1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

IMF Terbitkan Laporan World Economic Outlook 2009

9 Oktober 2008

Krisis keuangan melanda secara global. Meski begitu, Dana Monter Internasional, IMF, memuat prediksi pertumbuhan tiga persen secara global. Hanya di Eropa akan terjadi pertumbuhan nol persen.

https://p.dw.com/p/FWzr

Meski awan kelabu krisis ekonomi mengancam, Dana Monter Internasional, IMF, tidak gamblang menyatakan bahwa akan terjadi resesi global. IMF hanya memprediksi, bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat. Persisnya negara-negara ambang industri, seperti Cina, India, Rusia dan sebagian Afrika akan sedikit terhambat pertumbuhannya. Namun hal itu cukup untuk menjamin bahwa ekonomi dunia tidak seluruhnya runtuh, dan bahkan menunjukan pertumbuhan global sebesar 3%.

Menurut IMF, Cina misalnya akan mengalami penurunan dari pertumbuhan hampir 12% pada tahun 2008 menjadi sedikit lebih dari 9% di tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi India juga bisa melemah dari sekitar 9% menjadi hampir 7%, sedangkan di Rusia dari 8% diperkirakan akan merosot jadi 5,5%. Bahkan Afrika juga diperkirakan akan bisa mengatasi krisis ekonomi saat ini secara baik. Begitu prediksi IMF.

Para pakar IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Afrika hanya akan menurun sekitar 0,3%. Ketangguhan Afrika ini adalah karena pada dasarnya Afrika belum terintegrasi sepenuhnya dalam ekonomi dunia. Sementara Cina dan India bisa mengatasinya karena memiliki cadangan devisa yang besar. Selain itu, perdagangan dalam negeri mereka cukup kuat.

IMF melandaskan prediksinya pada kenyataan bahwa Eropa kini menghadapi krisis di sektor perbankan dan keuangan yang berawal di Amerika Serikat. Apabila di negara-negara ambang industri pertumbuhan ekonomi akan melamban, maka negara-negara maju, khususnya di Eropa akan mengalami stagnasi atau bahkan resesi. Jörg Decressin dari IMF mengatakan bahwa Jerman akan mengalami stagnasi: “Kami melihat penurunan yang jelas di Jerman yang pertumbuhan ekonominya akan pada nol persen atau sekitar itu.“

Menerangkannya lebih jauh Decressin menyebutkan bahwa Jerman memang tidak ikut mengalami booming dalam bisnis properti, namun ekspornya tinggi: “Apabila pertumbuhan ekonomi dunia melemah, maka dengan sendirinya ekspor Jerman akan berkurang. Itulah alasan mengapa kami memprediksi nol persen pertumbuhan bagi Jerman.”

Angin harapan bagi Jerman datangnya dari Timur dan Selatan, yakni dari negara-negara berkembang dan Rusia. Jerman memiliki produk yang dicari oleh negara2 itu. Karenanya diperkirakan, bahwa suatu saat Jerman juga akan merasakan sepoinya angin, dan akhirnya mungkin bisa mengalami pertumbuhan ekonomi sampai 2%.

Meski begitu pertumbuhan Jerman ini diperkirakan baru bisa terjadi mulai pertengahan tahun depan. Saat ini, seandainya Jerman bisa mencapai pertumbuhan 0%, maka itu sudah merupakan hal yang positif, karena situasi sebenarnya jauh lebih sulit daripada landasan yang digunakan IMF itu. (ek)