Jan Christian Vestre.

"Dengan kesepakatan baru ini, kami berhasil mengamankan nol pajak impor untuk hampir setiap barang (dari) Norwegia," katanya.

Bertepatan dengan kampanye Modi

Kesepakatan ini diumumkan bertepatan dengan saat Perdana Menteri India Narendra Modi berkampanye untuk kembali menjadi perdana menteri dalam pemilihan umum pada bulan Mei.

Kampanyenya menekankan pertumbuhan PDB yang tinggi selama kuartal terakhir dan rencana pemerintahnya untuk mengubah India menjadi negara maju.

Modi menargetkan mencapai ekspor tahunan sebesar $1 triliun pada tahun 2030. Dalam beberapa tahun terakhir, India juga telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Australia dan Uni Emirat Arab.

India adalah mitra dagang terbesar kelima blok EFTA setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, dan Cina. Kementerian Perdagangan New Delhi memperkirakan nilai perdagangan dua arah dengan blok EFTA mencapai $25 miliar pada 2023.

ae/ (Reuters, AP, AFP)